10.Berbeda,tak sama.

58 40 52
                                    

          TAK ada yang harus di jelaskan disini. Natasya benar-benar menjadi orang tolol. Dia tahu dirinya dianggap bahan candaan oleh Gibran, tapi dia juga merasa bahagia bisa deket dengan Gibran. Dia tak lagi berpikir untuk menjauhi dan menghindari Gibran.

         Lucu memang, disaat Natasya masih berstatus berpacaran dengan Bayu, dia malah tak memikirkan cowok itu meski sedang menjalin hubungan jarak jauh. Bahkan, Natasya sudah tidak memperdulikan Bayu lagi semenjak cowok itu hilang tak ada kabar. Awalnya Natasya biasa aja, tetapi dia menjadi ragu kalau Bayu bisa menjaga perasaannya disana. Natasya tidak bisa membayangkan seberapa sakitnya jika apa yang dia pikirkan itu jadi kenyataan. Ibaratnya jika kalian diminta untuk menjaga hati dan perasaan oleh seseorang tetapi orang itu justru mengingkarinya, bagaimana tidak sakit hati kalau ujung-ujungnya dikhianati.
Mungkin, Natasya bisa saja bertahan dan mencari Bayu ke rumahnya. Tapi dia tak bisa memungkiri perasaannya kalau dia senang berada di dekat Gibran. Cowok ini terkesan ambisius dalam pola pikiran, penampilannya memang acak-acakan, tapi ketulusan yang dia punya tak bisa di ragukan.

       Bagi Natasya, hidup itu tidak rumit, tapi manusianya lah yang membuatnya jadi rumit, seperti halnya juga cinta. Cinta itu tidak buta, tapi manusianya yang terlalu mabuk hingga lupa siapa dirinya.
Jika memang LDR ini mampu di pertahankan, harusnya Bayu tidak menghilang akhir-akhir ini. Natasya merasa patah hati juga lantaran dia harus bertahan di tengah kesepian. Lalu kemudian, datang seorang cowok yang memberikan kenyamanan, bohong jika dia tidak merasa terhibur dan bawa perasaan.

         Pada dasarnya, cewek itu perasa. Mereka menganggap bahwa diperhatikan dan diperlakukan spesial oleh lawan jenis adalah bentuk dari perasaan yang ada di dalam hatinya. Tetapi, terkadang sebagian cowok menganggap itu hanya sebagai candaan di saat mereka bosan.

        Handphone Natasya bergetar, lalu dia melihat ternyata Gibran yang meneleponnya. Dia menggeser tombol hijau ke samping dan menempelkannya ke kuping.

         "Halo"

         "...."

         "Sekarang? "

         "...."

         "Ya udah. "

         Gibran mengajak Natasya untuk bertemu, entah untuk apa. Tapi perasaan Natasya rasanya tidak menentu. Dia harus datang kalau ingin tahu. Lalu, kemudian Natasya meninggalkan teman-temannya dan pergi menemui Gibran.

        Jarak ketempat yang Gibran sebutkan tidak terlalu jauh, jadi Natasya tak mau membuat Gibran menunggu terlalu lama. Tatapan matanya melihat Gibran yang sedang duduk di batu yang besar menghadap ke danau seorang diri, sesekali dia melemparkan beberapa batu kecil ke dalam air danau.

         Natasya berjalan menghampiri Gibran. "Ran, lo udah lama nunggu gue? "

         Gibran menoleh ke arah Natasya, lalu dia mengangguk. "Duduk."

        Nayasya mengikuti perkataan Gibran, dia duduk disamping Gibran.

        "Tadi Gilang bilang sama gue kalo dia suka lo, "kata Gibran to the point.

        Tak ada respon dari Natasya untuk pernyataan itu.

         "Dia juga bilang sama gue jangan sakitin lo. " Gibran kembali berbicara lagi. "Emangnya gue sakitin lo ya, Nat? "

         Natasya masih diam, dia menatap ke arah Gibran yang menatapnya.

        "Apa gue cowok bajingan yang suka nyakitin perasaan cewek? "

        Natasya tetap diam, bergeming.

        "Enggak, " jawab Natasya.

        "Kalo lo mau sama Gilang, silakan. Dia sudah mau sama lo."

BAD BOY'S HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang