Happy Reading💛
“mengapa aku selalu diam saat menatap mata indahmu? Karena di dalam matamu ku temukan miniatur-miniatur surga. Biarkan aku memelukmu lewat doa dan menjagamu lewat tangan tuhan.”
[Typo berterbangan]
Bel pertanda waktu istirahat telah usai. Seluruh murid-murid menghentikkan segala aktivitas mereka baik itu di kantin, perpustakaan dan tempat-tempat lain untuk masuk ke kelas masing-masing dan melanjutkan pelajaran.
Aldo selaku ketua kelas X Ipa 1 muncul di pintu kelas, ia berjalan ke depan papan tulis. “Woy dengerin gue,” teriaknya agar teman-temannya bisa mendengarkannya “hari ini bu Sarah ngak masuk! dia lagi sakit. Tapi tugas yang dia kasih di suruh buat di kumpulin ke gue, biar ntar pulang sekolah gue anterin ke rumahnya.”
Setelah mendengar perkataan ketua kelas tadi, kelas seketika menjadi ricuh, mereka berteriak girang mengalahkan kehebohan supporter saat timnas berhasil menjebol gawang lawan.
Surga bagi anak-anak SMA begitu sederhana, ketika mendengar gurunya yang killer dengan pelajaran yang bisa membuat rambut rontok tiba-tiba tidak bisa masuk karena sedang sakit.
Mereka pun langsung menuju ke meja guru untuk mengumpulkan buku tugas mereka kepada Aldo. Setelah itu mereka membentuk formasi dan beraksi di posisi masing-masing.
Barisan cewek menempati barisan tengah, dan memulai kegiatan gosip mereka mulai dari artis-artis dalam negri sampai mancanegara, tak lupa meraka pun berbicara tentang make-up, fashion, barang-barang yang lagi nge-trend saat ini dan masih banyak lagi.
Barisan anak cowok, mereka menempati tempat paling belakang, terpencil dan paling pojok. Ada memilih untuk tidur mungkin karena mereka tak mempunyai tempat tidur di rumah, ada yang sedang membuat puisi dan kata-kata untuk menembak cewek incaran mereka. Ada juga yang mengeluarkan handphone mereka sekedar menghabiskan jamkos ini dengan main game atau menonton hal-hal yang tidak berfaedah.
Dan yang terakhir di barisan paling depan hanya menyisahkan satu orang, dia adalah Beni. Siswa yang paling teladan melebihi siswa-siswi lain, karena terlalu teladannya Beni sampai di tugaskan untuk membuka dan menutup pintu kelas setiap hari.
Murid pada umumnya akan tiba di sekolah 15 atau 20 menit sebelum bel sekolah berbunyi tapi tidak untuk Beni, setiap hari tepat jam 06.00 ia sudah siap dengan pakiannya yang rapi di depan kelas. Entah apa yang di lakukkan di sekolah sepagi itu. Ngapel penghuni sekolah kali😅
Callista dan sahabat-sahabatnya lebih memilih untuk tidak bergabung dengan barisan cewek-cewek tadi, bukan karena sombong tapi mereka memilih untuk melakukan aktivitas mereka masing-masing.
Febi dan Lia memilih untuk tidur, Melan dan Silva menonton drama korea kesukaan mereka, Petra memilih untuk menggambar rumah impiannya dan Callista ia memilih untuk mendengarkan lagu kesukaannya dan membaca novel barunya yang ia beli kemarin.
Beberapa detik kemudian Callista sudah larut dengan novelnya tapi itu tak bertahan beberapa lama karena ia di ganggu dengan suara cemprengnya Bima, pemuda bertubuh bongsor ini sedang berdiri di atas meja Sisca sambil menyanyikan lagunya Nicki Minaj’Bang-Bang’. Oh tuhan kalo saja ada gunung berapi di dekat sini ingin sekali Callista melemparnya ke dalam.
Callista yang merasa terganggu pun beranjak dari duduknya dan keluar dari kelas. Sahabat-sahabatnya yang melihat sekilas kepergian Callista hanya saling menatap dan melanjutkan kegiatan mereka. Toh alasan Callista keluar karena acara membaca novelnya terganggu oleh Bima. Tujuan Callista sekarang adalah taman di belakang sekolah yang di penuhi pepohonan nan rimbun, udaranya sejuk dan sangat menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Terakhir Di Kala Senja Itu💛(On Going)
Novela Juvenil[Revisi setelah cerita Selesai] Follow dulu Baru baca Yahh😉 WARNING !! Plagiiat Harap Menjauhh !! "Senja di sore itu telah mengajarkanku apa arti dari mengikhlaskan dan menyadarkanku bahwa kau tak akan pernah kembali, bunga mawar ini menjadi saksi...