03. Orang yang Sama

250 142 39
                                    

Orang yang sama

Setika jump scare di film horor tidak bearti apa-apa dibandingkan jump scare yang ku dapat saat aku mengetahui jika aku dan temanku menyukai orang yang sama~

***

Perawang, Oktober 2018

Apa yang kamu rasakan ketika kamu dikelilingi oleh para siswa-siswa ambis dikelas mu?

Minder? Pasti

Mungkin hampir setiap hari aku merasa insecure pada diriku sendiri. Aku merasa menjadi siswa yang paling bodoh dikelas sepuluh mipa satu ini. Bagaimana tidak? Terhitung ada enam kali ulangan matematika wajib salam satu semester, dan aku remedial sebanyak empat kali. Miris bukan?

Kalau kata teman-teman dekat ku aku cukup pandai. Namun, aku kurang teliti. Tapi tetap saja, selama aku belajar dikelas unggulan itu aku merasa tertekan. Untungnya, aku punya teman-teman yang baik. Seringkali aku bertanya pelajaran jika aku tidak mengerti saat guru menjelaskan. Dan untungnya dengan tangan terbuka mereka mau mengajariku.

Hampir seluruh isi kelas sudah ku kenali, kami dahulu kami berasal dari sekolah dasar yang sama. Ketika melanjutkan pendidikan ke sekolah menegah pertama, banyak yang berpencar dan dipertemukan kembali saat masa putih abu-abu.

"Gaessss tadi aku papasan sama dia di jalan mau kekantin" ucap salah satu temanku. Sebut saja namanya Sindy.

"Sama siapa sih? Kok kayaknya bahagia banget" kata ku penasaran

" Tadi dia papasan sama ayang embeb nya" jawab syifa sambil memakan gorengan yang baru ia beli dari kantin.

"Ohhh,, abang yang itu ya?" kata Anggra semangat.

"Iya" jawab Sindy dengan girangnya

"Yang mana sih? Namanya siapa?" tanya ku mati penasaran.

"Gak boleh tahu. Because, this is a secret" jawab sindy, kemudian ia duduk dibangkunya.

"Hmmm yaudah deh. Anggra kawanin aku ke toilet yuk" ajak ku pada Anggra. Padahal jarak dari kelas ke toilet hanya lima langkah saja.

Sepertinya sudah kebiasaan kaum hawa jika ingin ketoilet pasti membawa teman. Dalam hati aku masih bertanya-tanya sebenarya siapa sih orang yang dimaksud Sindy tadi. Apa mungkin ku tanya saja pada Anggra, mungkin dia mau memberitahuku.

Ketika sampai ditoilet, ternyata sudah ada dua orang yang mendahului ku. Dengan terpaksa kami harus mengantri. Padahal ada banyak toilet disekolahku. Jika ku katakan bahwa sekolahku memiliki kurang lebih dua puluh toilet apakah kalian akan percaya? Namun itulah kenyatannya.

"Anggra, siapa sih orang yang dimaksud sindy?" tanya ku lagi.

"Haduh Dil, maaf ya aku gak bisa kasih tau. Soalnya udah janji sama Sindy" kata Anggra.

"Hffttt yasudahlah. Oh iya Anggra tau kan kakak pembimbing di pleton satu waktu itu?" tanya ku pada Anggra.

Ku lihat dia sedikit berpikir lalu menjawab "Iya Anggra tahu kok, emangnya kenapa?" tanyanya sedikit was-was.

"Gapapa. Dia baik, manis pula. Waktu itu dia juga bertanggung jawab saat ada adik didiknya yang melakukan kesalahan" kata ku.

SCHEIDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang