DIANDRA OR DIANA

11 1 0
                                    

Sudah seminggu Diandra berada diindonesia, ia sudah mencoba berbagai makanan indonesia dari sate, rendang, coto, bakso semua ia nikmati. Dan seminggu ini ia belum bertemu dengan kedua orang tuanya dan abangnya, ia sangat ingin bertemu dengan mereka namun kedua orang tuanya sedang menjaga Diana yang berobat dan abangnya mengurus bisnis keluarga menggantikan Ayah mereka.

Dan libur sekolahpun telah berakhir besok adalah hari pertama Diandra menjadi Diana dan masuk sekolah.
Membuat diandra harus menyiapkan dirinya untuk berakting menjadi diana yang lembut dan penakut.

Matahari cenderung ke arah barat,cahayanya menebus jendela kaca dengan horden putih bunga bunga, perlahan menyinari kamar bercat biru langit membuat seorang gadis berambut panjang terbangun dari alam mimpinya.
Terdengan suara kicauan burung menyambut pagi sang gadis Diandra Putri Paulin atau sekarang Diana Ines Paulin.
Diandra mencoba menyesuaikan pandangannya.
Diandra bangun dari tidurnya dan bergerak menuju kamar mandi untuk bersiap ke sekolah.
Diandra menatap pantulan dirinya didepan cermin dan mencoba tersenyum.

"Hu... hari pertama menjadi Diana" ucap Diandra sembari berjalan keluar kamar menuju ruang makan.
Sampai didepan pintu ruang makan Diandra menatap seorang pria mudah memakai stelan jas berwarna biru tua sedang membaca koran.
Hal itu membuat senyum diandra mengembang dengan semangat Diandra menuju bangku yang berhadapan dengan  pria mudah itu

" selamat pagi Bang" sapa Diandra ceria.

" pagi" jawab Given Frans Paulin anak pertama keluarga Paulin,mendengar jawaban Given yang datar membuat Diandra sedih namun tetap mempertahankan senyumannya.

Mereka berdua sarapan dalam keheningan tak ada yang berbicara baik Given maupun Diandra walau diandra mencuri pandang kepada abangnya tapi Given tetap terlihat cuek.

Given menyelesaikan sarapannya dan langsung beranjak meninggalkan Diandra yang menatapnya sendu.

"Bang hati hati dijalan" teriak Diandra. Walau tak dibalas.

"Oke Diandra lo harus kuat" ucap diandra menyemangati dirinya sendiri.
Matanya membulat saat melihat jam yang ada ditangannya.

" OMG.......... GUE TELAATTT" teriak Diandra Histeris sembari berlari menuju parkiran .

"Pak asep... biar Andra aja yang bawah Mobilnya" ucap diandra.

"Tapi Non..." belum sempat pak Asep selesai bicara Diandra merebut kunci mobil yang ada ditangan pak asep dan memasuki mobilnya.

Didalam mobil tak henti hentinya Diandra mengomel ngomel tak jelas

"Gimana nhi hari pertama aja udah gagal jadi Diana yang disiplin apalagi jadi Diana yang nurut dan lembut... bisa pusing gue" gerutu diandra

Mendekati gerbang sekolah ia melihat gerbang baru mau ditutup dengan kecepatan penuh diandra membawah mobilnya memasuki gerbang sekolah SMA GALAKSI.

Bunyi decatan ban mobil membuat semua siswa siswi SMA GALAKSI menatap mobil putih dengan tatapan bertanya dan penasaran.

Setelah memarkirkan mobilnya dengan baik, Diandra menuruni mobil dengan gaya feminim namun dengan aura yang lebih kuat.

Diandra berjalan penuh percaya diri mendekati siswi siswi yang sedang berkumpul dikoridor sekolah.

" hay guys" sapa Diandra lembut.

"Hay Diana" sapa mereka balik

"Kok lo bawah mobil, biasanya dianter?" Tanya seorang gadis berbando pink dengan tangannya penuh dengan gelang berwarna pink yang Diandra yakini temannya Diana bernama Chaca.

"Gue bosan diantar mulu" jawab Dianra santai.

" kok gaya bicara lo beda sih" tanya cewe berambut ikal.

"Oh ngak kok, aku tadi keikut sepupu aku yang bicaranya pake gue lo" seru Diandra lembut.

" oh yah udah, bawain tas gue dong " suru Chaha sembari memberikan tasnya kepada Diandra diikuti ledua temannya vanesa dan Laras.

"Gue juga" ucap vanesa dan laras bersamaan.

"Hmm.. iya" dengan berat hati diandra membawa tas ketiga Inces abal abal.

"Gile... dia pikir gue babunya apa" gerutu diandra dalam hati.
Mereka berempat berjalan menuju kelas 11 ipa 2.

DIANDRA FOR METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang