TAK ada yang harus dibicarakan diantara mereka, keduanya canggung setelah 15 menit lebih berada di atas motor, Natasya tak menyadari bahwa selama di perjalanan Gibran diam-diam mencuri waktu intuk menatap wajah tirus Natasya dari balik spion. Alih-alih memperhatikan jalan yang dilalui mereka tidak terlalu ramai membuat satu rencana muncul di pikiran Gibran, dan kini ia mencoba mempercepat laju motornya dengan tujuan untuk melihat ekpresi Natasya.
"Eh, Gibran. Jangan ngebut-ngebut dodol, gue takut! " ucap Natasta setengah teriak di telinga Gibran
"Apa? Lo ngomong apa Tas? " sambil menambah kecepatan Gibran berpura-pura mendengar perkataan Natasya
"Gibran jangan bercanda ih, gue takut. Pelanin gak! "
" Ngomong apa sih, gak jelas! " jawab Gibran sambil tersenyum geli
"Pelanin gak, gue bilang pelanin ih! " Natasya mencoba menepuk-nepuk pundak Gibran karena saking keselnya.
"Eh, sakit tau, bisa diam gak sih nanti jatuh gue gak mau tanggung jawab"
"Gue mau turun, nyesel ikut naik motor sama lo, dasar dodol. Pelanin cepet ih" kali ini Natasya mencubit-cubit perut Gibran. Mau tak mau Gibran menghentikan aksi jail nya.
"Iya, iya, iya. Bawel amat sih nyonya, sakit tau di cubit" ucap Gibran sambil tertawa
"Idih, lo kira gue majikan lo apa, bener-bener dah ngeselin banget! " lagi-lagi Natasya mencubit perut Gibran sambil tersenyum.
" Aw, udah pelan masih berani cubit gue, mau gue tambahin laju motornya? Hmm? " ancam Gibran
"Awas aja kalo lo ngebut, jari-jari gue siap-siap cubit perut lo sampe lo kesakitan" balas Natasya
"Iya nyonya, gak lagi ngebut dah"
"Dasar dodol, berhenti manggil gue nyonya"
"Lo juga manggil gue dodol dari tadi, lo kira gue makanan apa? "
" Emang kenyataannya lo itu dodol, pengin gue jual pasti laku" sambung Natasya geli
"ya elah, gue kalo di jual pasti laku lah, namanya juga cogan, banyak cewek-cewek yang rebutin gue"
"ih, kepedean banget, yang gue maksud itu emak-emak bukan cewek-cewek"
" lo juga kalo gue jual bakalan laku nyonya cantik, banyak kayaknya yang mau beli tapi om-om, hahahah" Gibran tertawa gelak sambil menatap ke arah jalan.
Natasya terdiam, ia benar-benar kaget mendengar tawa Gibran yang begitu lepas, selama ini ia tidak pernah melihat cowok petakilan itu tertawa rileks seperti ini, malahan yang sering di tunjukkan Gibran adalah raut wajah yang beku,dingin dan tentunya kalem biasa-biasa aja.
Dan pada akhirnya Natasya pun ikut tertawa lantaran merasa Gibran itu tipe cowok yang humoris.***
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 4 sore, tak ada yang di cemaskan bagi Natasya jika dia pulang ke rumah agak larut, toh buktinya Farhan atau ayah Natasya terlalu sibuk sama perusahaannya sehingga pulang larut malam kerumah.
Awalnya Natasya bingun kemana Gibran akan membawanya, sempat juga dia berpikiran buruk kalau saja Gibran akan melakukan hal macem-macem kepadanya. Tapi, seketika Natasya teringat pada waktu kejadian dia tersesat di dalam hutan pada waktu camping kemaren, dimana Gibran sendiri lah yang menyelamatkan dirinya, dan saat itu pula Natasya tau tentang perasaan Gibran kepadanya. Ah, Sudah pasti Gibran tidak melakukan hal diluar pikiran Natasya, bukan?.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY'S HEART
Teen FictionSenakal-nakalnya anak cowok, mereka juga ada waktunya rapuh dan lemah. Kadang mereka hanya pandai melakukan drama hebat yang tak bisa terbaca oleh siapa pun, kalau cowok melakukan hal yang terlihat buruk bisa jadi hal itu mampu menenangkan beban pik...