"Aer, ini beneran Cafe XZ?" tanya Yeri ragu ketika tatapannya meneliti sebuah club yang berwarna warni dengan musik disko yang suaranya hampir terdengar sampai luar.
Aera mengidikkan bahunya, "Mungkin?"
"Ih, Yeona mana, sih? Kukira Cafe astaga, kenapa club dah?" Yeri menggerutu kesal. Karena pasalnya, ia mengira kalau mereka akan menghabiskan waktu bersama di salah satu cafe terdekat. Tapi ini tidak, suasana itu justru terlihat hitam abu-abu baginya.
Bagaimana kalau Jungkook tahu kalau aku berada disini? Sialan kau Yeri, baru saja hubungan kalian membaik, tapi kau mengacaunya. Sudahlah biarkan saja, aku ingin bersenang-senang dulu-kyr
"Kalian sudah sampai? Ayo masuk! Teman-teman pada nungguin, nih." Yeona menggeret lengan Aera untuk memasuki club tersebut. Sedangkan Aera spontan menarik lengan Yeri yang masih diam membeku menatap dirinya dan Yeona bergantian. Lemot sekali, batinnya.
"Aer, gila. Seumur-umur aku tidak pernah mendatangi tempat seperti ini," Yeri terus mengerjap tak percaya sembari meneliti setiap sudut ruangan luas tersebut. Ia masih asing dengan tempat ini, dan secepatnya harus beradaptasi. Karena setiap bulan, mungkin saja temannya akan selalu mengajaknya ke club untuk merayakan kebersamaan mereka?
"Aelah lebay. Saat kau koma, aku selalu ke club setiap malam karena kesal padamu tak kunjung bangun." geram Aera. Mengingat betapa bodohnya dirinya saat menyadari sahabatnya yang tengah terbaring koma di ranjang rumah sakit.
Yeri terkekeh, langkahnya terus mengikuti Yeona sampai mereka berhenti dan memasuki salah satu ruangan vip. Yeri sempat bingung dibuatnya, tapi saat melihat rekan-rekan kerjanya sedang bergurau mengelilingi meja yang berisi banyak bir, Yeri tersenyum. Hatinya merasa sedikit aman. Walaupun mereka tidak terlalu akrab, yang terpenting Yeri masih berusaha untuk mengakrabkan diri pada mereka. Tidak ada salahnya untuk mencoba, kan?
"Eh, yang ditunggu-tunggu sudah datang. Sini-sini!" Dany melambaikan tangannya ke arah Yeri, Aera, dan Yeona yang seakan-akan menyuruh mereka untuk duduk di sofa sebelah yang masih kosong.
"Mumpung semuanya sudah pada ngumpul, kita main truth or dare aja!" teriak Yeona kegirangan dan justru langsung diangguki oleh semuanya. Kecuali Yeri dan Aera pastinya. Mereka masih tertawa canggung dan berdiri di ambang pintu, menatap kedekatan teman-teman barunya.
"Eh, Aera sama Yeri sini! Kita duduk melingkar aja, ya?" Yeona menarik lengan Yeri dan Aera secara bersamaan. Dengan cepat, gadis itu mendorong punggung mereka berdua untuk duduk di sebelahnya.
"Sudah tahu cara mainnya, kan?" tanya Dany memastikan. Tatapannya menatap satu persatu rekan kerjanya yang menatap mantap ke arahnya.
"Gimana Yer? Aer? Tahu cara mainnya, kan?" ulang Dany.
Yeri tersenyum, "Tau kok,"
Aera hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan ikut mengangguk.
Tangan Yeona meraih salah satu botol bir yang sudah mereka siapkan sedari tadi. Tangannya begitu lihai saat memutar botol kaca itu. Dan ya, bagian atas botol bir tersebut mengarah ke dirinya sendiri. Dengan kesal, Yeona melayangkan beberapa umpatan pada sebuah botol yang tidak berdosa itu.
"Truth or dare?"
"Dare!"
Semuanya tertawa. Termasuk Aera dan Yeri juga pastinya. Saat melihat komuk Yeona saat ini, tidak ada yang tidak tertawa. Wajahnya begitu lucu bahkan saat di foto sekalipun.
"Cium salah satu cowo di luar!"
Hening. Semuanya tidak menyangka dengan tantangan yang dikeluarkan oleh Amanda. Gadis itu diam-diam mematikan ternyata, batin Yeri. Terang-terangan sekali, haha.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME TRAVEL
Fanfiction[18+] [Completed] Perjalanan waktu ke Dinasti Qing, menjadikan Yeri sebagai Permaisuri dari Pangeran Ketiga. Sikap Permaisuri yang tiba-tiba berubah 180° membuat orang-orang terdekat Permaisuri kaget. Karena insiden tenggelam di danau, banyak yang...