"Sudah merasa lebih baik?" Yoongi akhirnya bersuara setelah hampir dua puluh menit mereka disana berdiam diri tanpa ada yang ingin mengucapkan apapun.
"Hmmm ya, terima kasih Yoongi-ssi," Yewon menjawab mantap sambil mengangkat sebotol kaleng minuman dingin yang tadi diberikan oleh Yoongi tak lupa senyum manis yang diberikan oleh gadis itu kepada Yoongi yang sukses membuat sang pria terkesima melihatnya. Walaupun dengan mata yang masih membengkak sehabis menangis Yewon masih bisa tersenyum manis dengan polosnya padahal beberapa waktu yang lalu ia masih menangis sesenggukan tanpa Yoongi tau apa penyebabnya, sehingga membuatnya sedikit panik dan pergi mencari minuman agar bisa diberikan pada sang gadis.
"Jadi apa yang membuatmu menangis?" Yoongi penasaran menatap sekilas kearah Yewon namun kembali mengalihkan pandang ke depan sana.
"Aku hanya ingin menangis sepuasnya melupakan apapun yang ingin aku lupakan dan setelah ini aku takkan menangis lagi," Yewon menjawabnya dengan penuh tekad tanpa menceritakan detailnya kepada Yoongi.
Yoongi hanya mengangguk samar seolah mengerti kenapa sang gadis tidak ingin bercerita lagipula Yoongi tidak terlalu peduli, toh disini ia hanya disuruh menemani dan menghibur meskipun untuk kategori menghibur itu sendiri Yoongi tidak yakin ia bisa melakukannya sehingga cukup dengan menjadi pendengar yang baik mungkin sudah cukup.
Mereka masih asyik memandang kebawah sana menyaksikan sang mentari benar-benar tenggelam seolah ditelan lautan dan langit berubah gelap dan hanya disinari oleh sinar lampu jalanan yang cukup temaram. Setelah langit benar-benar berubah gelap mereka memutuskan untuk kembali kerumah. Yoongi dan Yewon tak banyak berbincang selama perjalanan kerumah, mereka lebih banyak diam dan tenggelam dengan pikiran masing-masing.
💜💜💜
"Hansol-ah!" Panggil gadis itu kepada kekasihnya yang tengah asyik membaca buku di perpustakaan siang itu.
Sang pria langsung melihat ke arah sumber suara dan menyambut sang gadis dengan senyum manis miliknya dan langsung memperhatikannya dengan seksama ketika sang gadis telah duduk disampingnya.
"Iya sayang, ada apa?" tanya pria yang dipanggil Hansol tersebut kepada gadis berambut hitam tersebut.
"Aku sudah mengisi formulir pendaftaran beasiswa S2 itu Hansol-ah, dan kau tahu kata Prof Song aku termasuk kandidat yang akan direkomendasikan," suara gadis terdengar sangat ceria.
"ah benarkah? Baguslah!" Hansol berusaha sebisa mungkin menghilangkan raut muram yang seketika menghampirinya setelah mendengar berita dari sang kekasih.
"Kenapa sayang? Ekspresimu tiba-tiba berubah? Rupanya gadis itu melihat perubahan raut wajah kekasihnya meskipun berusaha ia sembunyikan dengan baik.
"Tidak umji-ku sayang, aku memang sedang tidak enak badan dan kepalaku sedikit pusing," Hansol menjawab asal supaya Yewon percaya bahwa sebenarnya ada rasa tidak suka pada berita yang baru saja didengarnya.
"Benarkah? Kenapa masih kekampus? Ayo kita kedokter!" Yewon langsung menarik tangan prianya untuk berdiri dan segera memeriksakan Hansol ke dokter.
"Tidak usah sayang, hanya sakit kepala ringan dan dengan istirahat sebentar akan hilang," Hansol menolah ajakan Yewon untuk ke dokter.
"Kalau begitu ayo kita pulang kau harus istirahat kalau begitu," Yewon masih khawatir kepada Hansol.
"Baiklah, urusanku dengan Prof Han juga sudah selesai, Ayo!" Hansol menarik lembut tangan pacarnya itu untuk segera beranjak dari perpustakaan yang merupakan salah satu tempat favorit mereka untuk bertemu ketika dikampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Days With You
أدب الهواةYewon patah hati, ia baru saja dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya sendiri sehingga memutuskan meninggalkan Seoul untuk sementara waktu. Ia ingin melupakan segala sakit hati yang dialaminya sekaligus melupakan pria yang selama ini begitu dipercay...