Happy Reading💛
Sorry kalo ada beberapa typo yang berterbangan😊😅
Hati Callista bagai di sambar petir ketika mendengar perkataan tante Sisca tadi, seseorang yang selama 1 tahun belakangan ini menghilang bagai di telan bumi namannya kembali ia dengar, tubuh dan mulutnya seketika membeku, ia bingung apakah harus senang atau marah.
Kenapa kenyataan begitu kejam padanya, di saat ia sudah perlahan melupakan segalanya dan mencoba untuk hidup dengan tenang tapi mengapa tuhan seperti kembali mengguncang hatinya, sebuah nama yang berhasil membuat Callista memutar kembali memorinya 1 tahun yang lalu.Setelah turun dari mobil di perempatan jalan tadi Callista memilih untuk berjalan kaki karena alasan kalo rumahnya berada di gang yang sempit jadi tidak memungkinkan mobil untuk bisa masuk, sepanjang perjalanannya ia tak henti-hentinya memandangi jalan raya dengan tatapan kosong, pikirannya kacau, hatinya hancur, tak tau harus bagaimana, hingga tak terasa air matanya jatuh, ia sudah berjanji untuk tidak akan meneteskan lagi air matanya tapi seakan begitu sulit apalagi kalau itu ada hubungannya dengan Excel, betapa rapuhnya Callista saat ini, ia belum bisa percaya dengan apa yang terjadi beberapa menit yang lalu.
Ketika sampai di depan gerbang sekolah, Callista masih tetap setia dengan lamunanya dan tidak sadar bahwa ada seseorang yang memperhatikannya,Tiba-tiba Callista tersadar dari lamunanya ketika mendengar suara seseorang yang sedang memanggilnya, ia tau betul siapa pemilik suara itu, secepat mungkin ia menetralkan detak jantungnya dan menghapus air matanya, ia tidak mau kelihatan lemah di depan orang, apalagi orang yang baru ia kenal.
“ Woy!! Manusia batu, bengong aja kesambet baru tau rasa lo” ujar Kenzo membuyarkan lamunan Callista
“Ck! Kenapa sih? Ngak bisa apa ngomongnya itu agak pelan” cerocos Callista tak mau kalah
“…Nih pesenen lo” menyerahkan 2 kantong plastik pada senoirnya itu
“ Aman ngak ni makanan, ngak lo taburin racun kan?” Tanya Kenzo seraya menerima 2 kantong makanan tersebut dan mengeceknya
“ Gue ngak seburuk yang lo pikirin”
“Lo nangis yah? are you okay ?? tanya Kenzo dengan raut wajah cemasnya, baru kali ini seorang Kenzo peka terhadap cewek
“ ngak, siapa yang nangis? Tadi tu mata gue kelilipan debu”
“ Yakin?” tanya Kenzo sambil menaikkan satu alisnya
Callista tak menjawab ia hanya menganggukkan kepalanya bertanda bahwa “iya”“ ya udah ini tas lo, sana masuk barisan, gabung sama yang lain
Lagi-lagi hanya anggukan yang Callista berikan sambil mengambil tasnya dan berlalu, tapi baru saja beberapa langkah Kenzo kembali memanggilnya
“Tunggu, ni tissu buat lo” sambil menyodorkan selembar tissu
“……. Tapi jangan ke-geeran dulu, tu tissu gue kasih buat ngeringin keringet lo, ngak takut apa tu muka jerawatan karena keringetan gitu” ucap Kenzo sambil pergi meninggalkannyaCallista merasa ada beberapa kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya, apa ini kenapa ia merasa detak jantungnya seketika begitu kencang, ada yang aneh dengan dirinya, dan ia yakin bahwa sekarang pasti mukannya sedang memerah karena menahan malu.
“Emang gue keringetan?”ujar Callista sambil memegang wajahya, mengecek apakah betul ada keringat atau tidak
“Callista sadar, kenapa lo bisa jadi kayak gini sih, bodoh,bodoh,bodoh” batin Callista
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Terakhir Di Kala Senja Itu💛(On Going)
Teen Fiction[Revisi setelah cerita Selesai] Follow dulu Baru baca Yahh😉 WARNING !! Plagiiat Harap Menjauhh !! "Senja di sore itu telah mengajarkanku apa arti dari mengikhlaskan dan menyadarkanku bahwa kau tak akan pernah kembali, bunga mawar ini menjadi saksi...