00. Prolog

547 162 58
                                    

PROLOG

Setiap manusia pasti pernah mengalami yang namanya perpisahan. Baik perpisahan secara tiba-tiba maupun perpisahan yang sudah direncanakan sebelumnya. Ketika perpisahan dijadikan sebagai alasan untuk saling menjauhi dan tidak saling mengenal, maka biarlah para pemeran yang bercerita tentang kisah mereka ~

***

Perawang, 2009

Gadis kecil dengan jilbab putih itu menatap kosong kearah papan tulis yang berisikan contoh kaligrafi untuk di gambar. Suasana ruangan itu cukup ramai dipenuhi oleh anak kecil berusia tujuh tahunan. Apa yang harus ia lakukan? Buku gambarnya diambil oleh fikri, salah satu teman sekelas nya di Taman Pendidikan Quran (TPQ). Belum lagi buku itu di coret-coret fikri menggunakan pensil warna faber castel nya. Gadis kecil itu hanya bisa diam sambil menundukkan kepalanya.

Sedangkan di ujung barisan sana sosok lelaki yang dari tadi memperhatikan tingkah laku fikri mulai menggeram. Pasalnya gadis itu masih kecil, masih menginjak bangku taman kanak-kanak dan fikri sudah menduduki kelas satu sekolah dasar. Walupun hanya terpaut satu tahun, namun tetap saja kita tidak boleh menindas orang yang lebih muda usia nya dibandingkan kita.

Lelaki itu berdiri dari duduknya, kemudian menghampiri fikri dan merampas buku gambar yang sedang di coret-coret oleh fikri.

“ Kamu apa-apaan sih. Siniin buku gambar aku” pinta fikri dengan wajah kesal. Sedangkan laki-laki itu hanya menatap fikri datar.

“ Buku gambar ini bukan punya kamu. Tapi punya dia” ujar lelaki itu sambil menunjuk gadis kecil yang menundukkan kepalanya. Fikri pun menatap nya dengan kesal lalu pergi meninggalkannya.

***

Lelaki itu mengetuk meja hingga membuat gadis kecil yang tertunduk tadi mengangkat kepalanya. Gadis itu menatapnya dengan bingung, ia sering melihat lelaki ini namun ia sendiri tak tahu siapa namanya.

“Ada apa?” tanya gadis itu

“ ini punya kamu kan?” kata lelaki itu sambil memberikan buku gambarnya.

Gadis kecil itu pun mengangguk senang lalu menerima buku gambar itu dengan hati yang sangat bahagia.

“ Terimakasih” ucapnya.

“Sama-Sama”

1 detik

10 detik

20 detik

Lelaki itu tak kunjung pergi dari hadapan gadis tersebut. Hal itu  membuat gadis kecil dengan jilbab putihnya mengerutkan kening pertanda ia kebingungan.

“Ada apa?” tanya gadis itu. Lalu djawab dengan gelengan kepala.

“ Kenalin. Nama aku Aditya Dirandra” ucap lelaki itu sambil mengulurkan tangannya. Dengan senang hati gadis itu menerima uluran tangan Aditya lalu berkata “Namaku Athira Ardillah” ucap gadis kecil itu.

Sejak perkenalan singkat itu rentetan peristiwa-peristwa pun mulai terjadi yang  melibatkan mereka berdua. Hingga akhirnya sebuah perpisahan terjadi dengan tiba-tiba.

***

SCHEIDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang