"gengsi cuma buat orang yang
Gak punya kepercaya dirian"____☀☀☀☀____
Rasi sudah berganti pakaian ia ingin menyusul adiknya di rumah sakit. Ya,, waktu orang tua mereka tiba buru buru Dika membawa Alfa kerumah sakit bersama sang istri.
Angkasa dan Rasi diperintahkan mengganti pakaian lalu menyusul. Rasi berjalan ke arah ruang tamu ia melirik abang nya yang sedang main ponsel.
Rasi sengaja duduk dengan hentakan keras membuat Angkasa melihat sang adik kaget. Lalu ia memasukkan ponsel ke jaket dan merapihkan pakaian nya.
"gabisa ya kalo duduk gausah pake emosi? ngapa tuh muka kusut amat" celetuk Angkasa, Rasi mendelik sebal
"kangen Alfa" Rasi merubah raut nya menjadi merengek, Angkasa mengerut kan kening nya. Ada ada saja Rasi ini
"makanya cepet kita ke rumah sakit" ajak Angkasa. "tapi bang kalo gue liat Alfa pasti sedih lagi, gue gamau bikin Alfa marah" Rasi merengek tidak jelas sambil menarik narik jaket Angkasa.
"ck!! Gitu aja repot nanti kalo udah jenguk lo keluar nangis di koridor rumah sakit biar puas" kata Angkasa sarkas, Rasi mencebikan bibirnya. "luwes banget itu mulut, abis si amplas?" tanya Rasi ketus
"ambis di kasih minyak biar cepet buat di ajak ngehujatnya" balas Angkasa cuek
"gajelas kutil onta, yaudah ayo" Rasi menarik tangan Angkasa ke arah mobil
"sabar sa inget adek untung bukan leak" Angkasa menggunakan satu tangan yang tidak di tarik Rasi untuk mengusap dadanya.
Rasi dan Angkasa melesat meninggalkan perkarangan rumah pukul 7 malam, ia dan Rasi tidak sempat makan malam karena khawatir sang adik dirumah sakit. Mereka membawa beberapa baju dan snack karena akan bergantian menginap.
25 menit kemudian.
Rasi dan Angkasa sampai di ruangan sang adik, Angkasa melihat Rasi dengan cemas karena Rasi tidak henti henti nya menahan isak tangisan. Angkasa mengusap pundak Rasi memberikan ketenangan.
Rasi mulai rileks ia harus terlihat segar tidak boleh ada raut sedih pasti Alfa akan marah melihat Rasi menangisi Alfa. Adiknya lelaki kuat Allah sayang kepada Alfa makanya diberikan sakit untuk beristirahat.
Klek.
Semua pandangan melihat ke arah pintu yang baru dibuka, Rasi melihat Alfa yang sedang menatap balik Rasi dan Angkasa.
Sang ayah sedang duduk dengan ponsel ditangan nya, sang bunda sedang menyuapi buah kepada Alfa.
"assalamualaikum" Rasi dan Angkasa mengucapkan salam. "waalaikumsalam" jawab mereka serentak.
"nah udah dateng, ayah sama bunda pulang dulu ya, gantian kalian jaga, kita ingin mengambil beberapa barang" Angkasa mengangguk. Sedangkan Rasi berjalan mendekati adiknya lalu duduk di kursi samping brankar.
"iya yah, Angkasa sama Rasi pasti jaga Alfa" ucapan Angkasa di angguki kedua orang tua nya. Mereka meninggalkan Angkasa dan kedua anak lainnya. Dika menepuk pundak Alfa dan Angkasa.
"lo masih ngerasa sakit kah?" tanya Rasi pelan. "engga kok kan gue strong" jawab Alfa tenang. Rasi diam ia tau Alfa berbohong. Bakat yang tak dimiliki Alfa sedari kecil kelemahan nya adalah tidak bisa berbohong.
"gimana bro? Ada keluhan?" tanya Angkasa lagi. Alfa menggeleng lalu menunjuk gelas di nakas. Rasi peka lalu mengambil kan air kepada Alfa.
"kata dokter apa?" tanya Rasi. "kok lo jadi cerewet? Kata dokter gua kecapean" jawab Alfa sambil terkekeh. Rasi mendengus orang lagi serius juga!
KAMU SEDANG MEMBACA
MARASTA(on Going)
Teen Fiction(selesai hiatus) 🙏🙏 "saat sebuah luka di pertemukan rasa" Mampu kah Rasi melewati masa masa terluka nya? Dan mampu kah Altair mengubah luka menjadi rasa? Lalu, mampu kah Mars memperbaiki luka yang pernah singgah? Note(alur masih maju mundur alia...