Happy Reading💛
Semoga kalian masih stay di ceritaku yah🤗
Maaf buat typo-nya😊Kenzo masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan hancur, pakaian berantakan dan wajah yang tak bisa di katakan baik.
Kenzo menghempaskan dirinya dengan kasar di atas ranjang, lalu menatap langit-langit kamarnya dan memejamkan matanya seraya menenangkan dirinya yang sedang tidak karuan saat ini, tiba-tiba Kenzo membuka mata, ia melirik sebuah bingkai foto yang ada di nakasnya, seorang gadis cantik tengah tersenyum manis, gadis yang senantiasa menemani nya saat suka dan duka, tapi kini tinggallah sebuah foto yang bisa menemaninya.
Kenzo bangkit dan mengambil foto tersebut, ia tersenyum sambil mengusap-usap wajah gadis yang ada dalam foto tersebut, kini senyum Kenzo menghilang di ganti dengan ekspresi sedih dan kecewa
“gue hancur tanpa lo Lun, gue hancur, gue udah ngingkarin janji gue buat jagain Maureen, maafin gue, jangan benci sama gue Lun,” ucap Kenzo lirih seraya memeluk foto gadis itu dengan erat.
Beginilah Kenzo ia bisa kelihatan kasar, ganas, bengis, dingin, di depan musuh-musuhnya dan orang-orang lain tapi Kenzo hanya manusia biasa yang juga bisa merasakan kesedihan, apalagi jika itu berhubungan dengan orang-orang yang ia cintai.
Setelah merasa puas memeluk foto tersebut, Kenzo bangun dan membuka sebuah laci di bawah nakasnya, laci yang sudah lama tak pernah ia buka, karena sudah terlalu lama sampai-sampai Kenzo pun tak mengingat lagi kapan terakhir kalinya ia membuka laci tersebut.
Di raihnya selembar foto yang sudah kelihatan agak kusam dan mengkerut, sekilas selengkung senyuman tergambar di wajah Kenzo, senyum yang tak pernah lagi terlihat semenjak hari itu.Di foto tersebut terdapat 4 orang anak kecil yang sedang tersenyum manis ke arah kamera, sebenarnya hanya ada 3 orang saja yang tersenyum karena yang satunya lagi sedang menunjukkan wajah cemberutnya sambil memandangi kedua teman yang ada di sebelah, gadis yang wajahnya cemberut itu adalah Maureen, Kenzo masih ingat betul kenapa wajah Maureen bisa begitu, ia kesal pada Kenzo karena tak bisa berada di dekat Kenzo, waktu itu Kenzo lebih memilih untuk berada di sebelah Kheyra, satu lagi anak cowok yang ada dalam foto tersebut adalah Reynald.
Ke-4 bocah tersebut adalah Kenzo, Kheyra, Maureen dan Reynald mereka adalah sahabat waktu kecil Kenzo dan mungkin akan selamanya.
Kenzo tau Maureen menyukainya sejak mereka masih kecil sampai sekarang tapi Kenzo tak pernah menyukai Maureen, ia hanya mengangap Maureen sebagai sahabat serta saudarinya, ia tak pernah menyayangi Maureen lebih dari seorang sahabat, tak pernah ada rasa yang sama seperti yang Maureen rasakan, perasaan Kenzo hanya untuk kheyra.
Awal keretakan persahabatan mereka adalah pada saat pengumuman hasil kelulusan mereka waktu SMP, waktu Kenzo menyatakan cintanya pada Kheyra dan mereka resmi berpacaran, hati Maureen bagai di sambar petir ia tak menyangka cintanya akan bertepuk sebelah tangan dan awal perubahan Maureen pun berawal semenjak hari itu.
Bukan itu yang membuat Kenzo sesedih saat ini, tapi Karena ia telah mengingkari janjinya untuk menjaga Maureen sampai akhir hidupnya.
Flashback on
Saat itu Kenzo berumur 7 tahun, ia baru pulang dari sekolah karena lelah Kenzo pun pergi ke kamarnya untuk tidur tapi beberapa menit kemudian Kenzo yang merasa ada sedikit keributan terjaga dari tidur siangnya, ia mendapati ayahnya sedang berbicara dengan seorang di seberang sana yang Kenzo pun tak tau orang itu siapa tapi dari raut wajah ayahnya Kenzo bisa menangkap ada raut kecemasan di sana,
ia kemudian beralih menatap bundanya, Kenzo terkejut mendapati bundanya yang sedang menangis Kenzo pun mendekat dan mencoba untuk menghapus air mata yang jatuh itu, merasa ada yang menyentuh pipinya, bunda pun menoleh dan mendapati putranya ada di sana
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Terakhir Di Kala Senja Itu💛(On Going)
Novela Juvenil[Revisi setelah cerita Selesai] Follow dulu Baru baca Yahh😉 WARNING !! Plagiiat Harap Menjauhh !! "Senja di sore itu telah mengajarkanku apa arti dari mengikhlaskan dan menyadarkanku bahwa kau tak akan pernah kembali, bunga mawar ini menjadi saksi...