|TUJUH

86 19 5
                                    

PLAY MULMED : PEDIH - LAST CHILD ( COVER TAMI AULIA ) 🎧

HAPPY READING!!

***
Terkadang emang tak perlu mencurahkan kesedihan yang lo alami. Karna tidak semua orang bisa mengurangi kesedihan lo.

***

Jam dinding menunjukkan pukul 19.23, dan dari 30 menit yang lalu aku masih sibuk mondar-mandir di kamar. Aku masih kepikiran dengan perkataan Hafiza waktu di cafe tadi. Bingung mau mengiyakan atau tidak, tapi kalau nolak caranya gimana?

"Kalo udah disetor ga bisa di ganti-ganti. Jadi, mau ga mau ya harus."

Itulah ucapan Hafiza disaat aku menolak untuk ikut pensi itu. Kata-katanya masih terngiang-ngiang di otakku.

"Ikut. Engga. Ikut. Engga. Ikut. Engga. Ikut. Engga. Ikut. Engga." Gumamku sambil menghitung jari.

'Yes! Engga ikut deh.'
 
Ting!

Ting!

Sontak atensiku beralih ke benda pipih yang ada di nakas dekat kasur. Langsung saja aku meraih benda itu yang tak lain adalah handphone. Aku pun membuka WhatsApp karna notif pesan tadi berasal dari sana. Aku masih teringat ketika Tiara meminta nomer hp ku untuk dimasukkan ke gc kelas.

MIPAMPAT SQUAD 🌿

Haykal
Beneran nih yg wakilin pensi nyanyi tuh anak baru?

Tiara
Beneran lah. Selow kalo sama Melody

Melody
Selow² pala lo!

Cindy
Udah lo aja, Mel

Melody
Ogah!

Clarissa
Sekali² napa, Mel

Melody
Jangan gue plis!!!

Kiara
Lo aja, Mel. Gue maless

Alex
Apa sih yg ga males in?

Kiara
Makan.
Lo aja ya, Mel? Gue males bgt sumpah!!

Hafiza
Lagian udh ga bisa di ganti lagi.

Eca
Nah itu bener mel

Melody
Y


'Kenapa gue ya-in si!!'

"Sialan!!"

Aku mengacak-acak rambut frustrasi. Sekarang apa yang harus ku lakukan, haruskah menuruti mereka? Mau bagaimana lagi, namaku sudah tertera disana, tertulis paten sebagai peserta pensi menyanyi.

'Arghhh, sial!'

Baru hari pertama masuk saja sudah disuruh-suruh gitu, apalagi kalau udah lama. Bisa jadi babu lama-lama.
Hingga terlintas sebuah ide di otakku, seolah ada lampu kedap-kedip di atas kepalaku seperti di kartun-kartun.

Kuambil celana jeans dan cardigan biru dongker ku. Segera ku pakai dan berlalu dari kamar menuju ke lantai bawah. Tak lupa ku ambil hp di nakas untuk ku kantongi di saku celana. Dengan sedikit terburu-buru aku menuruni tangga, hingga di tangga yang terakhir ada seseorang dengan suara sedikit bass-nya. Seketika aku menghentikan langkah kaki.

ALTAGER [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang