Marsya turun dari motor bersama Brandon yang sibuk menata helm mereka, Marsya menoleh ke kanan dan kiri menyadari acara ini adalah carnaval di tengah kota yang diadakan oleh YouB fondation lebih tepatnya perusahaan milik orang tua Vian salah satu kakak kelas mereka yang juga menjabat sebagai OSIS.
Marsya terdiam saat Brandon tiba-tiba menarik badannya hingga membuat keduanya berhadapan. Brandon memegang bahu Marsya memandang gadis itu sebentar lalu merapihkan rambutnya.
"Jangan jauh-jauh dari gue" ucap Brandon menoleh ke kanan dan kiri merasa jengah melihat orang-orang memperhatikan mereka.
"Iya, alay banget sih gue udah gede kali" ucap Marsya.
"Ca, ini pokoknya jangan lo lepas ya" kata Brandon menunjuk ke arah jaket denim yang bagian tangannya terikat di pinggang Marsya.
"Emang kenapa sih? Inikan jaket lo, ya nanti gue lepaslah" kata Marsya protes.
"Pokoknya jangan dilepas di sini, kalau lo lepas gue tarik paksa, kita pulang" ucap Brandon mempertegas membuat Marsya mau tidak mau menurut saja.
Keduanya berjalan membeli tiket lalu masuk ke dalam acara carnaval di mana banyak permainan dan berbagai stan makananan. Marsya menoleh ke kanan dan kiri sementara Brandon sibuk memainkan ponsel, gadis itu masih fokus mencari satu orang laki-laki yang ada di kepalanya. Ares.
"Ini kita nyari mereka gimana?" tanya Marsya bingung sendiri.
"Kalau jodoh ketemu Ca, tenang aja" ucap Brandon asal, Marsya mendelik ke arahnya, "Eh Ca, gue mau main itu" ucap Brandon menunjuk ke arah permainan menembak target dengan senapan angin itu.
Marsya mengernyit, "Bukannya kita ke sini mau ngeliat Anne sama Ares?" tanya Marsya.
"Yaelah sayang kalau udah ke sini gak main, ayolah" kata Brandon menarik tangan Marsya yang menahan dirinya di tempat, "Ikut aja, kan tadi gue bilang kalau jodoh pasti ketemu" katanya membuat Marsya mau tidak mau ikut saja dengan Brandon.
Kalau dipikir-pikir benar juga kata Brandon, rasanya aneh kalau ke sini gak main sama sekali.
Brandon membayar lalu mengambil senapan angin yang ada di sana, merenggangkan otot-otonya sebentar lalu memposisikan dirinya bersiap menembak. Satu kali, berhasil, dua kali berhasil. Marsya melirik kecil melihat Brandon berhenti bermain.
"Kalau tiga kali berhasil, lo mau dapet yang mana?" tanya Brandon pada Marsya.
Marsya melirik ke arah tempat hadiah sama sekali tak ada yang menarik baginya, dia menggeleng kecil menolak. Brandon tersenyum kembali fokus menembak dan berhasil. Mengambil satu pack pulpen sebagai hadiahnya.
"Wah lumayan nih buat pamer ke Daniel" kata Brandon tertawa penuh kemenangan. Marsya menggeleng kecil memang sepertinya Brandon itu paling suka dengan pertengkaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Der Feind
Teen FictionDer Feind dalam bahasa Indonesia artinya musuh Kata orang hubungan keduanya bagai Korea Selatan dan Korea Utara tapi bagaimana jika ada orang yang percaya kalau mereka hanya remaja yang berselisih lalu bersatu seperti Jerman Barat dan Jerman Timur...