Chap 5 : Harus Bagaimana?

16 5 3
                                    


Sepulang sekolah Marsya membuka lokernya yang penuh dengan cokelat dan hadiah-hadiah, Marsya tak tertarik dia benar-benar tak tertarik. Marsya mengambil sebuah plastik besar dari tas nya memasukkan semua isinya untuk dibawa ke ruang OSIS padahal dia baru saja dari sana. Memang seharusnya dia mendengar kata-kata Keyl untuk pergi ke ruang loker dulu sebelum ke ruang OSIS.


Lihat kan dia sekarang jadi menyesal.


Marsya menghembuskan nafas lelah padahal niatnya hari ini dia ingin bersemangat tapi ia tak bisa ketika melihat dengan mata dan kepalanya sendiri bagaimana Ares membagikan hadiah-hadiah itu pada teman-temannya. Marsya menutup lokernya matanya bisa menangkap sosok Ares yang juga sedang membersihkan lokernya dari hadiah-hadiah itu. Marsya terpaku jadi terdiam menatap Ares yang memang lokernya berada satu loker di samping Marsya.


'Ganteng banget, gimana gue gak naksir coba?' batinnya.


Merasa diperhatikan laki-laki itu menoleh kecil, "Eh Sya, mau balik ke ruang OSIS ya? Mau bareng?" kata Ares dengan senyuman terlukis di wajahnya, tangan kanannya juga memegang kantung plastik besar berisi hadiah-hadiah. Fyi, kantung itu mereka dapatkan dari Jisu di ruang OSIS tadi.


Marsya tertegun dengan terpaksa memasang senyum di wajahnya, "Iya, boleh" katanya jadi menunggu Ares selesai membersihkan lokernya.


"Kenapa lo? murung banget dari tadi pagi" kata Ares sambil berpikir untuk mengunci lokernya saja mulai besok.


Marsya tertegun merasa senang karena diperhatikan tapi dia ingat kata Keyl, semua anak OSIS akan seperti itu pada masing-masing. Jadi dia memendam dalam hatinya terus berkata pada diri sendiri untuk tidak terlalu senang tapi sepertinya sia-sia karena senyumnya tertarik perlahan memandang Ares sedikit berbinar.


"Bukan apa-apa, lagi gak mood aja" katanya jadi berjalan beriringan dengan Ares.


"Brandon lagi? Lo tuh kurang-kurangin berdebat" kata Ares jadi mengomel kecil tak melihat Marsya yang mendelik sebal kenapa sih kalau Marsya murung pasti nanyainnya Brandon?


"Eh iya, cokelat dari lo enak, makasih" kata Ares berhenti sebentar sambil membuka pintu, membiarkan Marsya keluar dari sana berdiri terpaku sambil menunggu Ares menunutup pintu.


"Lo tau?" tanya Marsya sedikit kaget.


"Lah? Lo yang nulis nama di kertas" kata Ares jadi ikut kaget, "Tadi hampir dimakan Juna tapi pas gue liat kertasnya ada nama lo, gue ambil lagi deh" jelas Ares kembali berjalan keluar menuju gedung kedua beriringan dengan Marsya yang jadi tersipu dibuatnya.


"Enak gak?" tanya Marsya antusias.


"Enak, lo bikin sendiri?" tanyanya mengambil alih kantung plastik Marsya karena kelihatannya berat. Marsya mengangguk membenarkan. "Tapi rasanya mirip kayak cokelat Keyl" kata Ares melanjutkan.


Marsya tertegun, "Key ngasih lo cokelat juga?" tanya Marsya.


Der FeindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang