Sehun memijat belakang punggungnya sejenak karena merasakan lelah yang luar biasa sampai seluruh tenaganya seakan terkuras habis. Bagaimana tidak akan lelah, jika baru setengah jam ia mendarat di bandara Seotta dan y ke hotel, ia langsung pergi lagi karena tidak bisa menahan diri lebih lama untuk cepat-cepat menemui Hayoung, bahkan ia pun sampai tidak sadar bahwa ia belum mengisi perutnya terlebih dahulu dan berganti pakaian karena saking rindunya dengan gadis itu.
Setelah berputar-putar di jalan raya, akhirnya taksi yang dinaikinya berhenti di sebuah rumah bergaya modern di daerah Kebagusan. Rumah bercat putih bersih dan berlantai dua itu dikelilingi oleh taman yang cukup luas dengan air mancur yang berada di tengah-tengahnya.
Sehun mencondongkan tubuhnya, mengamati bangunan tersebut. Di sinikah rumahnya? Sepertinya alamat yang diberikan Jiyeong sudah benar. Tetapi di mana Hayoung? Mengapa rumahnya terlihat sepi?
Sehun beralih pada supir taksi yang ada di belakang kemudi. "Pak, tunggu sebentar," pintanya sambil keluar dari taksi dan memandang ke sekeliling. Ia melangkahkan kakinya mendekati gerbang sambil kembali mencondongkan tubuhnya memandang ke dalam rumah itu. Tak lama ia menarik napas panjang, lalu mengembuskannya secara perlahan sebelum menekan bel pintu.
Namun ketika ia baru hendak mengangkat tangan, tanpa sengaja sesuatu tertangkap oleh matanya. Ia memicingkan mata untuk melihat dengan jelas siapa gadis yang baru saja keluar dari rumah itu dan sedang berjalan menuju ke arahnya.
Jantung Sehun seolah berhenti berdetak dalam sekejap dan seulas senyum tipis mulai tercipta di wajahnya ketika telah melihat gadis itu dengan jelas. Tidak salah lagi, itu Oh Hayoung. Ia begitu terpaku sampai butuh beberapa detik untuk menyadari bahwa ada seorang laki-laki di samping gadis itu. Ia tersentak. Siapa laki-laki itu? Mengapa mereka terlihat...sangat akrab? Sehun terus memperhatikan wajah Hayoung yang sedang tersenyum menatap laki-laki di sampingnya dengan tangan yang dilingkarkan manja di lengan laki-laki itu. Ia menelan ludah dengan susah payah. Senyum itu...senyum yang sudah lama tidak pernah dilihat, sekarang ia bisa melihatnya kembali. Laki-laki yang berjalan di sampingnya mengatakan sesuatu yang membuat senyum Hayoung semakin melebar, lalu tak lama tertawa sambil memukul-mukul tubuhnya.
Pada saat itu juga Sehun langsung merasakan ada sesuatu yang menghujam jantungnya. Senyumnya menghilang seketika dan digantikan dengan rasa sakit yang sampai membuat tubuhnya terasa lemas.
Tidak ingin diketahui oleh Hayoung, ia buru-buru masuk ke taksi dan terdiam di sana, sambil sesekali melirik ke arah mereka berdua.
Secepat itukah Hayoung melupakannya? Secepat itukah gadis itu menemukan pengganti dirinya? Lalu apa maksud perkataan Hayoung di dalam surat? Yang mengatakan gadis itu mencintainya dan berharap diberikan kesempatan untuk mengatakan langsung padanya? Lalu apa maksud kata-kata Hayoung malam itu? Yang mengatakan bahwa ia merindukannya dan ingin sekali memeluknya? Mengapa cepat sekali?
Sehun mengangkat wajahnya kembali dan memandang mereka berdua yang sudah keluar dari gerbang dan melewati taksinya. Ia bisa melihat laki-laki di samping Hayoung mengulurkan tangan dan menggandeng tangan Hayoung dengan erat dan gadis itu sama sekali tidak menolak. Mereka berdua terlihat sangat gembira dengan wajah yang berbinar-binar.
Sepertinya semua sudah terlambat. Sehun mendesah kecewa dengan kepala tertunduk lesu karena ia sadar bahwa ia sudah kehilangan Hayoung, bahkan sebelum ia sempat mengatakan perasaan yang sebenarnya pada gadis itu. Sebelum sempat Hayoung mengetahui semuanya.
Jadi apa yang harus ia lakukan sekarang? Pulang kembali ke Korea? Begitukah?
Belum sempat ia memutuskan apa yang harus dilakukan, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi dan ada nama Jiyeong tertera di layar. Ia menarik napas sejenak untuk meredakan rasa sakit yang terus menyerang, lalu dengan lemas ia mengangkat sebelah tangannya yang memegang ponsel ke dekat telinga. "Ya, ada apa?" tanyanya lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Warm Snowfall
FanfictionOh Hayoung adalah gadis blasteran Indonesia - Korea yang sedang patah hati. Hatinya begitu terluka oleh lelaki yang begitu dicintainya hingga ia memutuskan pergi ke Korea untuk menenangkan diri. Kebetulan ia masih memiliki sepupu di sana. Namun mala...