|SEMBILAN

83 17 16
                                    

PLAY MULMED : SELURUH NAFAS INI - LAST CHILD FT GISELLE 🎧

HAPPY READING!!

***
Luka ini bukan tentang darah, tetapi segenap luka luar yang kini telah menjadi luka dalam yang kelam dan sunyi.

***

Baru beberapa menit duduk, bel sekolah berkumandang. Riuh-riuh suara siswa siswi di ruangan Aula ini. Hingga semua suara itu lenyap dikala Pak Tono Suyanto selaku Kepala Sekolah SMA Starlight menginterupsikan untuk diam sejenak.

"Pagi anak-anak semuanya!!!!" sapa pak Tono di atas panggung dengan mic nya.

"Pagiiiii" sahut kami tak kalah kompak.

"Masih semangat untuk pensi terakhir tidak!!" teriak Pak Tono.

"Masih!!!  Jawab kami tak kalah semangat.

"Ya sudah tanpa membuang-buang waktu mari kita buka Pensi hari ini. Tapi sebelum itu kita buka dulu dengan bacaan Basmallah."

Kami pun langsung mengucapkan Basmallah bersama-sama.

"Ayo kita buka Pensi hari ini!!" ucap Pak Tono dengan berakhir tepuk tangan dari kita semua. Pak Tono pun turun dari panggung menuju kursi nya dan digantikan oleh Ketua Osis, kata Clarissa sih.

"Untuk yang jadi peserta diharap untuk duduk di kursi yang sudah di siapkan untuk peserta pensi," ucap lelaki yang menjabat sebagai Ketua Osis itu sambil memegang mic di tangan kanannya.

Eca yang berada di samping kiri ku menyikut lengan ku pelan.

"Ssst ssst,,, lo disuruh maju kedepan noh," ucapnya berbisik di telinga kiri ku. Geli rasanya.

"Sana maju aja, Mel." kata Clarissa yang duduk di samping kananku

Cindy yang berada di samping Clarissa pun sedikit mencondongkan badannya kedepan agat bisa berbicara dengan ku.

"Udah maju aja sana, Mel."

'Yang bener aja!!'

"Lo maju aja sana, males gue." ucap Kiara yang duduk di depan ku. Dan entah dari kapan dia duduk disana.

"Kan gue dah bilang, nama lo udah gue kirim ke Osis, daripada di seret anggota Osis mending maju sendiri," ucap Hafiza enteng dengan watados-nya.

'Pengen gue tabok tuh mulut rasanya!!'

Belum menyerah, si Eca menggoyang-goyang badanku kesana kemari. Merasa jengah aku pun berdiri dan beranjak menuju kursi peserta. Malas rasanya menanggapi mereka semua.

Ku dudukkan tubuhku di kursi yang sudah di siapkan. Terlihat semua peserta sudah duduk rapi di kursi. Aku merasa gugup, dan ini lebih gugup dari semalam waktu aku tampil di Cafe. Gemetar rasanya.

Seolah peka, perempuan dengan rambut sepunggungnya yang duduk di samping ku memberikan nasihat nya.

"Rileks aja gosah gugup," ucapnya. Aku yang mendengar itu hanya bisa tersenyum kikuk.

"Lo anak baru itu ya?"

"E-eh iya,"

"Gue Airin dari kelas X MIPA 3,"

"Gue Melody Andreaswari dari kelas X MIPA 4." kami pun berjabat tangan. Mengingat kelas X MIPA 3, aku jadi teringat sewaktu aku menyasar ke kelas sana. Hingga lamunan ku terbuyar di saat sang Ketua Osis memberikan perintahnya untuk maju kedepan mengambil undian.

ALTAGER [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang