☀Rindu Tak Berujung☀

22 6 6
                                    

"detak jantung ku
Meneriakan namamu.
Meski mulutku,
Justru tertutup diam
Dan membisu"





Rasi turun kebawah untuk sarapan dengan tatapan datar, saat sampai di meja makan ia langsung duduk dan meminum susu yang telah dibuatkan pembantunya.

Angkasa dan Alfa sedari tadi bungkam pun menatap satu sama lain sambil melempar pandangan bertanya duluan sana al tatapan Angkasa kepada Alfa, dih ogah Alfa pun sama sambil menggeleng gelengkan kepala tanda tak mau duluan.

Angkasa mengehela nafas pasrah, oke ia akan mulai melawan kanjeng ndoro.

"ekhem, Ras-" ucapan Angkasa terpotong oleh Rasi. Rasi menatap keduanya dengan tatapan tajam.

"Kalo mau di maafin beliin gue eskrim sama cokelat kalo gak ada salah satu diantara kedua itu di kamar gue pas gue balik sekolah jangan harap gue mau maafin kalian, gue duluan. Assalamualaikum" Rasi berucap dan pamit duluan ia pergi tak di antar supir ia akan memesan gojek.

Sedangkan di meja makan.

"kesempatan dalam kesempitan, dasar Rasi" gerutu Angkasa.

Alfa mendengar Angkasa mengumpat lalu bertanya.

"lo mau beliin apaan bang? " tanya Alfa

"gua cokelas deh" jawab Angka seadanya

Alfa manggut manggut berarti ia membeli eskrim. Mereka sarapan tanpa sepatah kata lagi, suasana hikmad.

💕💕💕💕

Rasi menyusuri koridor sekolahnya dengan biasa saja ia mulai melupakan kekesalan terhadap dua saudara laknatnya. Ia tersenyum jika bertemu teman teman yang menyapanya, ia akan ramah bila orang tersebut ramah.

Rasi masuk kedalam kelas, ia melihat teman temannya sudah datang dan asik menyalin tugas untuk pelajaran pertama, pelajaran Biologi.

"wah wah wah, pagi pagi udah maksiat" Rasi meledek semua kawannya yang sedang menyontek.

"gajelas, kalo mau ngoceh sori sori aja nih ya, sibuk gue" nda berceloteh ria sedangkan Rasi menatap nda jengkel. Kepedean!

"tau lu ras kalo mau ngasih contekan sih hayu sini, kalo kaga mah jauh jauh gih" oky mengusir rasi. Rasi diam melihat datar oky, sabar ras temen laknat emang batin Rasi sambil mengelus elus dadanya.

"Rasi maafkan teman teman mu yg laknat itu ya, gue masuk di pihak lo kok selaw" ucapan dini yang membuat Rasi tersenyum seketika lenyap.

"tapi boong deng" dini terkekeh Rasi, kurang ajar

"lagian lagi males ngomong gue, tadi malem abis gue dikerjain sodara gue" Rasi menggerutu, entahlah ada yang mendengar atau tidak apa ia ngomong dengan tembok bodo amat.

"kenapa dah sama saudara lo? " ocha angkat bicara mungkin penasaran, maybe.

Rasi menceritakan semua kejadian di hari libur kemarin, sambil mengumpat jangan lupa.

Kringgggg......

Bel upacara berbunyi, mereka sekelas bergegas ke lapangan Rasi dkk pun sama. Saat menuju lapangan Rasi tak sengaja bertemu Altair.

"eh Ras! " sapa Altair, Rasi menoleh lalu tersenyum tak mau memperpanjang.

"nanti jadikan? Kalo jadi gua bilang bu risa" lanjut Altair.

MARASTA(on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang