Rinai Bahagia

652 73 15
                                    

Rinai/ri·nai/ Mk n gerimis; rintik-rintik; tetes-tetes (tentang hujan);

Bahagia/ba·ha·gia/ n keadaan atau perasaan senang dan tenteram;

Hening menyelimuti sisa perjalanan pulang mereka. Setelah mengantar Nanon, Singto melanjutkan perjalanan. Sea sudah terlelap pulas sekali di jok belakang mobil, kejadian mengejutkan tadi tidak menahannya untuk terjaga. Krist sendiri mengalihkan pandangannya pada keramaian jalan di malam hari. Sesekali Krist saling pandang dan tersenyum dengan Singto, mereka tidak perlu berkata apapun saat ini.

Sesampainya di rumah, Singto membangunkan Sea, menyuruhnya mandi lalu kembali istirahat. Singto dan Krist melanjutkan kegiatan mereka masing-masing. Krist paham kalau Singto sangat lelah dan pekerjaan sudah menanti esok hari, jadi biarkanlah malam ini usai dengan begini adanya. Krist sudah memilih dan Singto memahaminya.

Krist berbaring menatap langit-langit kamarnya, perlahan ia menyentuh jantungnya yang berdegup kencang. Pikirannya berkelana menuju kejadian sore tadi. Krist nyaris tidak percaya ada seseorang di dunia ini yang mencintainya. Krist lahir sebatang kara, jelas saja ini merupakan hal baru di hidupnya. Kali pertama dalam hidupnya Krist merasa bahwa ia tidak sendiri. Singto ada di sampingnya.

Hal baik apa yang kulakukan di masa lalu hingga aku bisa mendapatkanmu?

...

Setelah membersihkan diri, Singto berbaring lalu menutup mata. Tidak lama kemudian matanya terbuka kembali, Singto menatap sendu bingkai foto dirinya, Sea, dan kedua orangtuanya sedang tersenyum bahagia. Singto bahagia, tidak menyangka hatinya yang sudah putus asa ini masih memiliki cinta dan cinta itu berlabuh kepada seseorang yang tidak ia sangka. Di awal pertemuannya dengan Krist, Singto menganggap bahwa Krist adalah ancaman atau bahkan seseorang yang tidak penting. Tapi senyuman hangat dan kelembutan Krist meruntuhkan segala macam tembok pertahanan milik Singto.

Krist tidak akan pernah menyadari bahwa ia membuat Singto sangat tergila-gila. Krist tidak perlu melakukan apapun. Krist tidak perlu menjadi siapapun. Karena hanya dengan kesederhanaannya, Krist sudah sangat memesona. Katakanlah Singto berlebihan tapi memang ini yang ia rasakan. Hanya dengan Krist, Singto tidak perlu menjadi kuat atau berwibawa. Krist membuatnya nyaman menjadi diri sendiri.

Singto pernah beberapa kali memiliki hubungan dan yang terakhir sebelum Krist memang cukup mengesankan, tapi untuk kali pertama Singto merasakan kebahagiaan seperti ini. Sebenarnya Singto tidak perlu menjabarkan, siapapun yang mengenal Krist pasti akan memahaminya. Kali pertama Singto merasa bahwa ia tidak sendiri di dunia ini. Krist ada di sampingnya.

Hal baik apa yang kulakukan di masa lalu hingga aku bisa mendapatkanmu?

...

Katanya orang yang jatuh cinta akan mengalami susah tidur, Krist tidak percaya. Semalam ia tidur sangat pulas dan nyenyak. Entah setelah sekian tahun akhirnya Krist bisa tertidur tanpa bermimpi buruk atau terbangun di tengah malam. Merentangkan badannya, Krist melirik jam di dinding. Sudah saatnya beraktivitas.

Sejak Krist ada di rumah ini, kegiatan menyiapkan makanan diambil alih olehnya. Untuk hal merapihkan rumah barulah Bibi yang akan mengerjakannya. Bibi tidak masalah toh Sea dan Singto sangat menyukai masakan Krist.

Suara orang memotong sayuran dan bau harumnya yang sangat menggoda, membuat Singto yang telah selesai bersiap menghampiri dapur. Hati Singto menghangat melihat Krist sedang sibuk memasak. Singto mendekat lalu memeluk tubuh Krist dari belakang. Krist membeku tapi berusaha menyamankan dirinya di dalam dekapan Singto. Singto seperti anak kecil, mengikuti Krist berjalan ke kanan dan ke kiri dengan tetap memeluknya. Sesekali Krist terkekeh geli, terkejut dengan sikap manja Singto. Siapa yang mengira seorang CEO yang memimpin ratusan karyawan bisa bertingkah seperti ini?

Bunga TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang