Chap 9 : Persekutuan

13 5 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tekan bintang di bawah dan tinggalkan komentar......

Kalau Brandon sudah berbicara ayo kita lakukan :)))

Jadi guys dia lagi comeback, ada yang udah denger lagunya? uwuuu


Aaah iya aku mau bilang ini di chapter sebelumnya tapi lupa..... MINAL AIDIN WAL FAIDZIN Keluarga ciwi's <3 mohon maaf jika ada salah kata dan perbuatan yang aku lakukan :')

Maaf belum bisa memberikan cerita yang bagus buat kalian yang membaca cerita ini :'(

Mari berusaha keras supaya ke depannya aku bisa memberikan karya yang lebih baik <3 Johayoooooo cingudeul <3


******



Marsya berjalan di koridor memegang berkas-berkas dari ekskul cheers yang memang diminta Jasson beberapa hari lalu. Setelah kemarin beristirahat dia jadi lebih baik, Marsya berdiri di depan pintu mengecek sekali lagi apa semua data yang diminta sudah ada.

Merasa ada yang datang Marsya menoleh mendapati Brandon yang langsung berbalik begitu saja kepalanya terbentur pintu ruang bela diri. Marsya mengerutkan dahi bingung.


Dia kenapa sih?


Marsya melangkah masuk ke dalam ruangan dalam OSIS, meletakkan berkas-berkas itu ke atas meja rapat yang ada tepat di depan pintu. Dhean menoleh kecil tangannya sibuk memasang tumblr light yang kemarin dibeli Rose. Dhean memasangnya di tembok di atas dua pasang sofa tanpa sandaran namun di pojokkan ke tembok dengan tv di depannya.


"Yang lain masih di luar?" tanya Tzuyu yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Marsya mengangguk namun kemudian mengernyit ingat sesuatu.


"Tadi Brandon ada di luar terus masuk ke ruang bela diri" kata Marsya, "Gatau dah ngapain" Marsya mengidikkan bahu tak peduli, membuka kulkas yang ada di sampingnya, mengambil satu keripik kentang rasa rumput laut lalu duduk di sofa dengan tenang.


Satu per satu anak OSIS masuk, di akhiri dengan Brandon yang berdiri di belakang Keyl sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal sama sekali itu. Wendy mendelik memperhatikan.


"Lama banget, ngapain sih? Buang aer?" tanya Jeka sebal sambil mengunyah makanan.


"Jangan-jangan ada gerakan bawah tanah nih?" ucap Seven memakan kacang tanpa menoleh sama sekali.


Der FeindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang