Happy Reading💛
“Ketika aku berhasil melupakan segalanya, kau hadir seakan memberi harapan baru. Bukannya aku tak mau, tetapi aku hanya tak ingin kita saling melukai karena keegoisan perasaan ini.”
Kita marathon yah guys😁
[Typo berterbangan]
“CALLISTAAAA” Teriak seorang gadis dari ambang pintu. Sontak membuat kelas yang tadinya ramai menjadi hening seketika. Callista pun menoleh dan mendapati ke-5 sahabatnya sedang berlari ke arahnya.
“Cha, lo ngak papa kan?” tanya Silva dengan wajah cemasnya
“coba sini kita liat ada yang lecet ngak, mana yang sakit? Bilang ke kita Cha?”
“astaga Cha! kenapa bisa sampe begitu sih?”
Callista yang merasa risih dengan perlakuan para sahabatnya menarik mereka agak menjauh dari murid-murid yang lain. Soalnya semenjak teriakan Silva tadi, seluruh pasang mata yang ada di dalam semuanya tertuju pada mereka.
“iiih! kalian tuh apa-apan sih! Baru aja dateng udah buat heboh kelas tau ngak sih” kesal Callista.
“he dugong! Lo toh ngak liat apa kita tuh lagi khawatir sama lo.” Celetuk Silva dengan wajah yang tak kalah kesal.
“apa bener kemaren lo pingsan Cha? Terus lo nyelamatin lo itu ka Kenzo sama temen-temenya?” ujar Petra tiba-tiba dan to the point
Callista yang mendengar ucapan Petra pun langsung kaget. Pasalnya dari mana mereka tau sedangkan Callista saja tak memberitahu mereka tentang perihal kemarin. Apa jangan-jangan mereka juga tau tentang Lion yang hampir melecehkannya kalo saja Kenzo tak datang tepat waktu.
“maksud lo apa Pet?” tanya Callista pura-pura tak mengerti dengan ucapan sahabatnya itu
“ck! ngak usah so ngak tau deh Cha. Kita tau kemaren pasti sesuatu yang buruk nimpah lo sampai-sampai lo bisa pingsan gitu! Tadi pas dateng kita sempat ke kantik buat beli minum dan ngak sengaja denger omongan anak-anak kalo kemaren lo pingsan waktu pulang sekolah” papar Lia. “apa itu bener Cha?”
Ahh, Callista sangat bingung saat ini apa dia harus berkata jujur atau berbohong. Kalo ia jujur berarti ia harus siap mendapat semburan panas dari teman-temannya yang melebihi lumpur lapindo, sebab sejak kemarin hinnga hari ini ia tak mengabari mereka dan sengaja mematikan ponselnya. Kalo pun harus berbohong ia tak yakin sahabat-sahabatnya akan percaya.
Gadis itu memutuskan untuk jujur dan menceritakan semuanya pada sahabat-sahabatnya itu. Toh, paling ia hanya mendapatkan semburan panas dari mereka daripada harus berbohong dan menambah dosa-dosanya. Bisa gagal masuk surga nantinya.
Sahabat-sahabatnya hanya diam dan mendengarkan cerita Callista dengan serius tanpa memotong sedikit pun pembicaraan gadis tersebut. Sesekali raut wajah mereka berbubah menjadi kesal, marah, sedih bercampur emosi.
“gila tuh orang! kita ngak bisa tinggal diam kita harus laporin ke kepala sekolah biar tu brengsek di kasih pelajaran.” Ucap Lia dengan emosi yang tak bisa di tahan lagi.
Langkahnya terhenti saat Callista menahan pergelangan tanganya.”ngak usah Li, gue udah cukup puas kok liat di pukulin ka Kenzo kemaren, malahan udah lebih dari puas soalnya ka Kenzo udah ngirim dia ke UGD.” Tutur Callista dan berhasil membuat para sahabatnya bergidik ngeri.
Sebenarnya ia tak mau lagi membahas kejadian kemarin karena hal tersebut akan membuat hatinya bertambah sesak.
“demi apa lo Cha, lo lagi ngak becanda kan? ka Kenzo ampe ngirim dia ke UGD?” Tanya Silva tak percaya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Terakhir Di Kala Senja Itu💛(On Going)
Teen Fiction[Revisi setelah cerita Selesai] Follow dulu Baru baca Yahh😉 WARNING !! Plagiiat Harap Menjauhh !! "Senja di sore itu telah mengajarkanku apa arti dari mengikhlaskan dan menyadarkanku bahwa kau tak akan pernah kembali, bunga mawar ini menjadi saksi...