Chapter 3 : Memorial

1.9K 250 18
                                    

Saat itu aku hanyalah seorang bocah berusia tiga tahun.

Ibuku meninggal tepat ketika melahirkanku.

Kehidupanku dipenuhi kebencian dan kemarahan bagi para penduduk desa.

Aku tidak tahu kenapa mereka selalu memandangku dengan tatapan menjijikkan.

Aku tidak tahu kenapa mereka selalu memandangku dengan tatapan menjijikkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai aku menyadari kalau diriku sendiri adalah monster.

Aku tidak ingat sejak kapan aku memendam kebencian itu

Hari-hariku yang penuh dengan kesepian tanpa seorangpun yang ingin berteman denganku

Hanya satu hal yang tidak pernah bisa kulupakan

Hari dimana aku bertemu dengannya

Sosok anak perempuan berkimono putih dengan boneka beruang di tangannya

Seorang yang menganggapku sebagai teman pertamanya

Teman berhargaku

xXXxXXx

.

Happy reading

.

xXXxXXx

.

.

.

(-)

Inspirasi dari berbagai sumber :

Warning : DANGER ,spoiler, abal, dll

Summary :

Dia dapat merasakan cakra gelap di dalam tubuhnya. Semakin membesar dan lama kelamaan mulai menggerogoti cakra miliknya. Rasanya perih seperti terbakar.

Setiap hari tepatnya tengah malam, gadis tersebut menjerit kesakitan. Membangunkan seluruh penghuni kediaman Hyuuga. Kali ini bukan karena mimpi buruknya lagi namun karena kesakitan yang menjalar di sekujur tubuhnya. Ayahnya mencoba untuk menolongnya, sementara anggota keluarga lainnya berusaha menenangkannya.

Namun gadis tersebut tetap tidak mau bicara. Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang terjadi dengan putri dari Hyuuga Hiashi.

Namun orang itu mengetahuinya.

Laki-laki itu tahu segalanya.

Karena segala penderitaan yang dialami gadis itu adalah karena perbuatannya.

Darker Than NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang