"Kau benar-benar akan menikahinya?" Tanya Geumjae Oppa sambil membolak-balikan kartu undangan yang kuberikan padanya. Ia tidak terkejut sama sekali saat aku memberikan undangan pernikahanku dengan Jungkook."Oppa, kau akan datang kan?"
"Tentu, jika kau menginginkannya." Sahutnya dingin dan menyesap kopi miliknya.
Aku menghela nafas pelan. "Kau masih belum bisa memaafkannya?"
Ia mengendikkan bahunya samar. "Entahlah, aku masih merasa kecelakaan itu adalah kelalaiannya, karena membiarkan supirnya yang mabuk untuk mengendarai mobilnya." Kami terdiam sesaat, tapi kemudian ia mengangkat wajahnya dan tersenyum padaku. "Kupikir Yoongi juga akan senang mendengar ini."
"Maksudmu?"
"Aku tahu bocah tengik itu pasti tidak akan menceritakannya padamu." Aku semakin mengerutkan keningku karena bingung dan tidak mengerti sama sekali dengan apa yang Geumjae Oppa bicarakan. "Sebenarnya Jungkook dan Yoongi berteman waktu di sekolah Menengah."
"Teman?" Ulangku tak parcaya.
Ia mengangguk. "Mereka berteman tapi sekaligus bersaing, dan selama dua tahun ini setiap natal Jungkook diam-diam selalu mengunjungi Yoongi saat di rumah sakit. Tapi tidak kusangka ternyata kau selalu bersamanya." Geumjae Oppa menggeleng pelan dan tersenyum miris. "Jadi kupikir Yoongi juga mungkin tidak terlalu berkeberatan melihatmu bahagia bersamanya." Ujarnya lagi.
Aku tersenyum tulus menanggapi ucapan Geumjae Oppa yang jujur membuat hatiku merasa lebih ringan. Setidaknya aku bisa tenang mengetahui Yoongi juga pasti bahagia disana.
—
"Jangan terlalu sering bertemu dengannya." Ucap Jungkook dingin saat menjemputku ke KonaBeans dan mendapatiku sedang berbicara dengan Geumjae Oppa.
"Kenapa? Bukankah kau mengenalnya juga?"
"Hanya sebatas kenal, tidak lebih." Sahutnya tanpa memandangku.
"kalau dengan tunanganku, Min Yoongi? Apa kau mengenalnya?" Tanyaku sedikit meledek.
Tiba-tiba saja ia meminggirkan mobilnya, kemudian Ia menoleh cepat dan memandangku tidak suka. "Tunangan? Siapa yang kau maksud dengan tunanganmu huh? Tunanganmu itu aku dan bukan pria pendek itu."
"P—pria pendek? Ya! Bisakah kau sopan sedikit pada orang yang sudah meninggal?"
"Kenapa? Kau mengingatnya? Kau masih menyukainya?" Tanyanya ketus.
"Ya! Kenapa kau jadi marah-marah? Aku kan hanya bertanya." Sahutku tak kalah kesal.
"Jangan mencoba memancingku Nona Jung! Atau aku bisa menyerangmu saat ini juga."
Aku bergidik mendenganya. "Ju—Jungkook-ah, ini di pinggir jalan."
"Kau pikir aku peduli?" Sahutnya sambil menyeringai.
Ia melepaskan seatbelt yang melingkari bahunya, lalu dengan tiba-tiba mencondongkan tubuhnya mendekat ke arahku.
Oh sial. Sudah ku pastikan kami akan mulai bergelut lagi.
—END—
Ceritanya sampe sini dulu yaa.
Eitss, sebenarnya masih ada lanjutannya. Ada beberapa part sebelumnya yang seperti hilang seperti keadaan eunbi di saat jungkook ga ada, momen jimin bareng eunbi saat kuliah, beberapa momen ketika eunbi bareng yoongi, dan kejadian eunbi kecelakaan semuanya bakal ada di series fanbook nya. Yay!Iya, cerita ini bakal di bukukan!
Tenang ajaaa ++ nya bakal tetep ada kok🌚Untuk cover, info pricelist dan PO nya menyusul yaa. Intinya nabung aja dari skarang><
Harganya ga bakal mahal banget kok. PO nya juga aku usahain lewat shopee aja, biar kalian yang ga punya atm bisa melakukan pembayaran lewat alfamart atau indomart dan biar ga berat di ongkir juga.makasih banyak buat yang mau sudi membaca cerita yang rada ngeselin ini. (aku mengakui kok ini ceritanya nyebelin hue T^T)
Makasih banyak juga buat kalian yang suka vomments. Jujur komen kalian bikin aku bahagia, hiks:") Dan juga ada beberapa akun yang udah aku ingat banget saking sering komen.
Huhu borahae~~💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] Devil Rabbit • JJK ✔️
Fiksi PenggemarCompleted✅ Saat ini aku telah mempunyai pekerjaan. Pekerjaan yang Sebenarnya cukup mudah dan sangat menguntungkan mengingat bayaran yang di tawarkan cukup menggiurkan. Namun semuanya tak sesuai ekspetasi begitu mengetahui murid yang akan aku ajari m...