16 [M]

11.3K 702 78
                                    


"Kau yakin ini yang pertama untukmu?" Tanyaku.

"Tentu saja. Kenapa?"

"Kau terlihat berpengalaman."

"Aku remaja pria, Eunbi. Aku sering menonton video."

Aku mengernyit heran dan dia hanya tertawa kecil. "Itu hal yang normal." Katanya lagi. Tidak mau lebih bingung lagi aku hanya mengangguk.

" Kita tidak menggunakan pengaman, bagaimana jika aku hamil?" Kataku cemas.

"Aku justru berharap kau hamil." Sahutnya ringan.

"YA! Aku masih kuliah dan kau masih sekolah." Aku membayangkan betapa mengerikannya hamil di usiaku.

Dia terkekeh. "Besok Kita ke rumah sakit. Kau harus menggunakan birth control, aku tidak menyukai ide menggunakan pengaman. Aku tidak suka ada penghalang saat aku berada di dalammu."

"Besok?" Aku meilirk jam dan ini sudah hampir pagi.

Oh Sial, Aku langsung bangun dengan cepat dan segera melihat kearah sofa yang berantakan. Jimin akan tidur disana malam ini namun aku justru menggunakannya untuk berhubungan intim. Kakak macam apa aku ini.

"Ada apa?" Tanya Jungkook bingung.

"Kau harus pulang Kook, aku memiliki tamu hari ini."

Dahinya berkerut tidak senang. "Siapa? Pria atau wanita?"

Aku mendengus dan menyibak selimut. Sekilas aku melihat mata Jungkook melihat tubuh telanjangku namun dia memfokuskan matanya pada wajahku.

"Seorang pria muda." Jawabku dan dia seperti akan menerjangku lagi namun aku buru-buru memotongnya. "Buang pikiran anehmu."

Aku menunjuk meja bar dapur tempat fotoku dan Jimin di pajang. "Dia adikku, Jimin."

"Adik? Kau punya adik?" Tanyanya bodoh.

"Eoh." Sahutku lalu beranjak ke kamar mandi.

Pangkal pahaku sedikit nyeri saat Aku berdiri namun aku mengabaikannya. Aku tidak punya waktu untuk itu.

Aku memandang pantulan diriku di cermin. Rambutku lebih parah dari rambut singa, namun bukan itu yang menarik perhatianku. Jungkook meninggalkan beberapa tanda di tubuhku, terutama di dada dan paudaraku. Tanganku terangkat memegang pipiku yang memanas dan tersenyum bodoh mengingat kejadian semalam, dan juga pernyataan cinta Jungkook.

Dia mencintaiku. Bermimpipun aku tidak berharap kami punya hubungan semacam ini. Well, terlepas dari hubungan guru dan murid secara umur kami hanya terpaut dua tahun. Kurasa bukan masalah besar.

Aku segera menepuk pipiku, menyadarkan diri untuk segara bersiap dan bukannya membayangkan hal yang tidak-tidak.

Buru-buru aku berkumur dan mengambil pasta gigi, lalu sedetik kemudian pintu kamar mandi terbuka. "Astaga! Ya Ampun!" Aku terlonjak, Jungkook hanya menyengir di ambang pintu.

Tanpa rasa bersalah dia masuk lalu menutup pintu di belakangnya. Jangan lupakan dia belum berpakaian dan masih telanjang.

"A—apa yang kau lakukan?" Tanyaku gugup.

Dia berjalan perlahan lalu memeluk tubuhku dari belakang, menyadarkan wajahnya di bahuku dan menatapku dari cermin.

"Kupikir sangat di sayangkan kalau kau membersihkan dirimu sendirian." Katanya sambil menyeringai dan mencium bahuku.

"Tidak bisa, Kook. Aku harus bersiap-siap." Keluhku. Dan aku tau dia tidak bisa di tolak, aku bisa merasakan miliknya sudah lumayan keras di belakangku.

[M] Devil Rabbit • JJK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang