34. Pernikahan

36 7 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMENTNYA ❤️

33. Pernikahan

Jangan menatapku seperti itu. Tatapanmu membuatku salah tingkah hingga aku hilang arah dan perlahan patah

***

Padang, 15 Desember 2021

Selesai magrib, sekitar jam tujuh malam bang Aldo menjemputku menggunakan rush putih miliknya.  Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa untuk saat ini. jujur, aku sangat deg-degan. Bagaimana bisa kau dan bang Aldo bisa sedekat ini. Sedangkan dulu keyika dia datang kerumahku aku malah kabur ke kamar.

Bermacam-macam pertanyaan juga memenuhi pikiranku. Apa maksud bang Aldo mengajakku ke pesta pernikahan temannya? Apa bang Aldo tau jika aku pernah menyukainya? Atau mungkin bang Aldo hanya menganggap ku sebatas sanak saudara saja?

Ahhh pusing dengan pikiran, aku pun langusung mengunci pintu kamar kostku. Aku berjalan menuju mobil bang Aldo. Dia pun keluar dengan pakaian yang cukup berbeda. Dulu aku melihatnya selalu melihatnya menggunakan baju futsal . Malam ini dia terkihat berkali-kali lipat lebih gagah. Jas hitam dengan kaos putih yang melekat pas di tubuh atletisnya, dipadukan dengan celana hitam dan sepatu sneakers.

Sedangkan aku menggunakan sebuah baju gamis bewarna navy dan warna hijab yang senada juga. Aku meneliti pakaianku dari atas sampai bawah. Apakah penampilanku terlalu berlebihan. Soalnya aku merasa jika bang Aldo terlalu intens menatapku.

 Soalnya aku merasa jika bang Aldo terlalu intens menatapku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Mmmm kenapa bang? Berlebihan banget ya?” tanyaku padanya.

“Apanya yang berlebihan?” dia malah balik bertanya padaku.

“Pakaian aku” jawabku sambil meringis malu.

“Enggak kok” kata lelaki itu sambil mengalihkan pandangannya.

“Terus kenapa liatnya gitu banget” tanyaku penasaran.

“Biasanya aku ngeliat kamu Cuma pakai piyama. Kalau gak warna biru yang warna pink. Terus suka lewat depan rumah, karena kamu mau beli sesuatu ke warung dekat rumah aku. Sekarang, ngeliat kamu kayak gini seperti berubah wujud. Dari seorang gadis kecil seperti adikku, kini berubah wujud menjadi seorang gadis dewasa” katanya sambil tersenyum.

Ahh iya. Dulu semasa SMA aku sangat senang menggunakan piyama bewarna biru muda dan pink itu.

Rasanya nyaman saja. Aku juga sering berpapasan dengan bang Aldo dalam keadaan aku hanya memakai piyama. Wajar saja, aku tidak hobi memakai pakaian yang ribet.

Satu kalimat yang diucapkan bang Aldo berhasil menghancukan hatiku “Dari seorang gadis kecil seperti adikku, kini berubah wujud menjadi seorang gadis dewasa”

Apakah itu artinya bang Aldo hanya menganggapku sebagai adiknya selama ini? ahhh malang sekali nasibku.

“Yaudah yuk kita berangkat” ajaknya. Lelaki itu langsung masuk dan duduk di kursi kemudi.

SCHEIDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang