Ada yang masih nungguin kah?
Aku gak tahu apakah cerita ini masih ada yang baca apa ngga but i'm ok karena tujuan aku bikin cerita dan di publish bukan untuk jadi terkenal dan sebagainya. Aku cuma berharap cerita aku bisa menghibur ya walau aku sadar aku bukan orang yang bisa ngelawak.
Aku agak sadar ketika baca kalau cerita ini rada membosankan karena endingnya udah ketauan :( so sad.... harusnya dari awal aku perbaiki dahulu sebelum di publish. But, jujur ini udah ke delapan kalinya aku mengubah alur cerita der feind. And accidentally aku berakhir di tempat yang sama....
Karakter Marsya dan Brandon emang sepasif itu mereka sama-sama suka berada di zona nyaman. Kayak yang kalian baca Marsya sama sekali gak ambil langkah buat deketin Ares walau dia suka banget-banget sama cowo itu. Brandon juga begitu selama bertahun-tahun temenan sama Joanne.
Aku tetep lanjutin ceritanya supaya cerita lain juga bisa di publish mulai dari cerita Tzuyu, Jasmine, Keyl, Male, Guanlin, Kai dan bahkan Ares.
*****
"I can feel my heart pounding when I'm with you but I'm still too scared to admit it"
-Brandon
Pintu ditutup, Brandon keluar setelah selesai membersihkan dirinya merebahkan tubuhnya di kasur dengan ponsel yang terangkat sejajar dengan wajahnya. Berbagai chat masuk ke dalam ponselnya tersenyum samar membaca pesan dari Marsya yang mengomel karena mereka lupa tujuan awal mereka datang ke sana ada juga yang mengatakan rasa terima kasihnya walau lebih banyak mengomelnya.
Brandon menerawang, mengingat kembali apa yang disampaikan Joanne padanya tadi siang saat istirahat kedua di rumah kaca milik sekolah. Tempat berbagai tanaman dan bunga tumbuh indah di sana. Tempat yang dijadikan spot foto wajib bagi seluruh siswa Loyal Star.
"Brandon, gue mau jalan sama Ares pulang sekolah nanti" pekik gadis berambut pendek itu antusias. Brandon tersenyum kecil dengan satu tangan yang ia masukkan kantung celana.
"Ngapain?" tanya Brandon.
"Waktu itu hadiah yang dari gue dipake Dewa, gue keceplosan bilang ke dia terus dia ngajak ke carnaval YouB ituloh" kata Joanne menjelaskan. Brandon hanya diam tak menjawab atau pun memberikan reaksi. Tugasnya hanya menemani kebahagian gadis di depannya ini.
Brandon menarik sebelah bibirnya ia yakin itu hanya akal-akalan Ares saja. Brandon merasa laki-laki itu juga memendam rasa yang sama dengan Joanne, teman SMP nya. Anehnya Brandon sama sekali tak merasa patah hati saat Joanne mengatakannya. Ia jadi ingat beberapa hari lalu juga Joanne menghampirinya sambil menangis normalnya Brandon akan ikut merasa sesak tapi aneh kali ini ia tidak merasakan itu.
Bahkan perasaan sesak yang Brandon rasakan tiap kali ada yang menanyakan Joanne padanya pun sudah berhenti. Tapi sejak kapan? Brandon mengambil ponselnya dari atas nakas mengetikkan satu nama lalu memberikan pesan di sana.
Brandon : Sayang
Brandon : Aku rindu
KAMU SEDANG MEMBACA
Der Feind
Roman pour AdolescentsDer Feind dalam bahasa Indonesia artinya musuh Kata orang hubungan keduanya bagai Korea Selatan dan Korea Utara tapi bagaimana jika ada orang yang percaya kalau mereka hanya remaja yang berselisih lalu bersatu seperti Jerman Barat dan Jerman Timur...