Gavin Curhat, Sisi Lain Cella

22 3 0
                                    

Sekarang, Cella dan Gavin berada di belakang rumah Fena.

Setelah kejadian menegangkan yang dialami Cella usai menjadi pahlawan untuk Gavin dan juga Fena, ia memutuskan untuk menyendiri memikirkan apa yang baru saja terjadi, ini tak pernah ada dipikirannya.

Bisa-bisanya ia adu debat dengan seorang terpandang seperti Bram. Jika orang tuanya tau habislah dia atau mungkin BANGGA?

Tak lama dari itu Gavin menghampiri Cella dan duduk disebelahnya.

"Hm" dehem Gavin mencairkan suasana.

Cella menoleh ke arah Gavin.

"Sorry ya Vin, gue udah lancang tiba-tiba ikut masalah keluarga lo" ucap Cella tak enak.

Gavin hanya tersenyum tipis.
"Gue harusnya makasih lagi, karena lo, gue sama mama udah jadi tenang sekarang"

"Kok tenang?"

"Iyalah, tadi kan lo udah bilang sama bokap gue kalo dia nggak boleh kerumah mama"

"Tapi kan bisa aja kali Vin dia kembali lagi kesini?"

"Setau gue, papa itu orang yang menepati ucapan, jika ia tak diizinkan kesini lagi, ya dia nggak akan kesini lagi"

"Ohh"
"Eh iya Vin tadi itu gue keren banget nggak sih, jujur sih menurut gue tadi itu the best banget, bangga gue dengan diri sendiri" ucap Cella.

"Iya iya"

Terjadi keheningan beberapa saat sampai Gavin membuka suara.

"Cell" panggil Cella.

Cella menoleh kearah Gavin.
"Apa?"

"Lo nggak penasaran kenapa sikap bokap gue kek gitu?"

"Kalo boleh jujur sih penasaran pake banget, tapi inikan privasi, gue juga harus menghargai privasi lo" Cella tersenyum kearah Gavin.

"Gue mau cerita" ucap Gavin.

"Lo yakin?" tanya Cella memastikan.

Gavin mengangguk yakin.

"Bokap gue orangnya sibuk banget, dia jarang ada buat keluarga, kerjaannya dikantor dan dikantor. Dia punya sekretaris namanya Sintya, bokap gue dan Sintya itu deket benget dikantor dan mereka jadian, menurut gue kejadian kek gitu cuma ada di sinetron doang, tapi itu terjadi pada keluarga gue sendiri. Papa itu orangnya suka main fisik dan omongannya nggak suka dibantah, bokap gue juga orangnya egois, dia ingin memiliki mama dan Sintya sekaligus, padahal nyokap gue udah minta cerai tapi bokap gue nggak mau dan nyampe main fisik karena itulah nyokap gue pindah dari rumah, yang paling gue benci dari papa dia mau nikahin Sintya dalam waktu dekat. Sintya itu bukan orang baik, dia cuma mau sama bokap gue karena tajir doang" Gavin menatap lurus kedepan.

"Kok lo tau kalo Sintya itu bukan orang baik?" heran Cella.

"Lo bayangin aja deh, Sintya itu masih muda terus kenapa dia mau sama bokap gue yang udah berumur, bukan itu aja gue pernah liat di hp bokap kalo dia minta beli inilah itulah dan tentunya itu nggak murah"

"Masih muda maksudnya?" tanya Cella bingung.

"Dia cuma 4 tahun lebih tua dari gue" Cella mengangguk.

"Lo udah pernah ketemu Sintya itu?"

"Belum, gue slalu ngehindar kalo ketemu dia, gue berusaha sebisa mungkin untuk nggak ketemu kalo bisa selamanya"

Cella menepuk-nepuk bahu Gavin.

"Gue bisa banyak belajar dari lo, kalo orang yang keliatan baik juga punya masalah, lo hebat" Gavin menoleh dan tersenyum.

CellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang