Day 3

282 44 1
                                    

Matahari baru memunculkan sinarnya ketika Yewon terbangun dipagi hari setelah membersihkan diri kemudian tanpa memberi tahu sang tuan rumah karena tak ingin mengganggu tidur Yoongi memutuskan untuk berjalan sendirian ke pantai yang memang tak jauh dari halaman belakang rumah Yoongi.

Yewon memakai celana pendek dan kaus putih yang dilapisi sweater kebesaran favoritnya, berjalan menyusuri pantai dengan menikmati semilir angin pagi yang memainkan rambutnya. Yewon menikmati keindahan pantai di belakang rumah Yoongi yang ternyata sangat luas dan sepi sehingga apapun yang ingin dilakukan disini tak perlu khawatir dilihat orang-orang karena memang hampir tak ada orang disekitar sini.

Ia ingat terakhir kali ke Busan adalah hampir 4 tahun yang lalu ketika diperbolehkan pergi berlibur seorang diri pertama kali oleh keluarga besarnya dan itupun tak jauh dari kerabat, yaitu keluarga Park Jimin yang tak lain adalah anak dari bibinya. Yewon menginap dirumah Park Jimin dan menikmati liburan bersama sepupunya tersebut. Jimin membawanya jalan-jalan menikmati semua tempat-tempat favorit di Busan. Kediaman Jimin yang terletak di pusat kota sangat berbeda dengan rumah milik Yoongi yang sepertinya jauh dari hiruk pikuk kota dan berdekatan dengan pinggir laut memberi kesan nyaman, apalagi dengan bunyi debur ombak yang menenangkan dan Yewon sangat menyukai itu.

Yewon memainkan pasir yang menggelitik kaki dan kemudian mendudukkan diri di pasir putih beralaskan sendal yang digunakannya sembari memandang ke lautan lepas yang kini ada didepannya. Ia merasa cukup nyaman disini sehingga luka hati yang tengah dirasakannya dapat sedikit terobati dan ingatan tentang kejadian yang ingin dilupakan selama hampir sebulan ini perlahan mulai memudar. Ia tengah asyik merasakan angin laut saat suara berat menyapa rungunya.

"Apakah tidak kedinginan sepagi ini sudah berada disini?" tenyata Yoongi sudah berada tak jauh dibelakangnya tengah memandangi Yewon

"Umm, tidak Yoongi-ssi kan aku memakai sweater" Yewon menjawab sembari tersenyum namun tetap duduk manis seperti semula

"Ayo masuk dan sarapan!" Lanjutnya hampir tak terdengar

"Ahh maaf Yoongi-ssi seharusnya aku yang menyiapkan sarapan karena bangun lebih dulu" Yewon tiba-tiba ingat bahwa semalam ia berniat menyiapkan sarapan kemudian buru-buru bangun dari posisi duduknya dan membersihkan sisa pasir yang menempel di belakang celana pendeknya.

"Tak apa, kau kan tamu disini sudah seharusnya aku menjamu tamuku" jawabnya sambil berlalu meninggalkan Yewon yang mau tidak mau harus mengikuti pria tersebut karena merasa perutnya juga mulai meronta minta diisi.

💜💜💜

"Boleh aku tahu Yoongi-ssi ini daerahnya namanya apa ya? Dan benarkah kau tinggal sendiri disini?" Yewon membuka percakapan setelah mereka sama-sama duduk menikmati sarapan dan rupanya ia masih penasaran.

"Waeyo?(Kenapa?) kau tertarik untuk tinggal bersamaku disini?" Yoongi malah balik bertanya.

Yewon yang sedang meminum air putih langsung tersedak mendengar pertanyaan Yoongi barusan karena kaget tidak menyangka kalau Yoongi akan melontarkan pertanyaan yang membuat ambigu begitu.

"M-mwo (apa?)?" Yewon tergagap dan mengelap sisa air yang bermuncratan dimeja, untung saja tidak mengenai Yoongi yang ada didepannya.

"Aku bercanda," Yoongi menjawab datar.

Yewon yang mendengar jawaban datar barusan malah terkekeh pelan sehingga membuat Yoongi justru melirik tajam kearah Yewon.

"Kenapa tertawa? Ada yang lucu?" pria itu bertanya tetap dengan ekspresi datarnya.

"Ne(Ya)" Yewon masih tertawa.

"Apanya yang lucu?" Yoongi kembali bertanya.

"Bagaimana bisa kau bercanda dengan wajah sedatar itu Yoongi-ssi dan menurutku itu lucu," Yewon berpikir pria didepannya ini memang sulit ditebak.

"Kurasa tidak lucu" Yoongi bergumam pelan dan kemudian melanjutkan sisa sarapannya yang masih ada.

Sisa hari itu dihabiskan Yewon dengan kembali menyusuri pantai disekitar kediaman Yoongi dan berjalan-jalan ke pasar tradisional yang juga ternyata tak jauh dari sana sehingga bisa ditelusuri dengan hanya berjalan kaki. Yoongi sempat menawarkan untuk diantar menggunakan mobil namun Yewon menolak dan lebih memilih berjalan kaki toh cuaca juga tidak terlalu terik dan terkesan mendung namun tidak ada tanda-tanda akan hujan, seolah mendukung orang-orang yang sedang ingin berada diluar menghabiskan hari itu.

Yoongi juga mengajak Yewon berwisata kuliner menikmati jajanan dan makanan khas didaerah itu yang tentu saja disambut antusias oleh Yewon yang memang hobi mencoba hal-hal baru. Selama perjalanan mereka berusaha mengakrabkan diri dengan saling bercerita tentang diri masing-masing meskipun lebih banyak Yewon yang bertanya maupun bercerita namun sesekali Yoongi bertanya entah itu memang karna ingin tahu atau hanya basa-basi semata Yewon tidak peduli yang terpenting adalah mereka punya bahan untuk dibincangkan.

Darisanalah Yewon mengetahui bahwa ternyata Yoongi sudah 5 tahun berada di Busan demi memimpin langsung cabang perusahan miliknya yang pusatnya berada dikota kelahirannya yaitu Daegu. Yoongi dan Jimin ternyata adalah senior dan junior dikampus itulah sebanya mereka sudah saling kenal sejak lama dan Jimin berani menitipkan Yewon pada Yoongi dan percaya pria itu akan menjaganya dengan baik.

Menjelang sore Yoongi mengajak Yewon melihat matahari tenggelam di Ddaepo, kalau menuju kesana mau tidak mau harus menggunakan kendaraan karena akses kesana cukup jauh. Mereka sampai disebuah perbukitan yang dibawahnya terhampar lautan lepas tepat matahari akan terbenam. Disana terdapat sebuat taman yang dibuat khusus untuk para pengunjung yang ingin menyaksikan langsung sang surya ternggelam. Begitu sampai disana mereka langsung duduk dibangku kecil yang menghadap ke lautan lepas sehingga kita akan puas memandanginya.

"Woaahh indah sekali!" Yewon terkagum akan pemandangan yang kini memanjakan indera penglihatannya.

"Apa kau sering kesini Yoongi-ssi" Yewon bertanya pada Yoongi yang juga kini tengah menyaksikan pemandangan didepan mereka.

"Tidak juga," Yoongi menjawab seadanya.

"Mungkin kalau aku tinggal disini, aku pasti akan sering kesini," Yewon melanjutkan lagi.

"Jadi kau memang tertarik tinggal disini bersamaku," Yoongi menggumam pelan 

"hahaha kau bercanda lagi Yoongi-ssi," gadis itu hanya tertawa canggung mendengar ucapan Yoongi barusan.

Yoongi tak lagi menjawab dan hanya memandang ke laut lepas dibawah sana dengan ekspresi sulit ditebak.

Matahari beberapa menit lagi akan terebenam menghantarkan rona lembayung senja memenuhi langit sore. Cahayanya begitu indah dipandang dan membuat mata tidak akan pernah lepas dari mahakarya Tuhan tersebut. Tak ada lagi percakapan yang terdengar diantara mereka, keduanya sibuk menikmati pemandangan itu dengan pikiran yang telah melanglang buana entah kemana. Namun tanpa Yewon sadari beberapa detik yang lalu Yoongi tengah memperhatikan gadis itu dengan mata yang tak berkedip, pemandangan indah didepan mereka seolah selaras dengan yang tengah dilihat Yoongi sekarang. Binar mata bening dengan hidung mungil dan bibir tipis namun menggoda yang tengah memandang kedepan tanpa berkedip itu sukses membuatnya tak dapat mengalihkan pandang.

Yoongi ingat beberapa hari yang lalu saat Park Jimin merengek padanya untuk menggantikannya menemani gadis itu selama liburan di Busan. Tentu saja pada awalnya Yoongi menolak karena tak ingin direpotkan tapi Jimin berhasil membujuknya dengan iming-iming menyetujui perjanjian kerjasama perusahaan miliknya dengan café yang tengah dikelola Jimin sehingga Yoongi berada disini sekarang.

Baru beberapa menit Yoongi mengagumi anugrah Tuhan tersebut ia dibuat kaget oleh manik bening yang mulai bercucuran dari sepasang mata indah itu padahal baru sedetik yang lalu ekspresi gadis bersurai hitam itu gembira namun sekarang sudah berubah sedih dan sesenggukan menahan tangis. Yoongi tak tahu harus melakukan apa melihat gadis yang kini memeluk lutut yang ditekuk dan membenamkan wajahnya disana. Suara isakan lirih keluar dari sana dengan pundak yang naik turun membuat Yoongi terdiam ditempatnya kebingungan.

•••bersambung•••

gimana? gimana? apakah ada yang suka? 😊
tolong pencet tombol bintangnya yaa soalnya bisa banget jadi cambuk penulis buat tetep lanjut 😃

Gumawo~yo
©nαα

17 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang