Day 7

278 42 5
                                    

Semburat Jingga telah memenuhi cakrawala menandakan waktunya siang berganti malam, namun matahari seolah enggan meninggalkan siang untuk menjemput malam, seperti masih ingin menyaksikan dua insan yang kini tengah saling menatap satu sama lain.

"Maaf aku reflek, biasanya aku melakukan ini ketika Yoonji menangis," ujar Yoongi setelah melepaskan bibirnya dari kening Yewon.

"Yoonji?" Yewon bergumam heran karena baru hari ini Yoongi menyebut nama itu.

"Yoonji adikku, jadi tak usah memaksakan untuk bercerita kalau itu sulit bagimu," Yoongi kemudian berkata lagi.

Yoongi reflek melakukannya agar gadis manis itu tidak memaksakan dirinya untuk bercerita karena sepertinya Yewon sangat menahan rasa sakit hati ketika akan menceritakannya. Hal itu sukses membuat Yewon terdiam dan terpaku menatap onyx yang kini tengah menatap matanya.

Tangan Yoongi tergerak untuk menghapus jejak air mata yang masih tersisa di sudut mata Yewon ada rasa tidak suka di dada pria itu ketika gadis yang kini tengah berada sangat dekat dengannya itu menangis karena sebab yang Yoongi tidak ketahui, dan ia tidak terlalu ingin mengetahuinya. Ia hanya ingin senyuman saja yang menghiasi bibir gadis itu.

"Jadi jangan menangis lagi dihadapanku hm? Kalau kau tidak ingin kucium lagi" suara Yoongi terdengar serak manakala mengutarakan apa yang ada dipikirannya.

Mendengar ucapan Yoongi itu rona merah langsung menghiasi wajah Yewon, ia tidak menyangka pria yang terkesan cuek dan dingin ini ternyata mempunyai sisi lembut dan hangat juga.

"Ayo kita turun, sepertinya bianglala ini sudah berhenti," Yoongi kembali bersuara

"Ah iya.." Yewon buru-buru mengapus sisa air mata yang masih menempel disudut matanya dan mengikuti Yoongi yang telah lebih dulu keluar.

💜💜💜

Kejadian tadi sore sukses membuat Yoongi tak bisa tidur, ia hanya berguling-guling kekiri dan kekanan guna mencari posisi nyaman untuk tidur namun matanya tak juga kunjung mengantuk. Ia masih terbayang bagaimana ia mencium kening Yewon tadi.

Sebenarnya awalnya Yoongi ingin mengecup bibir mungil nan manis milik Yewon namun di detik-detik terakhir ia akan melakukannya, ia tersadar bahwa tidak sepantasnya ia melakukan itu pada Yewon dan bisa saja Yoongi akan di cap sebagai pria mesum dan ia tidak mau itu terjadi.

Saat bibirnya berhasil menyentuh kening itu, aroma Yewon langsung terhirup oleh Yoongi dan itu yang membuat dirinya jadi susah tidur sekarang, aroma lembut dan manis itu membuat Yoongi benar-benar ingin  merasakan bagaimana rasanya bibir Yewon yang tampak lembut, lembap dan manis itu.

Yoongi langsung bangkit dari tidurnya dan duduk bersandar di kepala ranjang lalu mengacak-acak surai hitam legamnya sejenak agar semua pikirannya tadi tidak merembet kemana-mana dan berakhir dengan nafsu yang sudah lama padam kini muncul kembali. Rupanya hampir tiga tahun tidak memiliki kekasih membuat pikiran liarnya menjadi tidak terkendali.

Suara ketukan halus dipintu kamar Yoongi berhasil memecahkan pikiran-pikiran Yoongi yang mulai meliar dan memilih bergerak ke arah pintu.

"Maaf menggannggu Yoongi-ssi aku hanya mau minta tolong, sepertinya penghangat dikamarku rusak, aku sudah berusaha menyalakannya tapi tetap tidak bekerja," Yewon sebenarnya tak ingin mengganngu Yoongi tapi malam ini benar-benar dingin dan tidak mempan hanya dengan selimut saja.

Lagi-lagi aroma Yewon nan lembut langsung memasuki indra penciuman Yoongi ketika ia masuk kekamar yang sudah lama tidak dikunjunginya itu aroma Yewon itu sangat memabukkan bagi Yoongi kalau saja Yoongi tidak ingat bahwa Yewon bukan kekasihnya melainkan adik sepupu Jimin yang harus ditemaninya selama berada di Busan mungkin Yoongi sudah menyerangnya dari tadi. Yoongi benar-benar tidak habis pikir kenapa bisa semakin lama pikiran-pikiran yang tidak baik menguasai pikirannya. Yoongi pikir mungkin dirinya sudah terlalu lama menyendiri dan harus segera mencari kekasih agar tidak kesepian lagi.

17 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang