Hai, ketemu lagi, hehee.
Ku ingin cepat-cepat selese in cerita ini.
—"Bagus, sekarang selesaikan pekerjaanmu. Nanti kuperiksa."
"Aku sudah selesai, sekarang aku kelaparan."
Dahiku mengernyit, "Secepat itu?"
Dia mengangkat bahu lalu menyodorkan kertas padaku. Aku mendekat dan mengambilnya. Aku baru mau membaca saat dia buka suara.
"Bisakah memeriksanya nanti? Aku kelaparan."
Aish bocah ini, banyak sekali maunya. Aku menggeleng pelan lalu menyendokkan nasi untuknya, mengecek makanan yang belum dingin. Seperti tidak perlu kuhangatkan dan langsung ku sajikan di meja. Tanpa bicara lagi Jungkook menyantapnya dengan lahap. Aku tersenyum dan mulai memakan masakanku.
Kami makan dalam diam yang nyaman. Jungkook selesai lebih dulu. Dia membereskan makanannya dan mencuci piring kotor. Meskipun kukatakan utnuk tidak perlu melakukannya tapi dia bersikeras, dengan alasan aku keliahatan lelah karena sejak tadi aku terus bekerja. Padahal aku yakin aku baik-baik saja.
"Kau mau memilih film?" Tawarnya.
"Hm, aku tidak yakin." Sahutku jujur karena takut salah pilih film lagi. Tapi bocah satu itu malah terkekeh.
"Baiklah aku yang memilih. Aku janji kali ini tidak ada Darah dan hantu." Dia duduk di depan meja tempat aku meletakkan beberapa DVD tadi dan mulai memilih-milih.
"Apa kita perlu popcorn?"
Dia menggeleng. "Aku sudah cukup kenyang."
"Apa aku perlu mematikan lampunya?"
Dia menoleh ke arahku sambil tersenyum simpul. "Duduklah yang nyaman Jung Eun Bi."
Aku memutar mata, lagi-lagi dia memanggilku dengan tidak benar. Aku hanya menurutinya saja karena malas berdebat dan memilih untuk duduk di sofa sementara Jungkook masih memilih film.
Setelah beberapa menit memilih dia pun memutar player kemudian berdiri untuk mematikan lampu sebelum mengambil duduk di sisiku.
"Kenapa lampunya di matikan? Apa film horror lagi?"
"Stttt tonton saja."
Aku melirik ke arah Jungkook sekilas, matanya fokus ke layar TV. Entah kebiasaan atau apa, dia selalu meletakkan tangannya di punggung sofa. Meskipun jarak kami cukup jauh untuk ukuran sofaku yang kecil, namun aku yakin tangannya yang panjang bisa mencapai bahuku.
Ya Ampun apa yang aku pikirkan? Apa kau berharap Dia melingkarkan tangannya lagi di bahuku? Sadarlah Jung Eun Bi!
Aku segera mengambil nafas dalam, kemudian berusaha memusatkan pikiranku ke arah TV.
"Anggelina Jolie?" Tebakku saat pemeran wanitanya muncul menggunakan gaun ala inggris jaman dulu.
"Eoh."
Sepertinya ini film yang cukup bagus, mengingat siapa yang memerankannya. Jadi kuputuskan untuk menontonya. Namun tidak lama kurasakan tangan Jungkook saat ini benar-benar sudah berada di bahuku. Aku memejamkan mata saat tangannya mulai meremas-remas lembut bahuku.
Tuhan, aku bersumpah tidak mengharapkan ini. Tapi sentuhannya begitu menyenangkan. Aku menyalahkan karena kesendirianku yang begitu lama. Setelah kematian orang tuaku, aku tidak pernah lagi berhubungan dengan pria manapun. Aku hanya memikirkan bagaimana caranya aku bisa membiayai diriku dan adikku.
Mengalihkan perhatianku ke TV pun tidak membantu, pasalnya terlalu banyak adegan ciuman yang dilakukan pemeran utamanya. Jelas ini adalah film drama romantis. Bulu kudukku berdiri saat adegan malam pertama mereka di ranjang. Bahkan payudara si wanita terlihat jelas. Aku melirik Jungkook sekilas dan wajahnya tidak terlalu jauh dariku.
Tunggu dulu. Sejak kapan kami sedekat ini?
Aku berdehem keras, berusaha menetralkan tenggorokanku yang kini terasa tidak nyaman. "Kook, Aku—"
"Sstt Diamlah." Potongnya.
Penyiksaan pada diriku terus berlanjut. Padahal masih di awal film tapi memang ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang baru menikah, di tambah lagi si suami begitu mencintai istrinya, jadi wajar mereka sering melakukan hubungan intim.
Aku mendesah dan tanpa sadar tubuhku menggeliat di bawah saat tangan Jungkook merambat naik dari bahu ke leherku. Aku berdoa dalam hati semoga Dia tidak mendengarnya. Aku melirik untuk mengeceknya dan jelas doa ku tidak terkabul.
Jungkook menatapku aneh. Aku menelan ludah kasar.
"Kook.."
"Sstt." Dia meletakkan jarinya di depan mulutku. Tubuhnya bergeser sedikit menghadapku. Dia menjauhkan jarinya dari bibirku lalu membelai wajahku lembut. Dari dahi ke pipi lalu ibu jarinya mengusap bibirku lembut. Aku tidak bisa bergerak seolah tatapannya mengunci tubuhku.
Perlahan dia memajukan wajahnya dan bibir kami bertemu.
—
Kyaaaaaa~ ><Juki suka ngambil kesempatan dalam kesempitan ih. Kalo jadi Eunbi mah aku juga mau kekekk :D
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Devil Rabbit • JJK ✔️
FanficCompleted✅ Saat ini aku telah mempunyai pekerjaan. Pekerjaan yang Sebenarnya cukup mudah dan sangat menguntungkan mengingat bayaran yang di tawarkan cukup menggiurkan. Namun semuanya tak sesuai ekspetasi begitu mengetahui murid yang akan aku ajari m...