Six

24 6 0
                                    

Ada yang menjadikan diam sebagai cara untuk merayakan kebahagiaan
Ada yang menjadikan tawa sebagai cara untuk menutupi kesedihan
Yang terdiam jangan anggap tak bahagia dan yang tertawa jangan langsung kira - kira dia sedang bahagia.
-@I.siihab-

Reina tersenyum kikuk karena sudah di pastikan pipinya akan seperti kepiting rebus. Lalu mereka berjalan ke arah ruang musik bersamaan.

Sekarang pukul 4 sore dan Reina baru saja selesai ekstrakulikuler musik. Rei berjalan menuju gerbang sekolah dan kali ini ia akan berjalan kaki agar suasana hatinya tenang. Padahal hari ini mendung sekali tapi Rei memilih untuk berjalan kaki, selain untuk menenangkan pikiran Rei juga bisa menghemat uang untuk menabung. Rei sedari kecil bercita - cita untuk mempunyai cafe jadi dari sekarang pula Rei mengumpulkan uang.

" Eh itukan Rei kok jalan kaki?." Devan menghentikan motornya dari kejauhan

" Mana hujan mau turun lagi," Devan jaga - jaga agar sesuatu tidak terjadi

Baru saja Devan mengatakan akan turun hujan sekarang kenyataan

" Yee hujan aaaa seneng banget udah lama gue ga hujan - hujanan," Rei merentangkan tangannya lalu berputar menikmati rintikan hujan.

"Reina berharap hujan ini membawa kebahagiaan buat orang yang sama kaya Rei," Teriak Reina seakan dunia hanya miliknya

Reina mulai berjalan untuk pulang dan tidak sengaja melihat anak kecil dan seorang ayah yang sedang bermain sambil menikmati hujan. Reina yang tidak bisa menahan air mata kembali menangis.

"Gue tau lo punya banyak luka tapi lo simpen sendiri. Gue harap lo bisa bahagia Rei." Devan melajukan motornya untuk mengikuti Reina takut jika ada yang terjadi.

Setelah melewati 77 rt dan rw akhirnyan Rei sampai di rumahnya dengan keadaan basah kuyup.

"Gila lebay amat lo thor sampe 77 rt/ rw gue pengkor kaki gue kalo gitu," - Ucap Reina

"Maaf adindah" - Author pasrah aja dah

" Yaampun Reina kenapa kamu basah kuyup gini nak?" Cemas Rina sambil mengabsen bagian badan Reina apakah ada yang terluka atau tidak

" Ihh ibu Rei ga papa kok tadi Rei hujan - hujanan hhehe," Jelas Reina dengan cengiran khas anak supaya tidak kena marah ibunya

" Dasar udah besar juga putri ibu masih kayak anak kecil ya. Dah sana mandi nanti ibu bikinin teh anget biar ga kedinginan," Suruh Rina

" Siap boskuu berangkattt."Reina jalan menuju kamarnya

Setelah sampai kamar Rei langsung bergegas mandi karena takut masuk angin lalu demam dan akhirnya tidak masuk sekolah.

" Huhh segernyaa," Ucap Rei sambil mengeringkan rambut menggunakan hair dryer

Tok tok tok

" Rei ini teh anget nya," Ucap Rina yang berada di depan pintu kamar Reina

" Oh iya bu bentarr. Ehh ibu masuk aja," Teriak Rei dari dalam kamar

Cklek

" Ibu taro di meja ya." Rina meletakan teh angetnya di meja dekat kasur Reina

" Iya makasih ibuukuu sayangg," Ucap Reina memeluk ibunya

" Yaudah nanti turun kebawah ya kita makan malem,"

" Siapp nyonya besar," Jawab Rei terkekeh

" Dasar," Ucap Rina menggelengkan kepala

-----------

Pukul 7 malam mereka sudah berkumpul di meja makan dan kali ini dengan formasi lengkap.

" Mas mau sama apa lauknya?," Tanya Rina pada suami tercinta nya

" Ayam," Jawab Fathur terkesan dingin

" Eh bu, yah boleh ga kalo Rei nanti libur semester main ke rumah nenek sma kakek?," Tanya Reina

" Gaboleh," Jelas Fathur singkat padat

" Kenapa yah?," Lirih Rei kecewa

" Ya pokoknya ga boleh kamu mau sesuatu terjadi lagi pada ibu saya?!," Ucap Fathur dengan meninggikan suaranya

" Udah Rei makan dulu ya nanti kita bicara lagi," Ujar ibunya

Mereka pun melanjutkan makannya dengan pikiran masing - masing.

"Rei ke kamar bu," Ucap Rei yang baru saja selesai makan

" Baiklah jangan lupa belajar nak," Jawab Rina

Setelah itu Reina berjalan untuk ke lantai atas dimana kamarnya berada. Akan tetapi pada saat menaiki tangga Reina mendengar ayah dan ibunya bertengkar lagi dan lagi.

" Mas jangan terlalu kasar sama Reina dia tidak tau apa - apa," Ucap Rina

" Tidak tau apa - apa?,"Kata Fathur

" Iya mas. Mas boleh benci sama aku tapi mas jangan jadi benci Reina juga, Reina hanya ingin bertemu neneknya tidak ada yang salah dari niat Reina mas" Lirih Rina

" Nanti jika ibu saya nyaris kehilangan nyawanya. Ibunya saja udah seperti pembunuh lalu anaknya apa? Mau jad pembunuh juga?!," Fathur yang sudah tidak bisa mengontrol emosinya

Deg

Reina terkejut sampai kakinya lemas mendengar ayahnya berbicara seperti itu

" Tidak semua yang kamu pikirkan benar mas," Ucap Rina lelah dengan perdebatan yang hampir setiap hari terjadi

" Kalo Reina ke rumah ibu saya terus nanti siapa yang akan jadi korban kedua?," Tanya Fathur sinis

" Mas, ibu udah sembuh dia udah beraktivitas seperti biasanya lagi jadi tolong jangan beranggapan bahwa aku membunuhnya," Jelas Rina

" Tapi sudah jelas kalo kamu itu mau membunuh ibu saya dengan cara mendorongnya!." Bentak Fathur

" Mana ada pembunuh ngaku," Ucap Fathur menyindir Rina dan meninggalkan ia sendiri di ruang makan

"Andai mas tau kebenarannya mungkin semua bisa di bicarakan baik - baik," Lirih Rina Terisak

Tanpa mereka sadari ada Reina yang melihat pertengkaran itu. Reina langsung melanjutkan langkahnya supaya tidak ketahuan bahwa dia mendengar semuanya.

" Pembunuhan? Nenek?," Ucap Rei yang masih bingung terhadap apa yang tadi ia dengar

" Apa gue harus nyari tau sendiri?."

" Oke pelan - pelan Rei perlahan tapi pasti."

Rei yang sudah pusing dengan pikirannya sendiri memilih untuk tidur agar besok bisa mendapatkan ide untuk mencari tau tentang itu.
 

—————

Holla gaes!
Jangan lupa 🌟and komenn🧡
Follow ig.@yuliantiuswatun_04 @I.siihab

REINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang