🎵 PLAY MULMED : GLENN FREDLY - KEMBALI KE AWAL 🎧
HAPPY READING!!!
***
"Kupikir ini adalah akhir.
Namun nyatanya ini baru awal dari semuanya."***
Sendiri.
Aku sendiri kesini tanpa ada orang yang ku kenal. Ku langkahkan kakiku keluar dari gerbong kereta. Akhirnya aku bisa kembali ke tanah kelahiranku, setelah hampir 10 tahun di Jakarta. Walaupun sudah lama tidak kesini, aku masih ingat jalanan meski sudah banyak yang berubah.Akhirnya aku bisa sampai di sini, di Bandung, kota tempat kelahiranku, kota yang selalu ku rindukan, dan kota yang selalu ku impikan. Walau masih ada rasa sakit hati sejak kejadian itu. Ingatan itu masih abu-abu, seakan-akan memori ingatan itu dihapus. Berulang kali aku mengingatnya selalu tidak membuahkan hasil, hanya sakit yang di dapat.
"Perumahan Podomoro nomer 13, pak." Ucapku pada supir taksi, saat aku sudah keluar dari stasiun.
"Siap mbak."
Selang 30 menit aku sudah sampai di tujuanku. Setelah membayar, aku langsung keluar dari taksi, lalu memasuki kawasan itu dan membuka pagarnya. Rumah minimalis berwarna hijau putih bertingkat satu, namun tetap elegan kalau dilihat dari luar.
'Rumah ini masih sama' ujarku dalam hati. Mungkin hanya satu yang berubah dari rumah ini.
'Sejak kapan di depan rumah ada air mancur?' Pikirku sambil mengingat-ingat dulu. Waktu hampir 10 tahun cukup membawa perubahan dari rumah ini pastinya.
Ku lanjutkan langkah kakiku hingga sampai di depan pintu rumah itu. Ku pencet bel pintu itu sekali. Dan keluarlah wanita berumur 40-an tapi masih keliatan muda dari umurnya.
Ya, dia adalah bundaku, Bunda Maya Ariyanti.
"Mel," ucap Bunda kaget, dan aku langsung mencium punggung tangannya. Alhasil bunda langsung memelukku, aku tidak membalas pelukannya. Aku seakan mematung disana.
Aku? Ya namaku adalah Melody Andreaswari. Aku masih berumur 15 tahun dan masih kelas 10 SMA. Aku anak ketiga dari empat bersaudara. Kakak pertamaku bernama Nada dan yang kedua Reyhan, sedangkan adikku bernama Erick.
Seingatku dulu, kak Rey sudah meninggal, aku tidak tahu apa yang menyebabkannya meninggal. Seakan-akan kenangan itu sudah tertutup rapat, setiap mengingat apa yang terjadi pada saat itu kepalaku sakit sekali, serasa akan meledak. Mungkin kejadian itu yang menyebabkan aku diasingkan dari rumah ini.
"Bun aku kangen," nyatanya kalimat itu hanya bisa ku katakan di dalam hati.
Aku masih sakit hati karena dulu tidak ada yang membelaku. Aku masih kecewa sama mereka semua. Walaupun semua sudah 10 tahun yang lalu, tapi rasa sakit ini masih saja menjalar di hatiku.
Dengan muka datar tanpa mengatakan apa-apa ke Bunda, aku langsung saja masuk dan menaiki tangga sambil mengangkat koperku, ku lihat bunda hanya diam saja membiarkanku pergi. Sebelum naik, ku tengokkan kepalaku kesamping. Disana di dinding ada foto keluarga yang dicetak dengan ukuran besar dan juga di bingkai.
'Ga ada gue?' tanyaku miris dalam hati. Pikirku mungkin foto itu diambil beberapa tahun lalu. Kulanjutkan lagi kakiku menaiki tangga. Sampai di atas terdapat 4 kamar, ku telusuri dimana kamarku yang sebenarnya. Hingga sampai diujung ada kamar bertuliskan "Melody's Room".
"Mungkin kamar gue yang ini" gumamku pelan dan langsung saja aku memasuki kamar itu sambil menggeret koperku.
Sebelumnya aku mengambil napas panjang dan menghembuskannya. Saat sampai di dalam kamar, aku tercengang. Tak kusangka kamar itu tersambung dengan balkon, yang slalu ku inginkan dari dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAGER [Hiatus]
Teen Fiction"Inilah tentangku, tentang hidupku. Hidup sebagai Melody Andreaswari tidaklah mudah. Hidupku tidaklah monoton yang selalu lurus, hidupku selalu berliku-liku yang seharusnya tidak dirasakan oleh anak SMA. "Kesedihan, keperihan, kekecewaan, dan kesaki...