Five

20 6 0
                                    

Bel istirahat berbunyi

"Huhh akhinyaa, parah sih kagak ada yang masuk ke otak gue," Gumam Alda

" Heh dasar makannya guru ngelasin didepan itu perhatiin otaknya ngikut nyerna. Lah lo? Mata liat ke depan sih iya tapi otak udah lari ke kantin,"Jelas Reina terkekeh

"Hehe baiklah ibu saya tidak akan seperti itu lagi," Jawab Alda tertawa kecil sambil merangkul pundak Reina

"Yo gais ngantin," Ajak Adela

"Legowww"Ucap serentak sambil berjalan menuju surga para murid yang kelaparan

Setelah sampai di kantin mereka mengedarkan pandangan untuk mencari tempat duduk

"Del lo pesen makanan gih ntar biar kita yang cari tempat duduk," Ucap Reina

" Oke baiklah kawan - kawanku kalian mau pesen apa gerangan?," Tanya Adela

" Gue bakso sama es teh aja," Jawab Alda

" Biar cepet samain aja dah semuanya ya?," Ujar Reina

" Oke Mia ngikut aja deh," Jawab Mia

" Oke kalian cepet cari tempat duduk keburu penuh ni kantin," Ujar Adela kepada teman - temannya

" Nah tuh di ujung ada yang kosong," Ajak Mia

" Yo lah let's go epribadi," Seru Alda

Setelah menunggu sekitar 20 menit akhirnya makanan yang ditunggu sudah ada di meja

" Makanan datanggg," Seru Adela

" Yuhu akhirnya makan juga dari bulan kemaren gue belum makan," Tandas alda

" Lebay lo,"  Timpal Adela

" Eh tau ga?." Di sela - sela keheningan Mia mulai berbicara dengan kerecehannya

" Tau." Semua menjawab serentak karena mereka tau kalo Mia ngomong gitu pasti ujung - ujungnya dia lupa sama apa yang mau di omongin.

" Wah kalian pinter ternyata udah tau apa yang mau Mia omongin ya?," Gumam Mia

" Iyalah pasti lo lupa kan apa yang mau lo omongin." Alda membalas ucapan Mia

" Ngga kok Mia inget kali ini kalian mah suuzon di gedein aneh deh," Ujar Mia

" Terus apa yang mau lo omongin Mia sayang," Ucap Reina

" Kucing tetangga tadi pagi lahiran gais." Mia berbicara dengan nada serius sedangkan itu membuat Reina, Alda dan Adela rasanya ingin melempar Mia ke benua afrika

" Kagak penting bagi kehidupan Nusa dan Bangsa dasar lo beruang kutub," Alda rasanya ingin menghilang dari sini

" Serah Mi serah gue mah yang penting lo bahagia aja dah," Ucap Reina

" Ululuu jadi sayang sama Reina deh emang paling ngertiin Mia," Ujar Mia

" Dasar sesama oon mah serah dah ya," Ujar Adela melanjutkan makannya

" Yo cepetan makannya udah mau bel juga lelet amat dah," Ucap Reina

" Bentar lagi aelah maemunah." Alda langsung menghabiskan makanannya

" Yo gaes udah beres kan," Tanya Reina

" Udah yo balik ke kelas," Jawab Alda

Mereka pun balik ke kelas dan melanjutkan pembelajarannya.

--------------

Setelah bergelut dengan pelajaran yang membuat otak mendidih akhirnya bel pulang berbunyi.

" Eh Rei eskul musik ga hari ini?," Tanya Mia

Fyi. Karena Reina tidak suka olahraga maka dari itu dia mengambil jalan tengah yaitu eskul musik kebetulan suaranya tidak terlalu jelek untuk bernyanyi.

" Iya Mi gue eskul," Jawab Reina

" Yaudah kita duluan kalo gitu," Ujar Alda

" Oke kalian hati-hati di jalan nanti kalo ada apa - apa Ariana grande kesepian kaga ada kalian," Ucap Reina memelas

" Ye kutil badak lo kalo ngomong rasanya gue pengen ngasih lo duit aja gitu," kesal Adela

" Maafkan daku para dayang mimi peri," Canda Rei mengangkat dua jari lalu berlari

" Byee gue duluan gaes," Teriak Reina

" Emang kagak ada yang bener temen gue," Ucap Adela

" Yauda yo gaes balik." Mereka pun akhirnya pulang ke rumah masing - masing

"Yaiyalah masa mau ke rumah tetangga kan kagak mungkin thor"

Sekarang Reina sedang berada di taman sekolah yang berada di belakang karena eskul mulainya setengah jam lagi jadi Rei gunakan untuk menenangkan diri sejenak.

" Kapan Rei  bisa ngeliat ibu sama ayah seperti dulu lagi," Lirih Reina menahan agar tidak menangis

" Rei sakit ngeliat ibu selalu di benci oleh ayah"

" Rei sakit ketika melihat anak di luar sana di rangkul oleh ayah nya"

" Rei belum tau masalah apa yang terjadi di masa lalu yang buat ayah benci Rei sama Ibu"

" Rei berharap kalian bisa seperti dulu lagi. Reina kangen pelukan kalian." Reina yang sudah menahan agar tidak nangis tapi kini Reina sudah tidak kuat menahan semua yang ia rasakan

Tanpa Rei sadari ada seseorang yang melihat dari kejauhan, ya dia devan malik. Orang yang Rei tabrak pada saat dia terburu - buru berlari di koridor.

Devan tidak tega melihat Rei seperti itu, ternyata penderitaannya begitu berat di banding Devan. Devan kemudian mencoba untuk berjalan ke arah Reina.

" Tangisin semua yang membuat lo merasa sakit dan tertekan," Ucap Devan yang berada di belakang Reina

Rei menengok kebelakang dan menemukan orang yang waktu kemarin dia tabrak. Ia langsung menghapus air matanya, padahal devan sudah melihat dia menangis.

" Lo siapa,?" Tanya Reina yang masih terisak tapi tidak seperti tadi

"Devan orang yang lo tabrak 2 hari yang lalu," Jawab Devan

" Gue Reina. Maaf ya waktu itu gue lagi buru - buru banget soalnya," Ujar Reina mempersilahkan Devan untuk duduk

" Iya uda gue maafin," Ucap Devan memposisikan duduk disebelah Reina

" Kenapa lo belum pulang?," Tanya Devan

" Gue ada eskul musik hari ini," Jawab Reina

" Oh sama dong kalo gitu," Ujar Devan yang berusaha ingin menghibur Reina

" Yaudah yu kita ke ruang musik bentar lagi mulai," Ajak Devan sambil menghapus sisa air mata di pipi Reina
Rei yang bingung akan sikap devan langsung mengangkat sebelah alisnya

" Biar lo ga keliatan habis nangis," Ujar Devan

REINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang