Three

25 5 0
                                    

Degg

Reina yang terbangun dari tidurnya tidak sengaja mendengar isakan tangis ibu nya. Lagi-lagi Reina harus melihat ibunya tersiksa. Reina langsung mencari keberadaan ibunya untuk mengecek keadaannya.

" Ibuu yaampun ibuu ayo bangun bu," Ucap Reina sambil membantu ibunya bangun

" Ibu ngga papa nak," Jawab Rina dengan nada masih sedikit terisak

" Ibu ganti baju dulu ya nanti ibu masuk angin. Rei buat teh hangat dulu bentar "

Pada saat Reina berjalan keluar menuju dapur ia berpapasan dengan ayahnya yang baru saja keluar dari toilet tamu.

" Eh ayah, ayah udah makan? " Tanya Rei

" Udah. Mau kemana kamu?" Jawab fathur dengan terkesan sinis

" Mau bikin teh anget yah, ayah mau? Biar Rei bikin sekalian," Ucap Reina

" Ngga usah ayah mau istirahat aja," Ucap Fathur meninggalkan Reina

Ye pa joko itu bukan istirahat namanya - Author julid mode on - ahaha

" Oke deh. Semangat ayah!!," Ucap Reina dengan senyum manisnya

"Hm"

Lalu ayahnya langsung melangkahkan kakinya bukan ke kamar tempat dimana ia tidur melainkan ke ruang kerja nya. Reina pikir ayahnya akan bicara baik - baik dengan ibunya, tapi ternyata tidak.
Mungkin ayahnya sedang menerima proyek jadi pikirannya sedang tidak baik. Reina selalu berharap mungkin nanti ayah dan ibunya akan kembali berdamai seperti dulu.

----------

Flashback on

Pada saat Reina umur 6 tahun mereka berkunjung ke rumah nenek dan kakeknya. Awalnya keluarga mereka baik - baik saja bahkan mereka sering tertawa bahagia bersama.

Rumah nenek dan kakeknya bertempat di bandung sedangkan rumah Reina berada di Yogyakarta. Membutuhkan waktu lama untuk bertemu dengan 2 orang kesayangan Reina ini.

" Ayah nanti kalo lei uda sampe di bandung lei mau main ke kebun stlobeli nya kakek dong," Ucap Reina yang masih belum jelas pelafalan hurufnya.

" Boleh sayang nanti ayah bicara sama kakek ya," Jawab Fathur dengan senyum terbaiknya sambil mengacak rambut anak kesayangannya itu.

" Nanti kita juga bisa honeymoon lagi bu di sana," canda Fathur kepada sang istri tercintanya

" Mas ih ada Reina juga ngomong nya ga di jaga " Ucap Rina yang pipi nya sudah seperti kepiting rebus

" Ahahahahah cie blushing " Canda Fathur

Rina memalingkan wajahnya ke luar jendela untuk menghindari gombalan dari suaminya .

Skip

Setelah sampai Rei turun dari mobil bersama dengan ayah dan ibunya.

" Nenekkk, kakeekk leinaa kangennn," sorak bahagia Reina tercetak disana

" Aduhh cucu nenek sudah besar ternyata," Ujar sang nenek sambil menggendong cucu kesayangannya

" Kakek lei nanti mau main ke kebun stlobeli punya kakek," Ucap Reina yang masih berada digendongan neneknya.

" Boleh sayang, sekarang kita makan dulu terus istirahat bentar baru kita ke kebun kakek gimana?," Ujar kakeknya

" Ay ay kapten," Ucap Reina yang tersenyum bahagia

Setelah itu mereka masuk ke dalam rumah nenek dan kakeknya. Lalu makan dan istirahat sambil bersantai di halaman belakang rumah.

" Kakek ayo kita ke kebun stlobeli kakek," Gumam Reina

" Aduhh lucu banget sih, ayooo dehh berangkat tuan putri,"Jawab sang kakek sambil mencubit pipi chubby Reina

"Legoooo" Ucap Reina sambil berlari kecil

Pada saat di jalan menuju kebun yang jaraknya tidak jauh dari kediaman nenek dan kakeknya.Mereka bercanda dan bernyanyi bersama untuk menunjukkan betapa bahagianya hari ini. Dan akhirnya sampailah di kebun stroberi milik kakeknya.

" Ibu dan nenek mau beli makanan dulu sebentar ke supermarket. Kalian duluan aja nanti kami nyusul," Ujar Rina

" Baiklah. Hati-hati sayang" Ucap Fathur sambil mencium kening istrinya

Pada saat mereka mau menyebrang, awalnya tidak ada kendaraan yang melintas maka dari itu mereka mulai berjalan. Akan tetapi, tanpa di duga ada motor yang berkecepatan tinggi tiba- tiba muncul dari arah berlawanan. Rina yang berusaha melindungi ibu mertuanya dengan mendorong ke pinggir jalan. Tapi ia sendiri terseret oleh motor itu.

Brukkkk

" Aahh Astagfirullah, bu bangun buu ibuu," Lirih Rina sambil terisak sambil menahan nyeri pada kakinya karena terseret .

Rina tidak berniat untuk membuat ibu mertua nya seperti ini, mungkin tadi saat mendorong beliau, Rina terlalu kuat mendorongnya. Rina pun sama hal nya dia terseret hingga menyebabkan kaki dan tangannya luka tapi ia hiraukan.

"Tolonggg tolonggg tolongggg "

" Apa yang terjadi Rina?," Lirih bapak mertuanya

" Kamu mau membunuh ibu saya ?!," Bentak Fathur

" Tidak mas tadii–" Ucapannya terpotong karena Fathur tidak bisa mengontrol emosi

" Sudahlah pak tolong bawa ibu ke rumah sakit nanti saya nyusul biar Rina aku yang urus," Perintah Fathur kepada ayahnya.

Dan dari situlah mulai kebencian muncul di benak Fathur ia berpikir bahwa Rina akan membunuh ibunya karena ingin mendapatkan warisan. Padahal semua yang di pikirkan sama sekali tidak benar dan mungkin bisa dibicarakan baik-baik, Namun Fathur enggan mendengarkan. Disisi lain Rei yang belum mengetahui apa-apa terdiam sepanjang perjalanan pulang.

" Maaf ya nak ke kebun stroberi kakeknya nanti lagi soalnya buahnya belum pada berbuah kata kakek tadi oke?," Ucap Rina supaya Rei tidak kebingungan kenapa ia pulang padahal baru saja ia datang.

" Oh gitu ya bu. Yauda deh lei nanti boleh kan main lagi ke sini?," Tanya lei dengan nada sendu

" Boleh dong sayang," Jawab Rina sambil tersenyum padahal ia sedang menahan rasa perih yang ada di tangan dan kakinya.

Flashback off

Reina yang baru saja beres membuat teh untuk ibunya sambil membawa salep agar kulit ibunya tidak melepuh, langsung berjalan menuju kamar ibunya untuk memberikan teh dan mengoleskan salep ke bagian tangan dan kakinya agar tidak sakit di esok hari.

REINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang