PLAY MULMED : CHRISTINA PERRI - A THOUSAND YEARS 🎧
HAPPY READING!!!
***
Seandainya tidak melakukannya, mungkin aku tidak menyesalinya seperti sekarang***
Tiba-tiba jedor.....
Suara itu berasal dari ban motor depan yang membuat motor Kak Nada oleng sedikit. Dia langsung saja meminggirkan motornya ke tepi.
“Anjir malah ada acara bocor-bocoran juga sih,”ucapnya sambil turun dari motornya, begitupun aku.
“Lo di cek ga sih tadi!” rutukku padanya yang masih mengecek ban motornya.
“Udah gue cek tadi sebelum berangkat. Dan ban nya fine-fine aja kok.”
“Gimana nih? Bel jam berapa?” tanyaku setengah kesal sambil melihat jam di tangan kiriku.
“Jam 7 lah."
“20 menit lagi ini. Lo sih nyari sekolah jauh amat. Ini belum separuh jalan kan?”
“Iya emang. Gue niatnya biar sama kek sekolah gue dulu.” Ucapnya setengah frustrasi.
“Ck,” aku memutar bola mata malas.
Tiba-tiba motor CBR merah melambat kearah kami. Dan benar saja motor itu berhenti disamping motor kak Nada.
“Kenapa kak?” tanyanya sambil membuka helm full face nya. Aku setengah kaget, namun sebisa mungkin agar muka ku tidak kelihatan kaget. Yang benar saja, dia adalah cowok yang semalem? What the hell??
“Eh lo Cal. Ga tau juga nih. Bocor kayaknya,” jawab kak Nada.
“Bukan kayaknya lagi kalik,” sewotku sambil mendelikkan mata padanya.
Dan ku lihat sekarang, cowok itu mengalihkan pandangannya padaku. Dia mengernyit heran, terlihat dari kedua alisnya yang mengerut.
“Lo mending nebeng dia aja. Ketimbang telat, masa masuk pertama kali telat? Kan ga lucu” utus kak Nada menunjukku dan bisa-bisa nya dia ngelucu di situasi kek gini?
“Dia?”tanyaku menunjuk cowok itu, seperti enggan menurutinya.
“Cal lo tebengin dia aja. Satu sekolah kok, adek kelas lo,”
“Yaudah cepet naik keburu bel masuk,” baru aja mau nolak dia malah mau. Mau tak mau. Enggan tak enggan. Mau gimana lagi. Ya kalik pertama masuk udah telat? Kan gak lucu.
Tanpa banyak berkata, aku langsung menuju motornya. Mencoba naik. ‘Sebenarnya motornya yang tinggi atau gue yang kependekkan njir!’ batinku.
“Ck,”ucapku tak sengaja membuat dia menoleh ke belakang.
“Pegang aja bahu gue,” terpaksa saja aku menurutinya. Terpaksa nih ya. Dan akhirnya bisa juga. Ku ambil tasku dari bahu untuk menutupi rokku.
“Thanks ya Cal!” teriak kak Nada saat motornya melesat pergi dari sana. Cowok itu hanya membalas dengan mengacungkan jempolnya ke atas tanpa menoleh ke belakang.
Sepanjang jalan suasana hening, tidak ada yang memulai percakapan. Hanya suara kendaraan lain yang menderu satu sama lain . Dan macetnya minta ampun. Dan lebih gila lagi, cowok itu kek orang kesetanan, menyalip kendaraan lain dengan kecepatan tinggi.
Motornya membelah kemacetan, hingga akhirnya memasuki gapura bertuliskan “SMA STARLIGHT”, sebuah gedung bertingkat 3 bercat biru. Dan benar saja kami sudah sampai di sekolah dalam waktu 11 menit? Secepat itukah? Yang penting aku tidak telat lah. Untung saja bel masuk tinggal 4 menit lagi.
Motornya berhenti di parkiran sekolah, aku turun dari motornya.
“Gila lo ya,”rutukku padanya sambil melepas helm dan merapikan rambutku.
“Oh iya lupa gue kalo ada lo,” ucapnya tanpa dosa dengan kekehannya, sedangkan aku hanya bisa mendengus sebal. Dia baru saja melepas helm full face nya dan turun dari motornya.
“Gue titip helm. Btw thanks,”ucapku menoleh padanya datar tanpa ekspresi.
Ku letakkan helm nya di bagian belakang. Aku langsung melenggang pergi dari sana meninggalkan dia yang lagi termenung. Aku melihat sekeliling, hanya ada beberapa saja yang masih di parkiran. Mungkin karna bentar lagi mau bel.
Dan benar, baru saja aku melangkahkan kaklku di lantai koridor, bel langsung berbunyi. Semua yang berkeliaran di luar, langsung berhamburan memasuki kelasnya. Aku yang notebennya masih murid baru, langsung berjalan terburu-buru mencari dimana keberadaan ruang kepsek. Tau gini mending tadi tanya ama tuh anak, nyesel deh jadinya.
Namun saking buru-burunya tanpa ku sadari aku memasuki sebuah ruangan. Baru beberapa langkah memasukinya, langkahku langsung terhenti. Semua yang awalnya bising seketika jadi hening. Ku lihat sekeliling, mereka semua menatap ke arahku heran.
Seketika aku menutup mata malu. ‘Anjir kok masuk kesini sih. Bodoh!’ rutukku dalam batin. Ku buka mataku dan menarik napas dalam-dalam. Aku menepuk dahi pelan berusaha untuk lebih fokus.
“Anjir gue kira Pak Kumis masuk.” Kata salah satu cowok yang rambutnya sedikit berwarna.
Emang boleh ya disemir?“Lo siapa?” tanya salah satu cewek berambut sebahu yang berdiri di dekat meja guru.
Aku yang mendengar itu hanya bisa menggaruk tengkuk yang tak gatal.
“Itu mau tanya ruang kepsek di sebelah mana ya?” tanyaku sambil menahan malu tentunya.“Oh itu, lurus aja ngikutin koridor. Ntar keliatan kok ruang kepsek nya,” titah cewek tadi dengan menunjukkan arah sambil menahan tawanya.
“Ok thanks.” Ucapku tersenyum singkat dan spontan beranjak keluar dari sana.
Hingga hampir sampai di dekat pintu, pandangan ku tertuju pada cowok yang duduk di bangku paling depan pojok dekat pintu. Dan cowok itu menatap heran kepadaku, namun dipikiranku cukup satu kata ‘ganteng’.
Tanpa berlama-lama, hingga aku duluan yang memutuskan tatapan itu. Ketika sudah didepan kelas itu, sontak kepalaku menengadah keatas.‘X MIPA 3’ bacaku dalam hati. Kulanjutkan langkahku menuju ruang Kepsek. Namun terdengar samar-samar percakapan dari kelas itu.
“Murid baru toh.”
“Ngakak gue njir liat muka bingungnya dia.”
“Bisa-bisanya dia nyasar kesini hahaha.”
“Cantik juga bro.”
“Dasar playboy cak badak! Semua cewek lo bilang cantik.”
“Beneran cantik dia.”
“Dia yang Selebgram itu bukan si?"
****
Annyeong!!!!
Double part untuk hari ini, kek makan aja 2x sehari wkwk.
Puasa woy puasaaaa!
Semoga dapet feel nya yaaa...
Ada yg mau ditanyain?
Melody?
Ical?
Kak Nada?
Jangan lupa VOTE n COMMENTnya gaesss!!
By :@FbryNS
16-05-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAGER [Hiatus]
Teen Fiction"Inilah tentangku, tentang hidupku. Hidup sebagai Melody Andreaswari tidaklah mudah. Hidupku tidaklah monoton yang selalu lurus, hidupku selalu berliku-liku yang seharusnya tidak dirasakan oleh anak SMA. "Kesedihan, keperihan, kekecewaan, dan kesaki...