Tiga Puluh Lima

2.3K 286 30
                                    

"Direktur, bisakah aku bertemu dengan Yuanji sebentar?" Yeri menahan lengan Jungkook yang tengah menariknya untuk masuk ke lift.

Jungkook berbalik, ia menatap Yeri dengan tatapan penuh selidik, "Kenapa kau ingin bertemu dengannya?"

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padanya. Cepat beri tahu aku, dimana dia?"

Jungkook sedikit curiga dengan sikap Yeri yang seperti ini. Yah, mau gimana lagi, ia sama sekali tidak memiliki alasan untuk menolak gadis tersebut.

"Baiklah, kita tunggu di lobby saja. Aku akan menyuruh Yuanji untuk datang dalam 5 menit," Jungkook kembali meraih tangan Yeri dan menggenggamnya. Langkah mereka membawa mereka ke sofa panjang yang sudah disediakan di lobby Perusahaan Jeon.

Yeri menepuk pundak Jungkook, "Apa kau sudah menelefon Yuanji? Suruh cepat sedikit, aku tidak sabar menemuinya."

Yeri menggigit kukunya, mencoba menghilangkan rasa gugupnya. Kalau saja Yuanji ingat dengan semua hal yang terjadi di masa lalu, itu akan berguna untuk membuat Jungkook mengingat kenangan mereka kembali. Kalau Yuanji benar-benar sudah bereinkarnasi ke jaman modern ini, mungkinkah Shiye, Yeonjun, dan Mingyu juga ada di jaman yang sama dengannya? Memikirkannya saja sudah membuat Yeri bingung, apalagi melihat mereka bersamaan.

"Dia sudah datang,"

Yeri lekas berdiri dari duduknya. Tatapannya beralih ke Yuanji yang sedang berjalan mendekati mereka. Langkah pria itu memelan ketika melihat Yeri menatapnya dengan penuh selidik. Gadis itu menghampirinya dan menariknya ke suatu tempat yang sedikit sepi.

Yuanji memiringkan kepalanya, menatap Yeri dengan bingung, "Nona, ada apa menarikku kemari?"

"Kau terlihat mirip dengan Yuanji di Dinasti Qing. Hanya saja, penampilanmu lebih anggun dari yang dulu. Perkembangan yang bagus," kekeh Yeri. Tatapannya menatap penampilan Yuanji yang tengah mengenakan jas kantornya.

"Maaf nona, apa yang kau maksud?"

Yeri membuang nafasnya kasar, "Kau mengingatku kan? Aku ini Permaisuri dari tuanmu. Apa kau benar-benar tidak mengingatnya?"

Yuanji mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tidak berani menatap Yeri yang seakan-akan memaksanya untuk berbicara hal yang tidak ingin ia bahas sebelumnya. Yuanji memilih diam dan membiarkan Yeri berbicara semaunya.

"Balas aku, kalau kau benar-benar mengingat semuanya, kau harus membantuku untuk memulihkan ingatan Jungkook." Yeri menggoyangkan lengan Yuanji, ia berharap bisa meluluhkan Yuanji agar pria itu bisa membantunya mengembalikan ingatan Jungkook.

Yeri mengerutkan dahinya kesal, "Kenapa kau diam saja? Jangan-jangan kau memang mengingat semua yang terjadi di masa lalu, tapi kau sengaja tidak ingin membantuku? Yuanji, aku juga tidak ingin melukai tuanmu. Aku hanya ingin membantunya, ok?"

"Maaf nona, aku melayani tuanku, bukan anda. Permisi," Yuanji sedikit membungkukkan tubuhnya dan meninggalkan Yeri dengan penuh tanda tanya besar.

"Ada apa dengannya? Kenapa Yuanji berpura-pura tidak mengingatnya? Kesal sekali!" Yeri melipat kedua tangannya di depan dada. Untuk sekarang, ia benar-benar membutuhkan Aera untuk menghiburnya. Karena hanya dialah yang bisa membuat moodnya naik dalam waktu singkat.

"Apa yang kau bicarakan dengan Yuanji?"

Yeri tersentak, ia mengadahkan kepalanya dan menatap Jungkook yang sudah berdiri di hadapannya. Gadis itu tidak tahu harus berkata apa, ia hanya terdiam dan tersenyum kikuk membalas pertanyaan Jungkook.

"Baiklah kalau kau tidak ingin mengatakannya. Aku pergi dulu untuk menghadiri rapat, nanti pulang denganku." Jungkook mengelus puncak kepala Yeri sekilas, lalu pergi meninggalkan lobby dengan Yuanji yang berjalan di belakangnya.

"Yuanji, aku tidak jadi menyetir sendirian. Kau saja yang setir mobilku, aku ingin berbicara sesuatu padamu." ucap Jungkook sebelum memasuki mobil mewahnya.

"Baik, tuan."

Saat mobil mewah itu sudah pergi meninggalkan perusahaan, barulah Jungkook mulai bertanya. Bertanya bagaimana Yuanji bisa begitu akrab dengan Yeri meski baru bertemu satu kali. Entahlah, dirinya sedikit —cemburu. Tapi ia tidak bisa memberikan suatu alasan yang pasti, kenapa ia bisa cemburu hanya karena Yeri berbincang dengan Yuanji. Jungkook merasa perasaannya begitu aneh. Tubuhnya menolak rasa itu, tapi tidak dengan hatinya.

"Saya sudah pernah mengatakan hal ini sebelumnya, tuan. Tapi tuan tidak percaya. Yeri adalah Permaisuri anda di Dinasti Qing. Kita bereinkarnasi ke jaman modern ini dengan keadaan yang sama. Yuanji tetap menjadi bawahan tuan, dan Selir Wang tetap menjadi saingan Permaisuri Xiao. Entah sampai kapan pergelutan ini akan berlanjut, tapi sepertinya, Permaisuri Xiao sudah menyadari keberadaanku dan Selir Wang. Ia belum menyadari keberadaan yang lainnya, tuan." jelas Yuanji.

Jungkook memijat pelipisnya. Seberapa keras Jungkook berusaha untuk mengingatnya, ia berakhir dengan rasa sakit yang luar biasa pada kepalanya. Mungkin kepingan-kepingan ingatan itu akan muncul seiring berjalannya waktu. Ia harus menunggu sampai waktu itu tiba, dan ia bisa hidup bahagia dengan Yeri selamanya. Namun sepertinya, akhir bahagia itu tidak terlihat mudah untuk didapatkan. Perlu pengorbanan dan perjuangan pastinya.

"Tapi sepertinya, aku sedikit demi sedikit mulai menyukainya. Aku juga merasa aneh dengan diriku sendiri, aku tidak ingin peduli dengannya, tapi hatiku tergerak untuk memperhatikannya. Ini gila!" Jungkook mengacak-acak rambutnya frustasi. Tidak habis fikir dengan apa yang terjadi dengannya belakangan ini.

"Itu karena kekuatan cinta, tuan. Permaisuri Xiao masih mencintai tuan, tuan harus bisa membalas cintanya. Mengingat kesengsaraan tuan ketika Permaisuri Xiao meninggalkan Dinasti Qing, sepertinya tuan juga tidak bisa berada jauh dari Permaisuri Xiao." Yuanji terkekeh kecil, ia mengingat keadaan Jungkook yang mati-matian ingin bereinkarnasi ke jaman modern ini.

"Tapi, kenapa hanya aku yang kehilangan ingatan? Kalian bisa mengingat semuanya, tapi aku tidak." kesal Jungkook tak terima.

"Mungkin ini ujian untuk tuan dan permaisuri?"

Jungkook berdecih, "Ujian apa lagi yang Tuhan siapkan untuk kami? Dia sudah memberiku ujian dengan membuat Yeri meninggalkanku di Dinasti Qing, dan aku berakhir dengan kehilangan ingatan saat setelah aku bereinkarnasi ke jaman modern ini."

Yuanji menatap Jungkook dari kaca mobil, ia tersenyum kecil melihat tuannya yang terlihat kesal. Ia sudah lama tidak melihat ekspresi itu, ekspresi dimana ia terlihat sangat kesal karena tidak berada di sisi Yeri sepanjang waktu.

"Tuan, beberapa hari lagi Permaisuri Xiao akan berulang tahun. Tuan harus mengingat kenangan kalian di masa lalu jika tuan ingin memberikan kejutan besar untuk Permaisuri Xiao,"

Jungkook cukup tertarik dengan ide Yuanji, "Aku akan berusaha mengingatnya dalam 3 hari. Dan tentunya, kita harus mengadakan pesta yang besar untuk merayakan ulang tahun Yeri yang ke 22."

Yuanji menatap Jungkook tak percaya, "Tuan, kau mengingat usia Permaisuri Xiao?"

"Bukankah aku sudah bilang? Aku akan mengingat semuanya dalam 3 hari, tentu saja aku harus mengingat usia Yeri, kan?" Jungkook tertawa kecil melihat Yuanji yang tengah menatapnya dari kaca mobil.

"Tapi, kenapa tuan mengingatnya dengan sangat cepat?"

Jungkook tersenyum menggoda, "Rahasia alam."














































To Be Continued

TIME TRAVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang