Happy Reading💛
"ngak usah tarik-tarik, gue bukan kerbau tau” ujar Callista
“ nii, pake” ujar Kenzo sambil menyodorkan Hoodie-nya
Callista menatapnya dengan binggung
“baju lo kotor, sana ganti dan pake hoodie gue” ucap Kenzo lalu pergi meninggalkan Callista
Setelah mengganti pakiannya Callista berjalan menuju kelasnya, sepanjang koridor ia mendapatakan tatapan-tatapan yang tidak ia sukai, ada yang memujinya, ada juga yang mencemooh-nya tapi ia tak mau ambil pusing dan tetap berjalan.
Ketika masuk ke dalam kelasnya, tiba-tiba semua hening semua mata tertuju padanya, Callista yang tau akan maksud tatapan mereka hanya bisa membuang nafasnya kasar,
“ Cha, lo baik-baik aja kan?” tanya Febi
“lo ngak di apa-apain ka sama kak Kenzo?” tanya Petra seraya mengelus rambut Callista
“apanya yang sakit Cha, rambut lo, kepala lo, muka lo atau yang mana, ngomong ke kita Cha” ujar Silva sambil mengecek kepala dan wajah Callista
“kita ngak boleh diem aja kayak gini, kita harus buat perhitungan sama tuh nenek lampir” sambar Lia
“ho’o bener tuh, mau gue bakar tuh orang sekalian sama dayang-dayang gilanya itu” ujar Melan sambil mengepalkan tangannya
“gue baik-baik aja kok, ngak ada yang sakit, kalian ngak usah lebay kayak gitu” ujar Callista seraya tersenyum
“makasih yah kalian udah khawatir sama gue”
“ngak usah bilang makasih Cha, itu udah seharusnya karena kita sahabat sekaligus saudara lo” ujar Silva sambil memeluk Callista, mereka semua pun ikut memeluk Callista(udah kaya teletubbies aja,wkwkwkkwkwkw).
Bel pulang sekolah pun berbunyi, para warga sekolah pun berhamburan untuk pulang ke rumah masing-masing dan sebagian masih ada yang melakukkan kegiatan eskul lain.
Callista akan pulang bersama Petra, soal Miya tadi ia sudah menghubunginya bahwa roda ban kempes dan sekarang mobilnya masih ada di bengkel, maka dari itu Callista tak bisa menjemputnya, jadi Miya pulang bersama sepupunya Olive yang di mana mereka juga teman sekelas.
Kedua gadis tersebut sedang menunggu jemputan di depan sekolah, Feby beserta yang lainnya sudah pulang duluan sebenarnya mereka masih mau menemani mereka berdua untuk menunggu tapi udah keburu di usir oleh Callista.
Ketika mereka hendak berbincang-bincang tentang pelajaran bu Sarah tadi pagi, tiba-tiba sebuah motor berhenti di depan mereka, Callista yang sudah tau itu motor siapa memilih tak ambil pusing, Petra menatap orang di depan-nya ini dengan lekat sambil menerka-nerka siapa kah gerangan,
“Ayo naik” ujar Kenzo setelah melepaskan helm full-facenya, Petra yang melihat pun terkejut
“Eh ka Kenzo, pulang bareng siapa kak?” ujar Petra, ia belum bisa mencerna kata Kenzo tadi, siapa yang ia ajak naik, Petra mengedarkan matanya untuk melihat mungkin ada orang lain, tapi nihil hanya tinggal ia dan Callista saja, kalo bukan dia berarti, Petra pun langsung menatap Callista dengan tatapan penuh tanya, Callista yang sedari tadi sengaja mengutak atik hp-nya pun mendongkak
“Kenapa?” tanya Callista
Petra hanya membalas pertanyaan itu dengan isyarat mata dan menyuruh Callista untuk mengikuti arah matanya,
“udah ngak usah di liatin, ntar juga pergi” ujar Callista
Tin! Tin! Tin!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Terakhir Di Kala Senja Itu💛(On Going)
Teen Fiction[Revisi setelah cerita Selesai] Follow dulu Baru baca Yahh😉 WARNING !! Plagiiat Harap Menjauhh !! "Senja di sore itu telah mengajarkanku apa arti dari mengikhlaskan dan menyadarkanku bahwa kau tak akan pernah kembali, bunga mawar ini menjadi saksi...