07

298 13 0
                                    

"Kok bekas luka dihidung lu gak ada?" kata Irvan yang sambil mengamati wajah Bianca lebih dekat. Bianca langsung melepas tangan Irvan yang sedang menguncinya. Lalu merapikan dirinya sendiri

"Udah hilang kali" Bianca mendengus kesal.

"Dah lah, jadi gak nih perginya?"

"Oh emm jadi lah"

"Ayodah capcus"

Akhirnya mereka keluar dari rumahnya Bianca dan Irvan membawa Bianca ke suatu tempat yang entah kemana Irvan membawanya.

"Kita mau kemana sih? Kok gue asing sama jalannya" tanya Bianca yang sedang takut jika Irvan akan melakukan hal yang enggak2 kepada Bianca

"Ikut aja, loe mungkin bakal suka sama tempatnya" katanya Irvan yang sedang konsentrasi buat nyetir mobilnya. Setelah itu Bianca terus menatap Irvan di sepanjang perjalanan. Iya sedang berpikir apakah pria yang ada disampingnya benar2 tertarik kepadanya? Jika iya sejak kapan? Semenjak iya duduk dibangku sekolah Bianca tidak pernah ngobrol sama pria itu. Dia juga berpikir hubungannya dengan teman sekelas nya dulu. Karena didalam mobil hening, Bianka mencoba memecahkan suasana hening di dalam mobil

"Irvan"

"Emnm"

"lo sama jennifer masih pacaran kah?"

"Ngapain tanya begituan?" tanya nya balik dengan wajah dinginnya. Karena Bianca gak mau terjadi apa2 sama dirinya. Dia tidak mau melanjutkan topiknya.

"Udah van, gak jadi. loe kek nya bakal tersinggung. Sorry yaa" katanya Bianca kemudian pura2 memainkan tangannya karena gugup

"Gue udah putus. tapi alesannya gue belum mau cerita sama loe"

"hmmmmm"


"Yang mutusin siapa"

"Gue"

"Yakin loe gak nyesal kalo dia ada yang lain"

"Ngapain nyesal"

"Lah dia itu cantik tau, baik, pinter pula"

"Masih pinteran lu"

"Masa??"

"Buktinya loe jadi dokter"

"ya gak gitu pinter juga kali, gue mau jadi dokter buat menolong orang"

"Bodo intinya gue gak bakal nyesal mutusin dia sampai kapanpun"

"Whyyy"

"Kan udah ada kamu di hati ku"

"ck, loe ada2 aja deh" Bianca mencubit pinggangnya Irvan

"anjirr sakitt"

"ya maap"

"Sejak kapan loe suka sama gw"

"Sejak kapan yah"

"Sebenarnya dari sd gue udah punya rasa sama loe"

"Hah?"

"Iyaa. Tapii loe kan pas masih sekolah banyak yang benci sama kamu. Sebenarnya gue juga mau berteman biasa aja dulu sama kamu. Cuma karena gue banyak yang suka. Ya gue nya juga gak mau kena masalah apalagi kalo sampe mereka nyakitin loe gara2 gue suka sama loe" kata Irvan sambil meyakinkan gadis yang disampingnya. Dia juga kaget dengan pengakuan yang diberikan Irvan

"Bohong kali loe"

"Lah seriusss"

"Kalo loe beneran suka sama gue, kenapa loe pacarannya sama jennifer. Berarti loe udah komitmen dong bahkan loe cinta sama dia waktu itu"

"Itu dia yang pdkt duluan. Terus gue mau membuka hati buat dia gegara gue pikir loe gak mau tau soal perasaan gw ke loe."

"Oohh gituu"

"Masih gak percaya?"

"Iyaa. Alasan loe kurang logis" Bianca jawab ngasal

"Loe mulai putus sama dia kapan?

"Pas kelas 12 sma"


Kok gue gak pernah tau waktu itu


"Kalo loe suka sama gw kenapa loe gak chat personal sama gw aja waktu itu usai loe putus. yg ada gw bakal berusaha biar perasaan loe ke gw gak bakal ketahuan orang"

"Salah gue juga bi"

"Maksudnya"

"Gue malah kasih tau perasaan gue yang sebenarnya ke teman dekat gue yang ada dikelas. tapi ada salah satu dari mereka yang gak suka sama loe. Akhirnya dia malah kasih tau ke Fredly. Taukan?? Teman dekat nya Jennifer juga dia.

Oalahhh, pantes waktu itu sikap nya jeniffer sama dia agak dingin. Jadi begitu masalahnya.

Ceritanya gak jelas ya heheh
Jangan lupa like dan komennya

See u in next chapter guyss

CEO vs DOCTOR [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang