Jangan lupa bersyukur gais!
-
-
-
-
-Pukul 05.00 pagi Reina terbangun dengan kepala yang sedikit terasa pening, karena nangis berjam-jam. Setelah di rasa badannya sudah enakan, Reina pun bersiap untuk menunaikan kewajibannya serta bersiap untuk pergi bersekolah.
Reina kini hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk ayah nya, bagaimana pun ayahnya lah yang menghidupakan Reina serta memenuhi kebutuhannya. Reina sudah mulai menerima kenyataan dan mulai dari sekarang ia harus berdamai dengan rasa sakit yang akan menjadi makanan sehari-hari nya nanti.
Pukul 06.30 Reina sudah siap dengan seragam lengkapnya dan langsung turun kebawah untuk membantu Bi Rima.
"Selamat pagi Biiiiii."
"Pagi Non."
"Ada yang perlu dibantu Bi?."
"Ngga usah Non, sudah beres semua kok."
"Oke deh Bi, aku ke meja makan dulu kalo gitu sekalian masakannya aku yang bawa aja."
"Boleh, makan yang banyak ya Non biar kuat nanti di sekolah."
"Ay ay kapten!."
Ditengah Reina sedang berjalan, Reina mendengar Ayahnya sedang menerima telpon yaaa yang jelas itu dari calon istri tercintanya.
"Sayang, aku kemarin liat tas temenku waktu arisan bagus banget jadi pengen beli."
"Kamu mau?."
"Mau bangettt."
"Yaudah nanti aku transfer, harganya berapa?."
ORANG LAGI JATUH CINTA MAH SEGALA APAPUN YANG DIMINTA DI JABANIN DAH
"Cuma 85 juta kok."
ANJAY 85 JUTA CUMA??!! EH MAAP AUTHOR KELEPASAN GAES
"Oke nanti aku transfer"
Masih pagi udah morotin bapak gue aja dasar ular belang – batin Reina
Reina berjalan kembali setelah menguping sedikit eh ngga sedikit juga sih tapi ya emang segitu aja mereka ngobrolnya. Ternyata wanita itu sudah memulai permainannya.
"Pagi Yah,"Ucap Reina tersenyum manis kepada sang ayah
Oke tenang bersikaplah layaknya tidak tau apa-apa Rei – batin Reina
"Pagi."
"Ayah mau makan pake apa? Ikan atau ayam ? biar Rei bawain."
"Biar saya sendiri yang bawa!"
"Oke, Ayah mau minum air putih biasa? Atau mau minum jus?."
"Banyak bicara banget sih berisik, kalo saya mau nanti biar saya yang bawa aja sendiri, saya masih mampu bawa gituan sendiri, saya ga lumpuh!."
"Iya yah maaf."
Suasana menjadi hening, padahal niat Reina hanya ingin menyenangkan hati Ayahnya. Setelah selesai makan, Reina bersiap untuk pergi ke sekolah lalu berpamitan dengan Ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINA
Teen FictionKisah kehidupan Reina dan ibunya yang sangat dibenci oleh ayahnya karena kecelakaan yang menimpa ibu mertuanya sehingga terjadi kesalahpahaman di masa lalu. Setelah ibu Reina meninggal karena kecelakaan lalu lintas Kehidupan yang penuh tekanan juga...