Setelah seharian mereka membolos, akhirnya Devan mengantarkan Reina pulang ke rumah, karena hari semakin gelap.
Reina turun dari motor lalu mengatakan,"Makasih ya Dev, hari ini gue bahagia banget" sambil menampilkan senyuman terbaik yang dimilikinya
"Iya sama - sama,"Ucap Devan sambil mengusap kepala Reina
Aduh tolong hati gue kenapa maraton gini - Batin Reina
"Yaudah gue pulang dulu ya udah kesorean," Ucap Devan
"Iya hati - hati."
Setelah melihat motor Devan sudah melaju jauh, Reina masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang sangat senang sekali, karena dengan begitu Reina bisa melupakan masalahnya sejenak.
"Ehh non baru pulang? Kemana wae? Bibi teh khawatir pisan."
"Aduh Bi, Reina tadi main dulu sama temen, udah ah jangan terlalu gitu sama Reina kan Reina udah gede."
"Atuh namanya juga khawatir non."
"Yaudah sekarang kan aku udah pulang, aku naik ke atas dulu ya Bi, ohiya ayah uda pulang?."
"Udah non, tuan lagi di ruang tv."
"Oh oke Bi."
Reina berjalan menuju tangga, Reina kira ayah nya tidak akan melihat anak nya baru saja pulang, akan tetapi Reina harus kembali siap dengan kenyataan yang harus ia hadapi.
"Reina."
Reina pura - pura tidak mendengar dan kembali menaiki tangga. Baru saja menaiki satu tangga, Ayah nya kembali memanggil.
"REINA," Ucap Fathur dengan meninggikan nada bicaranya
"Ada apa yah?," Ucap Reina sebenarnya Reina tau pasti ayah nya ingin mengingatkan bahwa nanti malam Reina harus ikut dengan Ayahnya untuk acara lamaran
"Ingat malam kamu harus tampil cantik, jangan malu - maluin Ayah."
"Kalo emang Ayah malu bawa Reina karena nanti Reina ga cantik, sekalian aja Reina ga usah ikut biar Ayah ga malu."
"Sejak kapan kamu berani melawan orang tua?."
"Sejak aku ngeliat Ayah bareng sama perempuan itu!."
"Kenapa sih ga bisa sedikit aja kamu terima dia?!."
"Karena Reina tau yah dia ga baik buat Ayah," Lirih Reina
"Dah lah yah Reina naik ke atas dulu," Ucap Reina melanjutkan langkah nya untuk segera sampai ke kamar tercintanya
Setelah Reina sampai di kamar nya, ia langsung melemparkan badan nya ke kasur empuk kesayangannya. Reina pikir setelah Reina membiarkan Ayahnya menentukan pilihannya sendiri, hati Reina membaik tapi nyatanya Reina masih belum bisa menerima semua itu. Mungkin butuh waktu.
"Kenapa gue belum bisa nerima kalo Ayah mau nikah sama wanita itu," Lirih Reina
"Arrghhh."
Sekarang sudah pukul 18.00 itu artinya mau tidak mau Reina harus segera bersiap - siap. Reina menggunakan gaun berwarna abu - abu dengan sedikit corak berwarna hijau tosca. Setelah memakai make up tipis, Reina turun ke bawah untuk menemui ayah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA
Teen FictionKisah kehidupan Reina dan ibunya yang sangat dibenci oleh ayahnya karena kecelakaan yang menimpa ibu mertuanya sehingga terjadi kesalahpahaman di masa lalu. Setelah ibu Reina meninggal karena kecelakaan lalu lintas Kehidupan yang penuh tekanan juga...