~♡Permulaan~♡

119 38 134
                                    

Happy Reading💛

Tuhan ijinkan aku untuk mencintainya, mencoba untuk bisa jadi yang terbaik untuknya dengan caraku sendiri
Meski ku tau aku bukanlah manusia yang sempurna.”

[Typo berterbangan]

Kringgg….kringgg…kringggg

Bunyi bel tanda istirahat menyeruak di SMA Erlangga. Semua warga sekolah berhamburan ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah terasa lapar.
Tapi belum dengan kelas X Ipa 1, kelasnya Callista dkk. Pak Handoko masih terus menjelaskan fungsi-fungsi sel yang tiada habisnya.

Seluruh murid-murid sudah tak bisa diam, cacing-cacing di perut mereka sudah tak bisa di ajak kompromi. Mereka sesungguhnya ingin sekali mengusir guru itu keluar namun apa daya, pak Handoko terkenal  dengan keganasannya melebihi pak Suriptonya Dilan. Dari pada mencari masalah lebih baik duduk diam dan menunggu pak kumis itu selesai bicara.

Tak lama, guru tersebut menyudahi penjelasannya yang panjangxtinggixlebar itu dan mengemas peralatan mengajarnya lalu pamit keluar keluar.

Sontak kelas mereka menjadi ramai dan terdengar helaan nafas bahagia karena akhirnya mereka bisa keluar untuk memberi makan cacing-cacing peliharaan mereka.

Ketika selesai mengemasi peralatannya dan bersiap untuk ke kantin, Callista mendapati sahabat-sahabatnya yang sudah berdiri di hadapannya untuk meminta penjelasan atas kejadian kemarin.

“gue ngak mau denger alasan dari lo lagi. Jelasin semuanya sekarang kampret” tegas Silva

Callista memutar kedua bola matanya dengan malas.

“oke. Gue cerita tapi ngak boleh ada yang motong pembicaraan gue sampai gue selesai ngomog. Paham?” tanyanya sambil melirik satu persatu sahabat-sahabatnya

“iya, buruan kali Cha. Bacot ah” ujar Lia yang sudah tak sabaran

“ jadi gini, gue sama sih siapa namanya?” tanya Callista, pura-pura lupa dengan nama Kenzo

“ck! Kenzo Cha, K-E-N-Z-O” ucap Febi. Ia mempertajam suaranya saat mengeja satu persatu huruf yang membentuk nama Kenzo

“biasa aja mbing, pake acara lupa namanya segala lagi” sambar Silva yang sudah tak tahan dengan acting Callista

Callista hanya bisa nyengir kuda saat melihat expresi kesal yang terlihat di wajah sahabat-sahabatnya

“Oke, oke gue serius” ucap Callista membenarkan posisi duduknya.

“gue sama ka Kenzo ngak ada hubungan apa-apa.” Tegas Callista

“tapi lo kok bis----

“jangan dulu di potong kutil landak!” protes Callista

“gue ketemu dia waktu hari pertama kita orentasi. Waktu itu gue telat, gue coba buat masuk diem-diem, tapi kepergok sama dia, dan dia ngasih gue hukuman sebelum gue boleh gabung sama kalian. Kalian tau dia ngaisih hukuman apa?” tanya Callista. Tapi tak ada satupun sahabat-sahabatnya yang menjawab

“kenapa diem? Jawah ih.” Kesal Callista

“tadi katanya kita harus diem, ngak boleh motong-motong, gimana sih” gerutu Lia

Callista hanya bisa memayunkan bibirnya. Anak-anaknya siapa sih ini, astaga bikin kesal aja. Kenapa otak sahabat-sahabatnya bisa lemot begini.

“Kalo gue tanya ya di jawab dong.”

“iya,iya. Lo juga ngomongnya yang jelas dong biar kitanya ngak salah lagi.

“ck! gue di suruh buat beli martabak yang rasanya sambal balado terus sama minumnya es kelapa tapi yang es batunya itu harus utuh, ngak boleh mencair. Gila ngak tu orang”

Mawar Terakhir Di Kala Senja Itu💛(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang