"Bangke emang lelet amat tu pembina, dikira kaga capek apa ya berdiri dilapangan" gerutu Rissa sedari tadi.
Cella dan Rissa sekarang berada dikantin sekolah seusai upacara bendera.
"Iya setuju gue mana yang di sampein itu-itu mulu anjir, ga ada otak emang"
"Youdah kelas yok, ntar keburu masuk" ajak Rissa.
"Lo kaga tau kabar?"
"Kabar apaan?"
"Kan jam kosong bego, pak Rempong kaga masuk anaknya sakit"
"Seriusan lo, azekk aturan kan hari ini ulangan hehe"
"Mangkanya itu gue enggak belajar"
"Eh anak 11 IPA 1 jam olahraga tau" ucap Rissa tiba-tiba.
"Ya terus?"
"Ish lo gimana sih itukan kelasnya si Gavin dkk bego" ucap Rissa kesal.
"Iya iya gue tahu maksud gue ya terus kenapa kalo mereka olahraga nyet"
"Hehe gue kira lo beneran bego" Cella memutar bola matanya malas.
"Kita kesana yuk, lumayan panas-panas gini liat cogan apalagi abis olahraga, beuhh ganteng berkali-kali lipat pasti" Rissa mengucapkannya dengan menggebu-gebu.
"Gak mau gue malas banget, panas tau Mon"
"Ih ayolah La temenin gue, kita cari tempat yang teduh aja"
"Nggak ah nggak mau pasti ada si Mikha tu pasti"
"Eh lo cemburu ya, hayo ngaku"
"Cemburu? Haha sorry-sorry aja ni ye, lo kan tau siapa dambaan hati gue"
"Iya iya yang suka sama-" ucapan Rissa terpotong karena Cella dengan cepat membekap mulut Rissa.
"Kalo lo sebut nama tu cowok gue gibeng lo" Cella menatap Rissa tajam.
"Iya iya santai aja kali mbak serem amat"
"Udah lah ayo kesana" Rissa menarik tangan Cella.
"Lepas. Gue bisa jalan sendiri" Cella menepis tangan Rissa dan berjalan mendahuluinya.
'Monyet emang tu orang' batin Rissa kesal.
----
"Panas tau Mon, balik ke kelas aja yok"
"Ni kulit gue mulai gosong"
"Nggak cantik lagi nanti gue"
"Kalo dia ilfeel gimana?"
"Balik ke kelas yok"
"Mon ini panas"
"Lo nggak kepanasan apa?"
"Cih sok ganteng banget tu orang"
"Sam boleh juga"
"Gantengan gebetan gue lah""STOPPP!!" teriak Rissa karena sedari tadi Cella terus saja mengoceh.
"Anjir, kaget gue" Cella mengelus dadanya sambil mengucap istighfar.
Bahkan mereka berdua menjadi pusat perhatian disana karena anak-anak yang berolahraga menatap mereka.
"Eh Cella, Rissa kalian berdua disini juga" ya, yang menghampiri mereka berdua adalah Mikha.
Cella dan Rissa menatap Mikha malas.
"Nggak bisa liat lo?" tanya Rissa sinis.
"Ya maaf aku kan hanya bertanya" Mikha menundukkan kepalanya.
"Pertanyaan lo nggak mutu" Cella memandang Mikha remeh.
"Lo berdua apa-apaan sih?" datangalah Gavin dkk.
"Mereka nggak ngapa-ngapain kok Vin, jangan dimarahin ya kasian" ucap Mikha lembut.
"Heh apa-apaan lo, nggak sudi ya gue dikasihani sama lo" Cella menatap tajam Mikha.
"Mulut lo biasa aja dong" bela Gavin.
"Mulut gue emang gini, terus lo mau apa?!" tantang Cella.
"Ya udah lah La, manusia munafik emang gini, luarnya aja polos, hatinya IBLIS" ucap Rissa sinis.
"Udah lah kenapa pada berantem sih" lerai Sam.
"Mereka yang duluan, aku cuma ingin menyapa aja" ucap Mikha selembut mungkin.
"Eh bangsat liat muka lo aja udah buat gue naik darah, kek mana nggak marah, enyah lo dari bumi!"
"Cella lo keterlaluan!" bentak Gavin.
"Ngapain lo bentak-bentak sohib gue, apa hak lo hah!" bentak Rissa balik.
"Sohib lo ini udah keterlaluan Ris, emang Mikha ada salah apaan sih sama kalian berdua sampe kalian benci gini, bukannya Mikha temen kalian juga?" Alfi pun bersuara.
"Lo kalo gak tau apa-apa jangan modal bacot anjing, ni orang polos-polos bangsat, dan tadi temen kita, hellow sejak kapan gue anggap dia temen, sekedar tau nama doang iya!,itupun gue nyesel tau nama dia" sinis Rissa.
"Biasa aja dong, lo cewek mulut lo gak digunain yang bener nyampah aja tau nggak!" Alfi menunjuk Rissa.
"Woy mau gue patahin tangan buluk lo hah, awasin nggak dari sahabat gue" Alfi menurunkan tangannya.
"Udah, ini semua salah aku maaf" Mikha menunduk takut.
"Bagus kalo lo nyadar" sinis Cella.
"Diam lo!" bentak Gavin.
Cella, menaikkan sebelah alisnya."Mikha, ini bukan salah lo" ucap Gavin pada Mikha.
"Aduhh drama banget deh, kekelas aja yuk La" ajak Rissa.
"Yaudah yuk, gerah gue" mereka berdua meninggalkan lapangan.
"Sam, kok lo diam aja Mikha di maki-maki?" heran Alfi.
Sam menatap Alfi.
"Terus gue harus apa? Bentak-bentak, betinju dengan mereka berdua karena hal sepele kayak gini, mikir dong lo nggak mungkin mereka berdua tiba-tiba bersikap kek gini kalo nggak ada alasan, bersikap dewasa kek dikit, childish banget, norak tau nggak" Sam meninggalkan lapangan."Itu Sam kenapa ya kok berubah" monolog Alfi.
'Sebenarnya ada apa ini' batin Gavin.
'Sial' batin seseorang.
----
"Baru kemarin akur, ehh gara-gara tu orang berantem lagi gue" Cella menggeleng kepalanya.
"Iya bener banget tuh, dari awal emang muak gue ama dia" Rissa ikut menimpali.
"Pinter banget dramanya, salut dah gua"
"Tapi gue seneng Sam nggak belain tu orang"
"Yaiyalah Sam pasti di pihak gue"
Ucap Cella sombong."Iyain aja dah iyain"
----
Bel pulang sekolah berbunyi Cella dan Rissa berjalan menuju parkiran.
"Lo bareng gue aja La" ajak Rissa.
"Gak usah Mon gue cari taksi aja ntar" tolak Cella.
"Seriusan lo nggakpapa?" tanya Rissa memastikan.
"Ceileh lo kayak baru kenal gue aja, ya gapapalah gue santai aja deh"
"Ck, yaudah iya gue pulang duluan La, babay" Rissa melambaikan tangannya.
"Iya hati-hati lo" ucap Cella sedikit berteriak.
Cella hari ini tidak membawa mobil dan diantar papanya tadi pagi.
Sekarang ia berjalan menuju gerbang utama SMA RAJAWALI.
Tak lama dari itu mobil sport berwarna hitam berhenti didepannya.
Sang pemilik mobil mewah tersebut menghampiri Cella.
"Nyokap gue pengen ketemu lo" ucap Gavin seperti biasa, datar tanpa ekspresi.
"Ngapa harus gue sih, malas gue ah" tolak Cella.
"Ini nyokap gue yang minta jadi tolong lo temui" ucap Gavin sedikit memohon.
"Hm ya udah iya" pasrah Cella.
"Yaudah naik"
"Iya"Bersambung..
Jangan lupa bintangnya.
Terimakasih...
![](https://img.wattpad.com/cover/224405427-288-k254400.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cella
Teen FictionDimohon baca dulu sampai part 5, jika kalian tidak tertarik maka tinggalkan. Kisah remaja yang menceritakan tentang persahabatan, keluarga, teman, bahkan Cinta. Cella tak pernah berpikir bahwa ia akan bertemu dengan Gavin, cowok tampan di sekolah...