Talk with a vampire

348 39 11
                                    

"sialan! Aku ini manusia tau! Nanti aku diincar vampir lain!"

"ah.. Nene, kamu benar. Tapi aku tetap tidak mau. Mana mungkin aku membuang makanan yang sangat lezat dan mudah menurut ini?. Kamu pasti berfikiran begitu kalo jadi aku"

Dia benar juga. Gaakan semudah itu melepaskan mangsanya. Dia gasebodoh itu. Kufikir vampir ga sekolah.

"walaupun tidak sekolah, kami juga punya akal tau!"

Hah? Dia tau? Dia baca fikiran aku?.

"kamu baca Fikiran aku?" kepalaku makin pusing pas nannyain ini.

"ah.. Enggak kok. Dari raut wajahmu aku udah bisa nebak itu. Matamu terlihat seperti berfikir. Matamu nelihat kebawah. Bibirmu bergerak gerak seperti mencari jawaban. Pengalaman lebih baik dari segalanya. Kami ini mencari kehidupan fana ini melalui pengalaman."

"ah.. Amane, aku- "

"Hanako. Hanya Kamu yang tau nama asliku. Kamu gaboleh ngasih tau siapa siapa. Jangan keceplosan. Karena..... Bahaya... " ekspresi nya dingin. Seperti bukan untuk ditentang. Jadi aku nengangguk aja. Daripada salah.

"jalan jalan?"

"hey... Kamu semangat sekali. Mata kamu sampe berbinar gitu haha"

Wajahku panas. Pipiku merona. Mulutku menganga seperti orang tolol.

Oke aku emang tolol. Aku ini gaterlalu pinter disekolah. Masuk 10 besar saja aku udah seneng.

Dia mengulurkan tangannya.

"Walaupun sekarang siang hari, disini gaterlalu panas karena kami vampir sensitif terhadap matahari."

"kalian kalo kena matahari kebakar? Kaya di film film gitu loh!" aku semangat saat mengatakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"kalian kalo kena matahari kebakar? Kaya di film film gitu loh!" aku semangat saat mengatakannya. Karena senang bahwa vampir sungguhab ada.

Dia ngakak dengan kurang ajarnya. Aku Pengen nabok mukanya sekarang.

"HANAKO!"

"haha.. Abisnya.. Kami ini vanpir, tapi gaterbakar. Kami emang sensitif sama matahari. Tapi gamati. Enak aja! Itu cuman hoax! Gaada matahari yang bisa ngebunuh kami..." dia terlihat berfikir.

"kecuali saat setelah kebangkitan saudara saudara kami"

"hah? Apa? Kalian bangkit?"

Dia ga mengubris pertanyaanku.

Kami keluar menikmati indahnya dunia luar.

Anjayyyyyyy

Tapi boong.

Hanako menyeretku ke bagian lain rumahnya. Hmm itu sepertinya lemari pakaian.

Tunggu? Apa? Lemari pakaian?
Aku disuruh ganti baju gitu?!
Orang ini gawaras! Baju cowo semua bangke!

"ah.. Pake aja bajuku dulu. Nanti kubelikan yang baru!"

Oke, aku gatahan. Pasti dia bisa baca pikiranku.

Kali ini aku menarik kerah bajunya. Aku udah gatahan.

Ini frivasiku bodoh!.

"eh.. Nene.. Jangan tarik kerah.. Bajuku".
Oke aku tau ini keterlaluan.

"kamu bisa baca pikiranku kan?!" aku mendesis.

"eh.. Iya.. Maaf... Abisnya galucu kalo aku langsung ngaku.. "

"jangan baca pikiranku! Itu frivasiku!". Lagi - lagi aku mendesis.

"eh.. Iya.. Maaf... Maaf... "

"jangan diulangi lagi!" kali ini aku berteriak ala kecewek-an. Aku menjerit.

"iyaaa iyaaaa, apapun asal kamu gateriak gitu!. Kebas ni kupingku!".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Yo minna san. Jangan lupa Vote comment follow dan share cerita ini!
Kenapa?
Karena jika kalian melakukan itu, itu akan sangat berguna bagi Pixiv dan Damien. Serta kelanjutan cerita ini!.

Thx, buat yang udah support Pixiv dan Damien.

The Vampire World•[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang