Jika yang diharapan oleh sebagian banyak orang adalah cinta dan harta yang berlimpah, justru yang di harapkan seorang Gibran adalah Keluarga yang utuh.
SEBAGAI pewaris kedua dari keluaraga Sanjaya setelah Kevin_kakaknya, masa depan cowok itu sudah pasti cermelang. Bahkan namanya sudah tercantum dalam pengambil alihan aset-aset kekayaan beserta perusahaan yang kini di kembangkan oleh Kevin. Namun, Kevin sendiripun terkadang merasa kwalahan juga untuk mengurus dua sekaligus perusahaan yang di tinggalkan oleh papa mereka setelah meninggal 2 tahun lebih. Berhubung Gibran masih menjalani fase study maka dari itu Kevin tidak mau membiarkan adiknya itu bekerja sambil bersekolah. Bukan apa-apa, Kevin tidak berniat untuk merebut apa yang telah diwariskan kepada Gibran. Hanya saja, dia ingin meringankan beban Gibran selagi mereka tidak mempunyai siapa-siapa lagi_orang tua.
Membahas orang tua, dalam kehidupan Gibran adalah hal paling menyakitkan untuk dirinya. Dia bahkan bisa jadi orang paling rapuh jika realita itu terus di ungkit. Meski Gibran jago dalam berkelahi di sekolah maupun di luar rumah. Yang namanya manusia pasti punya titik kelemahan tersendiri yang mampu membuat hati mereka sakit. Bisa dibilang "tak ada didunia ini seseorang bisa terlihat kuat. jikalaupun ada, mungkin dia mampu menyembunyikan lukanya dengan tawa."
Terdengar lucu memang, terkadang setiap orang bisa menyembunyikan lukanya dan juga bisa mengobatinya dengan sendirinya. Tak jauh berbeda dengan cowok yang kerap di pandang jelelat mata oleh orang yang mengenalnya. Dia terlalu pandai dalam perihal menyimpan dan memendam perasaan__yang entah berujung apa__bisa saja membuatnya merasa frustasi lantaran suatu saat perjuangannya terancam sia-sia. Orang mungkin telah merasa bahwa mereka mengenal Gibran dengan sangat jelas. Karakter tipe cowok seperti Gibran yang apabila masuk sekolah hobi datang jam 8 lewat, suka bolos jam pelajaran atau gak tidur jika pelajaran itu dianggap membosankan, belum lagi penampilannya agak urak-urakan nyaris seperti bukan pelajar.
Aneh memang, disaat orang kaya seperti Gibran berlomba-lomba ingin terlihat keren dan di pandang goodboy, justru Gibran malah tidak tertarik dengan hal begituan. Baginya, dia hanya butuh orang yang benar-benar bisa menerima dia apa adanya_menerima kekurangannya dan tidak pernah memandang keterbatasan bahwa dia tidak bisa menjadi seseorang yang di harapkan.Ya begitulah, Orang-orang tidak tahu kehidupan Gibran yang sebenarnya. Bahkan apa yang kini dihadapinya pun mampu membuat dia menderita batin__siapa yang tahu tentang perasaannya?. Mereka hanya melihat cowok itu hanya dari luar, namun tidak melihat sisi dalamnya yang mungkin kalau dijelaskan bahwa dia benar-benar rapuh__namun tetap berusaha tegar.
Tok... Tok...
Terdengar suara ketukan pintu kamar dari Bi Ningsih
"Den, bangun Den Gibran! " ucapnya dibalik pintu.
Tok... Tok...
Lagi-lagi Bi Ningsih mengetuk pintu kamar Gibran, namun tidak ada respon sama sekali dari majikannya itu.
"Den....? " panggilnya. "Pasti molor lagi, kebiasaan tuh anak"
Tok.... Tok....
Untuk yang ketiga kalinya Bi Ningsih mengetuk, tetap saja tidak ada sahutan dari dalam. Akhirnya, dengan sesuai perjanjian dari mereka berdua__kalau Gibran tidak menyahut ketukan pintu sampai tiga kali, Bi Ningsih bebas membangunkan dia dengan cara apa pun meski di anggap lancang. Karena Gibran tidak bisa mengelak lagi atas perjanjian yang dia buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY'S HEART
Novela JuvenilSenakal-nakalnya anak cowok, mereka juga ada waktunya rapuh dan lemah. Kadang mereka hanya pandai melakukan drama hebat yang tak bisa terbaca oleh siapa pun, kalau cowok melakukan hal yang terlihat buruk bisa jadi hal itu mampu menenangkan beban pik...