Yoongi berdeham sejenak, ia merasa reaksinya terlalu berlebihan karena terdengar seperti seorang suami yang menegur istrinya yang pulang larut malam.
"Tidurlah, selamat malam!" Yoongi melembutkan sedikit nada bicaranya ketika Yewon hanya menatapnya bingung kemudian berbalik masuk ke kamar.
"Yoongi-ssi apa kau baik-baik saja?" akhirnya Yewon bersuara sesaat sebelum Yoongi akan menutup pintu kamarnya.
"Maksudmu?" kali ini Yoongi yang merasa kebingungan kerena pertanyaan yang Yewon lontarkan.
"Kau kelihatan pucat dan sedikit berkeringat," Yewon memerhatikan peluh Yoongi yang membanjiri pelipis dan kaos putih yang ia kenakan.
Yoongi baru ingat ia sempat bermimpi buruk ketika baru saja tertidur sebentar dan memerhatikan kaos yang dipakainya. Ia buru-buru menghapus keringat di dahi dengan punggung tangan dan berkata,"Aku baik-baik saja," kemudian berbalik menutup pintu meninggalkan Yewon yang masih terdiam ditempatnya.
💜💜💜
Bunyi kicau burung nan merdu membangunkan gadis yang kini masih bergelung di balik selimutnya, sedikit mengerjap dan melihat ke arah jendela yang telah memunculkan sinar terang dari balik tirai. Yewon bangun dari tidur dan langsung membersihkan diri menuju kamar mandi.
Yewon keluar kamar dan langsung menuju dapur mengambil sebotol air mineral dari lemari pendingin lalu meneguknya sampai habis setengah. Yewon memerhatikan sekeliling dan tampak sepi menandakan Yoongi belum bangun tidur dan tiba-tiba sebuah ide muncul di benak Yewon.
💜💜💜
Yoongi merasakan pusing dikepalanya, baru pukul 06.30 ia baru bisa benar-benar terpejam dan terbangun pukul 08.00 pagi karena indra penciumannya menangkap sesuatu.
"Kau sudah bangun?," suara serak Yoongi mengalihkan atensi Yewon dari kuali dihadapannya.
"Iya, maaf Yoongi-ssi tidak meminta izin terlebih dahulu sebelum memakai dapurmu untuk menyiapkan sarapan," Yewon berhenti menggoreng sejenak untuk menatap Yoongi yang tampak telah rapi dan wangi meski kantong matanya kelihatan gelap.
"Tidak masalah, anggap saja seperti rumahmu sendiri," Yoongi menatap Yewon sekilas sebelum mengambil segelas air di atas meja.
Lima belas menit kemudian Yewon meletakkan sepiring masakan yang telah dibuatnya kehadapan Yoongi yang telah duduk dengan manis di meja makan.
"Silahkan dinikmati Yoongi-ssi, maaf jika rasanya aneh aku hanya memanfaatkan bahan yang ada di kulkas dan jadilah nasi goreng kimchi, apakah kau menyukainya?" mata bulat Yewon menatap Yoongi penuh harap.
"Tidak masalah, sepertinya menggiurkan," Yoongi mengangguk pelan dan mulai mengambil sesendok nasi goreng yang tampaknya enak.
Yoongi mulai memasukkan suapan nasi goreng itu ke dalam mulutnya dan mengunyahnya perlahan merasakan makanan itu diadalam mulutnya. Sedangkan Yewon menatap Yoongi dengan mata berbinar mengharapkan komentar dari Yoongi, namun seperti biasa pria dihadapannya hanya berekspresi datar dan tidak terbaca.
"Ba-bagaimana Yoongi-ssi," Yewon bertanya harap-harap cemas.
"Hmm, lumayan," Yoongi masih mengunyah pelan denganekspresi yang sulit di tebak.
"Benarkah?!" nada ceria terdengar dari suara Yewon, ia sangat senang apabila masakannya disukai oleh Yoongi.
Yewon yang juga sangat penasaran bagaimana rasa nasi goreng kimchi buatannya mulai menyantap satu sendok, namun baru saja makanan itu menyentuh indra perasanya Yewon buru-buru berdiri dan berlari menuju wastafel "Huweeek," Yewon memuntahkan semua yang ada didalam mulutnya dan kembali ke meja makan guna mengambil segelas air minum dan menghabiskannya dalam sekali tegukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Days With You
FanfictionYewon patah hati, ia baru saja dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya sendiri sehingga memutuskan meninggalkan Seoul untuk sementara waktu. Ia ingin melupakan segala sakit hati yang dialaminya sekaligus melupakan pria yang selama ini begitu dipercay...