26. Truth or Dare

69 32 8
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMENTNYA ❤️

Truth or Dare

Nyatanya permainan ini hanyalah  jebakan untuk mencari sebuah kejujuran ~



***


Painan, November 2020

Semenjak Andra menyatakan perasaan malam tadi aku menjadi gelisah tak karuan. Apalagi ketika aku bertemu dengan kak Hani, aku jadi merasa bersalah terhadap nya. Ntah Cuma perasaan ku saja, aku merasa jika kak Hani sedang menghindariku.

Seperti saat ini, hanya terdengar suara dentingan sendok dan meja di hadapan kami. Saat ini kami sedang sarapan pagi, sarapan ini sudah disediakan karena kami menginap disini.

Tak ada yang spesial. Hanya sepiring nasi goreng dengan paket komplit, segelas susu dan segelas teh hangat. Ada juga buah-buahan yang tersaji di atas sini.

“Jadi kita mau lanjut kemana hari ini?” tanya Fikri saat sarapan paginya sudah habis.

“Pulang aja” kata kak Hani cuek.

Mendengar jawaban kak Hani  jantungku semakin deg-degan. Aku takut jika kak Hani mengetahui kejadian antara aku dan Andra tadi malam.

“Yaelah. Gak usah bercanda Lo Bambang. Masa iya mau pulang. Dah jelas lu yang kekeh mau liburan” balas Fikri santai sambil mengupas sebuah apel merah ditangannya.

“Serius. Kita pulang aja” kata kak Hani ketus.

“Apa-apaan sih Han.” kata Andra pada Hani.

“Kenapa Dit? Ada yang salah emang kalau aku mau pulang? Toh juga gak ada yang peduli kan” kata kak Hani sinis.

“Sebelum pulang aku mau main game sama kalian dulu. Hitung-hitung sebagai kenangan” katanya lalu mengambil sebuah botol air mineral dari dalam kulkas.

“Main apa kak?” tanyaku padanya.

“Truth or Dare” jawab kak Hani dengan mantap.

“Alahhh, permainan alay kayak gitu masih aja dimainin.” Jawab Fikri asal.

“Gak ada penolakan. Semua yang ada disini harus ikut main. Tanpa terkecuali” kekeh kak Hani.

“Aneh banget lu pagi ini. Lagi dapet? Minum kiranti gih”

Aku tidak habis pikir dengan Fikri, masih bisa-bisanya dia bercanda ditengah keadaan setegang ini.

Ku lihat kak Hani memutar botol itu. Dan berhenti dihadapan Fikri. Fikri yang mengetahui hal tersebut langsung kaget, karena dia tidak siap dengan semua ini.

“Ehh buset kok gue sih” katanya terkejut.

Melihat keterkejutan Fikri, bang Fajar dan Andra pun tertawa. “Mampus loh Fik” tawa bang Fajar.

“Biar gua yang ngasih. Truth or dare” tanya Andra pada Fikri.

“Gak gak. Apaan sih” elak Fikri.

“Alah Cemen Lo” ledek bang Fajar.

“Kan udah aku bilang, gak ada penolakan” kata kak Hani kesal.

“Buset. Serem banget lo Han. Yaudah Karena gua mau jujur gua pilih Dare” jawab Fikri Mantap.

“Gak nyambung goblok” kata bang Fajar. Dan Fikri hanya membalas nya dengan anggukan.

“Chat semua mantan Lo. Bilang kalau Lo ngajak balikan” tantang Andra pada Fikri.

“Ahhh segampil itu mah.” Kata Fikri.
Cowok itu pun mengeluarkan ponselnya. Lalu mulai mengirim satu persatu pesan kepada para mantan.

“Citra balikan yuk” kata Fikri sambil mengetik pesan di handphone nya.

“Putri balikan yuk” katanya lagi sambil mengetik pesan.

“Tasya balikan yuk” katanya untuk yang ketiga kalinya.

Aku yang melihatnya pun bergidik ngeri “Emang mantan kamu ada berapa sih? Kok kayaknya banyak banget” kataku.

“Cuma tiga doang kok.” Jawab Fikri.

“Cuma?” aku terkejut mendengar perkataan Fikri.

“Dikit atuh. Teman gua ada yang sampe tujuh” katanya dengan santai.

“Ehh buset. Di balas citra ni chat gua.” Kata lelaki itu heboh.

“Apa katanya?” tanya Andra.

“DASAR LO FUCKBOY. Pake capslock semua njayyy” kata Fikri membaca kan balasan chat Citra.

“Udah kan? Dah puas Lo semua. Lanjut, biar gua yang mutar tu botol” Fikri pun mengambil botol yang ada di hadapannya. Lalu diputarnya, dan berhenti tepat di hadapanku.

Deg

Aku terkejut saat mendapati jika botol itu berhenti dihadapan ku. Aku takut diberi pertanyaan yang tidak-tidak dan sejenis tantangan gila.

“Mampus Lo Dil” ejek Fikri padaku.

“Biar aku yang nanya. Kamu milih truth atau dare” kata kak Hani.

Namun dari ekspresi wajahnya aku melihat sedikit keganjalan.

Lebih baik aku memilih truth saja. Jika aku memilih dare aku takut jika diberi tantangan seperti Fikri.

“Truth kak” jawabku sedikit ragu.

“Alahhh Cemen Lo” ledek cowok itu lagi.

“Hmm bagus deh. Aku yang nanya ya.” Kata kak Hani lagi.

Tiga orang lelaki yang ada disini hanya mengiyakan saja. Sedangkan aku sudah mati ketakutan menunggu pertanyaan dari kak Hani.

“Ada gak orang yang kamu suka diantara mereka bertiga” tanya kak Hani padaku.

Aku tak menyangka jika kak Hani memberikan  pertanyaan itu. Aku melihat satu-satu wajah mereka. Fikri dengan wajah bingungnya, bang Fajar dengan wajah terkejutnya dan Andra dengan wajah tegangnya.

“Ayo jawab” desak kak Hani padaku.

“Ehh gak ada kok kak” jawabku pada akhirnya. Memang benar, untuk saat ini aku tidak menyukai siapapun.

Tidak tahu kalau nanti, tunggu saja.

“Kamu yakin dengan jawaban kamu?” selidiknya lagi.

Aku tergagap menghadapi kak Hani. Apa maksudnya menanyakan hal itu padaku.

“Yakin kak” kataku sambil sekilas menatap Andra.

Entah kenapa, aku merasa tidak tenang.

“Kebohongan terbesar yang pernah kamu lakukan di hidupmu apa?” tanya kak Hani lagi. Wanita itu terus menanyaiku. Aku terdiam mendengar pertanyaan nya.

“Atau mungkin, bagaimana perasaan mu saat orang yang kamu suka ternyata malah menyukai temanmu?” tanyanya lagi.

Aku mendongak kan wajah ketika mendengar pertanyaan terakhir yang dilontarkan oleh kak Hani.

“Kenapa? Kamu tersendiri dengar pertanyaan aku.” Katanya sambil tertawa sinis.

Aku yang dituduh seperti itu pun merasa iba.

“Apa-apaan sih Han. Udah lanjut lagi.” Kata Andra hendak menyelesaikan masalah.

“Kenapa emangnya Dit? Ahh iya, gimana perasaan kamu setelah lima tahun kamu tidak bertemu dengan teman masa kecil yang pernah kamu ceritakan itu?” Tanya kak Hani pada Andra.

Apakah kak Hani mengetahui semuanya? Tapi dari mana dia tahu.

“Kalian semua pembohong. Aku ngerasa jadi orang paling bodoh diantara kalian. Udah berapa lama kalian ngebohongin aku. Aku bodoh, kenapa aku gak ngeh waktu aku dengar kalau Dilla gak pernah manggil Fikri sama Adit dengan embel-embel Abang. Ternyata kalian udah kenal dari dulu. Dan ternyata kamu orang yang diceritakan Adit. Dan aku juga tahu, kenapa Adit gak pernah ngebalas perasaan ku. Ternyata, dia suka nya sama kamu”. Kata kak Hani sambil menetes kan air mata.

“Kak” panggil ku pada kak Hani.

“Kenapa? Kamu mau ngetawain aku?” tanya kak Hani sambil tersedu.

“Bukan gitu” kataku pelan.

“Kamu mau ngebohongin aku segimana lagi?” cewek itu menangis sambil tersenyum.

“Aku kecewa sama kalian. Dan kamu Fajar, kamu masih bisa diam padahal kamu tahu kebenarannya. Katanya kita sahabat” kak Hani sepetinya merasa kecewa kepada bang fajar.

“Ini semua demi kebaikan kamu juga Han” kata bang Fajar memberi pengertian.

“Demi kebaikan apanya. Demi kebaikan kalian iya” kata kak Hani sedikit nge-gas.

“Dah lah. Hari ini aku mau pulang. Kalau kalian mau tetap senang-senang disini silahkan.” Kata kak Hani lalu pergi meninggalkan meja makan.

“kita pulang bareng Han. Aku, fajar sama kamu. Fikri tolong anterin Dilla pulang” kata Andra lalu menyusul kepergian kak Hani.

“Semuanya akan baik-baik saja. Jangan khawatir” kata Andra sebelum pergi.

***

JANGAN LUPA VOTE AND COMENTNYA ❤️



SCHEIDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang