"udah nyesel belum?
Kalo belum mau dibikin
nyesel dulu nih"____☀☀☀☀____
Sarapan pagi di kediaman Regatha di suguhi pemandangan yang mungkin sudah lenyap kini hadir lagi, mereka bertanya tanya apa benar ini nona kecil di keluarga Regatha yang bawel nya nauzubillah?
Kalau memang iya ucapkan syukur mereka satu persatu saat ini. Angkasa yang menyadari itu hanya pura-pura diam agar tidak membuat curiga siapa pun.
"kamu kenapa neng? Kok muram banget mukanya" tanya sang bunda yang sedang menuangkan susu di gelas Rasi. Pertanyaan yang tak di jawab Rasi membuat Dika-sang ayah mengernyit bingung
"anak ayah kok melamun? Apa kamu gaenak badan?" kini Dika angkat bicara. Alfa yang sedang menyuap lalu menoleh ke asal suara memperhatikan kakak nya.
Rasi menghela nafas panjang lalu bergumam. "aku gapapa cuman lagi males ribut" ayah dan bunda mereka terkekeh. "kamu kalo lagi bingung cari kejailan jadi kaya orang patah hati ya?" tanya Dika tanpa bersalah. Angkasa yang mendengar itu menepuk dahinya.
Gak bapak gak ade semua sama aja sama sama iseng! - batin Angkasa, ia gemas sekali dengan keluarganya.
"kelihatan banget ya yah? Padahal tadi udah pake conseller loh" jawab Rasi. Ganyambung yakannn
"oneng" celetuk Alfa sungguh gemas kepada kakaknya yang absurd ini
Rasi mendengus sebal. "ayah sama aja sama Alfa sama sama nyebelin!" Rasi berdiri mencium punggung tangan kedua orang tua nya. "daripada tambah stres mending berangkat, aku berangkat assalamualaikum"
"waalaikumsalam, itu bocah kenapa deh?" tanya Dika namun tak dijawab oleh ketiganya.
Alfa menatap kakaknya dalam diam lalu Angkasa berdiri menyusul adiknya itu. "bang mau kemana?" tanya bunda.
"bentar bun" teriak Angkasa.
Rasi sudah sampai gerbang ia akan memesan gojek untuk ke sekolah nya. Suara mengintrupsi membuat Rasi diam.
"kamu ada apa?" Rasi melihat kakaknya lalu berbalik ia menggeleng, Angkasa mengusap wajahnya frustrasi. "ayo kakak antar"
"ih gamau" namun apalah daya Rasi yang sudah ditarik ia menurut saat kakaknya memakaikan helm. Mereka pergi meninggalkan pelataran rumah.
____☀☀☀☀____
Rasi memasuki kelasnya seperti biasa namun tak disertai senyum candaan atau apapun.
"assalamualaikum" ucap Rasi datar. Seisi kelas melihat Rasi agak beda hari ini hanya mampu bertanya dalam hati. Nda, ocha dan lain lain sudah anteng ditempat duduk mengernyit bingung.
Pasalnya ini benar benar Rasi yang selalu nyengir bukan? Kok itu muka kek papan triplek datar banget. Ngehujatnya lancar bangetttt.....
"lah itu muka apa papan perosotan? Ditekuk. Mending perosotan lebih parahnya kek tikungan temen" nda menyerocos mengomentari sikap Rasi saat ini. Yang lain hendak tertawa namun diurungkan lantaran tatapan tajam bak pisau dari Rasi!
"nda,, nda.. itu mulut? lancar banget pake minyak apa si biar engselnya luwes?" tanya sera. Dibalas delikan nda "mending minyak, orang pake oli" celetuk Haikal si ketua kelas. Nda mengumpat kasar bangsul..
KAMU SEDANG MEMBACA
MARASTA(on Going)
Teen Fiction(selesai hiatus) 🙏🙏 "saat sebuah luka di pertemukan rasa" Mampu kah Rasi melewati masa masa terluka nya? Dan mampu kah Altair mengubah luka menjadi rasa? Lalu, mampu kah Mars memperbaiki luka yang pernah singgah? Note(alur masih maju mundur alia...