"Y-Yoongi-ssi," Yewon buru-buru bangun dari tidurnya dan menjauhkan posisinya dari pria yang kini tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Aku hanya ingin membangunkanmu untuk pindah ke kamar, jangan tidur di sofa sembarangan," Yoongi terdengar mengomel dan segera berlalu meninggalkan Yewon yang masih kaget dan hanya bisa mengerjap beberapa kali.
Yewon akhirnya kembali ke kamarnya karena hujan diluar tak kunjung reda, sehingga ia memutuskan untuk kembali ke kamar dan tidur saja sambil menunggu hujan tidak lagi turun. Baru saja Yewon hendak membuka pintu kamarnya ia samar-samar mendengar percakapan dari kamar Yoongi yang pintunya tidak tertutup dengan sempurna.
"Ya! Park Jimin kapan kau kembali huh?" Yoongi terlihat mondar mandir di dalam kamar, posisinya membelakangi pintu dengan ponsel yang menempel ditelinga sehingga tidak menyadari kalau Yewon berdiri didepan pintu sambil menyimak percakapan mereka yang Yewon yakini tengah terhubung ke Jimin.
"Kau tahu sendiri sebenarnya aku juga sibuk, tapi gara-gara permintaanmu ini, banyak pekerjaanku yang terbengkalai," Yoongi sedikit menaikkan nada suaranya.
"Cepatlah kembali, aku tidak mau tau!" Yoongi berujar frustasi setelah sejenak mendengarkan balasan Jimin diseberang sana ia kemudian mengacak-acak rambutnya.
"Bisa gila aku lama-lama seperti ini," Gumaman Yoongi berhasil membuat Yewon merasa tidak enak hati dan buru-buru masuk kamar agar Yoongi tak menyadari bahwa ia sudah menguping pembiacaraannya dengan Jimin.
Yewon menghempaskan tubuhnya ke ranjang, hatinya sedikit mencelos mendengar perkataan Yoongi tadi, ternyata tebakannya selama ini benar bahwa Yoongi memang tidak menyukai kehadirannya disini dan merasa terpaksa harus menemaninya karna Jimin yang memintanya. Yewon hampir menangis namun ia berusaha menahannya agar air mata tidak jatuh kepipi ini karena Yewon sudah lelah menangis terus lalu kemudian memutuskan membereskan barang-barangnya dan kembali Seoul secepatnya.
Yewon keluar kamar dengan membawa koper dan barang-barangnya yang lain dan langsung berpapasan dengan Yoongi yang juga baru saja keluar dari kamar dan menatap heran ke arah Yewon.
"Mau kemana?" Yoongi bertanya
"M-maaf Yoongi-ssi sepertinya aku harus kembali ke Seoul," Yewon menjawab singkat dan sedikit tergagap.
"Kenapa mendadak sekali?" Yoongi bertanya lagi.
"Ibu menelpon dan menyuruhku untuk segera pulang," Jelas saja Yewon berbohong karena dia tidak mungkin mengatakan pada Yoongi bahwa dia telah mendegar percakapannya dengan Jimin ditelepon tadi.
"Apa kau medengar percakapanku dengan Jimin?" Yoongi tidak percaya begitu saja dan menebak Yewon mencuri dengar percakapannya dengan Jimin di telepon tadi.
"N-Ne?" Yewon tentu saja kaget ditodong dengan pernyataan yang benar tersebut.
"Sekarang ikut aku!" Yoongi menarik tangan Yewon membawanya ke mobil dan meninggalkan kopernya yang masih ada didepan pintu kamar. Yewon tak sempat berontak dan ia memang tidak berani apalagi menyadari sepertinya sang pria tengah menahan sesuatu dengan Yoongi mengeraskan rahangnya.
💜💜💜
"Mau ice cream?" tawar Yoongi setelah menyodorkan satu potong es krim tepat didepan wajah Yewon sore itu.
Mereka kini tengah berada di taman hiburan yang ada di Taejongdae. Menghabiskan waktu disana dengan menaiki wahana apapun yang ada, meskipun Yoongi tak begitu menyukainya namun tetap berusaha terlihat menikmati agar Yewon senang dan tidak marah lagi.
"Sebaiknya kau kembali ke Seoul setelah Jimin datang," Yoongi membuka suara di sela-sela mereka menyesap es krim mereka.
"Aku akui aku orang yang dingin, kaku dan sulit mengekspresikan perasaanku,ta-,"
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Days With You
FanfictionYewon patah hati, ia baru saja dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya sendiri sehingga memutuskan meninggalkan Seoul untuk sementara waktu. Ia ingin melupakan segala sakit hati yang dialaminya sekaligus melupakan pria yang selama ini begitu dipercay...