22

4.7K 569 108
                                    

Maaf guys telat update. Aku tadi ada kerjaan, trus masih revisi dikit part ini.
Yodah, happy reading~








"Kau tidak lupa kan nanti malam Ji... ingin mengumunkan sesuatu?"

"Tentu, aku tidak akan telambat."

...

"... sampai ketemun nanti. Saranghae."

"Nado saranghae."

...

"YA!"

"AAAKK!"

...

"Hah.. Hah.. Hah.." Aku mengatur nafasku yang sedikit tersengal.

Astaga, mimpi itu lagi.

Entah sudah berapa kali aku mengalami mimpi yang sama. Mimpi abstrak yang tidak bisa kuingat detailnya namun menyuarakan suara-suara aneh dan membuat kepalaku sakit seperti ditusuk-tusuk.

"Mimpi buruk lagi?" Aku menoleh dan mendapati Jungkook ikut terbangun. Kemudian ia menyalakan lampu kecil yang persis ada disebelahnya.

"Maaf membangunkanmu." Ucapku dan berniat beranjak dari tempat tidur, tapi tangan Jungkook menahan lenganku.

"Mau kemana kau?" Tanyanya dengan nada sedikit tidak suka.

"Aku mau ambil air."

"Biar aku yang ambil." Sahutnya datar kemudian memakai pakaiannya yang tercecer di lantai dan keluar kamar.

Aku menghela nafas lega saat Jungkook meninggalkanku. Setidaknya aku butuh waktu untuk menjernihkan kepalaku. Rasanya aku ingin sekali mengingat apa yang barusan kulihat dimimpiku, tapi aku tidak bisa, karena jika aku memaksa yang ada kepalaku kembali seperti ditusuk-tusuk.

"Ini." Tanpa kusadari Jungkook sudah ada didepanku dan menyodorkan segelas air putih. Aku mengambil dan meminumnya sampai habis. Aku sendiri cukup terkejut, ternyata aku sehaus itu.

"Tidurlah. Besok akan jadi hari yang melelahkan." Ucap Jungkook malas dan kembali berbaring disampingku.

Aku memilih untuk tidak mendengarkannya dan menyenderkan punggungku di kepala ranjang. Hal tersebut menjadi sorotan tajam Jungkook. "Eunbi-ya tidurlah! Kau tidak lihat ini jam berapa?"

"Aku tidak bisa tidur, lagipula besok kita punya waktu yang panjang di pesawat." Kataku keras kepala.

Jungkook menghela nafas kemudian ia menarikku paksa ke dalam pelukannya.

"Kubilang aku tidak bisa tidur." Aku mencoba melepaskan pelukannya, tapi tenaganya jauh lebih kuat dan menahan kepalaku tetap didadanya.

"Pejamkan matamu dan mulailah menghitung domba."

Ia semakin mengeratkan pelukannya dan mulai mengelus pelan kepalaku. Hangat. Pelukan Jungkook hangat dan nyaman, membuatku seolah terlindungi. Tanpa sadar tanganku ikut terangkat dan membalas pelukannya.

"Aku janji tidak akan ada lagi mimpi buruk." Ucapnya sebelum aku benar-benar terlelap.

Jungkook semakin mengeratkan pegangan tangannya di jemariku saat keluar bandara Incheon. Seorang pria paruh baya langsung menghampiri kami begitu kami keluar dari pintu kedatangan luar negeri.

"Annyeonghaseyo Tuan muda Jungkook." Sapa pria tersebut dan Jungkook mengangguk membalasnya.

"silahkan tuan, nona. Tuan Kim Seokjin sudah menunggu anda di rumah." Kami mengikuti pria tersebut ke mobil yang telah menunggu kami di parkiran.

[M] Devil Rabbit • JJK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang