|SEPULUH

112 16 35
                                    

Mungkin minggu² ini author akan jarang up, karna mau mempersiapkan PAT :p

Kalau ada typo koreksi ya..

——————

Now Playing : Jorja Smith - Don't Watch Me Cry (Cover) 🎧

Happy reading!!

***
"Ingin dimengerti tapi
tidak ada yang mau mengerti."

***

GUBRAKK!!!

Badan ku terhuyung ke depan dengan pose yang sungguh tidak ada anggun-anggunnya. Lututku yang terlebih dahulu mencium lantai dan bersamaan dengan mukaku, dengan kedua siku ku yang tetap menyangga badan. Sungguh memalukan.

Terdengar suara gelak tawa siswa yang duduk di depan, dan dengan cepat menyeruak ke seluruh penjuru ruangan. Semua menertawakanku, begitu juga para guru yang duduk di kursi depan, walau terlihat menahan tawa dengan menutup mulut dengan tangan. Hanya satu yang ku rasakan. Malu.

Mungkin hanya Algaza yang peka akan situasi. Dia mengulurkan tangannya berniat membantuku. Karena sudah terlanjur malu, aku segera bangkit sendiri tanpa menerima uluran tangannya dan berlari dari sana. Kalau bisa hilangkan aku dari bumi ini saat ini juga.

Aku berlari tanpa arah, namun langkah kaki ku dengan sendirinya menuju belakang sekolah. Mulut ku pun sedari tadi tidak diam, sibuk mengeluarkan umpatan. Dan tanpa ku sadari ada seseorang yang berlari mengikuti ku dari belakang.

Sesampainya di belakang, terlihat ada bangku duduk di bawah pohon besar, beringin mungkin? Tanpa ba-bi-bu lagi aku memelankan larianku dan menuju ke sana. Ku dudukkan badan di bangku dan bersender. Lelah juga rasanya berlarian dari Aula menuju kesini.

Dan Aku masih memikirkan kejadian tadi, bagaimana reaksi saat aku terjatuh? Sungguh-sungguh memalukan. Dan mengapa sejak aku sekolah disini selalu saja terjatuh?

"Sial banget gue hari ini."

"Ga elite banget lagi jatohnya."

"Saking ga balance-nya sampe jatuh kek gitu?"

"Gile gimana muka gue tadi njir!"

"Ketawanya pada kenceng-kenceng lagi, dikira jatuh dari tangga ga sakit hah!"

"Gada yang nolongin lagi."

"Ada acara tali copot segala. Dasar sepatu kampret!"

Langsung saja ku lepas sepatu yang tadi talinya terlepas. Baru saja mau melemparkannya ada seseorang yang tidak tiba-tiba duduk di samping ku. Aku urungkan sejenak untuk melemparkan sepatu itu.

"Udah gue tolongin tadi, lo nya aja yang ga mau."

Atensi ku teralih ke arahnya, ku lihat wajahnya yang sedikit tidak asing. Dia lelaki yang tadi duet dengan ku, ya dia adalah Algaza.

"Terlanjur malu, jadi bangun sendiri aja," ujar ku sambil menyederkan punggung di sandaran bangku.

"Pengen ngakak tapi kasian," ledeknya dengan terkekeh pelan. Aku mengerucutkan bibir sebal, lagi-lagi membahas kejadian itu.

Belum sempat aku membalas ledekannya, dia sudah menarik tanganku untuk segera beranjak dari sini.

"Mau kemana?"

***

"Aww! Pelan-pelan dong!" ringis ku pada lelaki itu.

"Siniin biar gue sendiri aja ih," sambung ku, namun dia tetap tak menghiraukanku.

ALTAGER [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang