14.•Aku sakit•

46 11 28
                                    

Meski banyak kecewa yang dirasa, banyak luka yang dialami. Banyak duka yang datang, serta banyak kehilangan yang berulang. Nyatanya hidup masih terus berlanjut, dan Kita memang masih harus berjuang untuk bertahan.

Hari ini, aku tidak masuk sekolah karena jatuh sakit. Sepertinya aku benar-benar drop karena kejadian kemarin. jantungku terasa nyeri semalaman sampai tidak bisa tidur. Tubuhku mengigil dan suhunya diatas 38° Celcius. Mama dan Ayah tidak tidur karena bergantian menjagaku.

Suhu badanku mulai menurun pagi ini, hanya tinggal demam ringan saja. Jantungku masih terasa sakit. Inilah kekuranganku, disaat merasa banyak tekanan, aku langsung jatuh sakit. Selain psikis, masalah ini juga sangat berpengaruh pada kesehatan jantungku. Aku hanya bisa menangis semalaman, sakit yang luar biasa hampir membunuhku.

Aku sempat berpikir, mengapa Tuhan tidak mencabut nyawaku saja? Aku lelah hidup dengan masalah berat seperti ini. Bukan sekali dua kali, tetapi aku sering merasakannya sejak masih SMP. Pengalaman dibully, dijauhkan oleh banyak orang. Kukira hal itu tidak akan pernah terjadi lagi, nyatanya kasus seperti itu masih berlaku dilingkungan sekolah jenjang tinggi sekali pun.

"Sayang, sarapan dulu, yuk?" Mama membawakan sepiring bubur ayam dan segelas susu murni.

Aku mengangguk, Mama pun menyuapiku. Mama bilang pagi ini Ayah yang mengantar Yudis sekolah. Ayah juga tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Jadi, Mama yang sibuk dirumah mengurusku.

Setelah selesai makan, Mama membukakan tiga tablet obat dan meminumkannya padaku. Mama bilang padaku bahwa tadi malam, Dokter Fandi datang kerumah untuk memeriksaku dan memberikan beberapa obat untukku.

Mama juga menyuruhku untuk kembali beristirahat, karena beliau harus mengurus rumah. Aku pun menurutinya dan kembali tidur. Setelah itu Mama menutup tubuhku dengan selimut, mengecup keningku lalu beranjak keluar dari kamarku.

Entah aku sudah masuk alam mimpi atau belum, yang kurasa ada tangan seseorang mengusap puncak kepalaku dengan lembut. Samar-samar aku mendengar orang itu bergumam, tapi tidak terlalu jelas dia bicara apa. Kedua mataku terasa berat untuk dibuka.

"Bangun, Nad. Gue kangen,"

Untuk yang kesekian kali suara rintihan itu baru tertangkap ditelingaku. Kedua kelopak mataku mulai berkedip, aku berusaha sekuat tenaga agar menghilangkan rasa kantuk yang begitu berat.

Mataku langsung membulat ketika bayangan semu itu terlihat jelas. Ternyata sosok yang bergumam sedaritadi adalah Arsen. Sejak kapan dia berada disamping tempat tidurku? Aku mencoba bangkit dari posisi tidur. Arsen membantuku untuk bersandar ke penyangga kasur yang ia lapisi dengan bantal.

Mataku sayu, tidak bisa menatap sinis kearahnya.

"Lo, ngapain disini?" rintihku.

Tanpa menjawab, cowok itu langsung memelukku erat. Aku tercekat, untuk kesekian kalinya Arsen datang tanpa diduga.

"Maafin gue, maaf karena kemaren gak bisa ngelindungin lo." Arsen bergumam, kedua mataku yang tadinya sayu kini membulat. Jantungku mulai berdetak kencang, pipiku pasti memerah.

Ini adalah pelukkan pertama yang membuatku begitu nyaman dalam lindungan seorang malaikat. Aku membalas pelukkan Arsen dan menepuk punggungnya pelan.

"Lo tau soal itu?" tanyaku.

Arsen melepaskan pelukkanku. Cowok itu merapihkan rambutku dan menyelipkannya kebelakang telinga. Aku tersenyum tipis seraya menatap wajah Arsen.

"Tau," Arsen mengangguk dan meraih kedua tanganku.

Sweet Escape (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang